Berseteru dengan Angga

39 3 0
                                    

"Hahaha... aku bukan cowok seperti yang kamu kira ya, Dea. Aku tetep sayang sama kamu kok"

"Iya Zac, aku juga sayang kamu"

°°°°°

Beberapa hari telah berlalu, bagaikan lembaran-lembaran halaman buku yang tertiup angin....

Sebenarnya aku akan menghabiskan waktuku dengan sebaik-baiknya bersama sahabatku di Jakarta sebelum aku pindah sekolah ke Malang.
Iya, jadi sebenarnya rencana kepindahanku ke Malang udah aku rencanain sejak 4 bulan sebelum UKK.

Aku mengerjakan beberapa tugasku, memperbaiki nilaiku, menjalin komunikasi dengan banyak orang, dan menjelajahi daerah-daerah di Jakarta yang belum aku ketahui bersama teman-teman.

Hingga suatu ketika pada hari Sabtu sepulang sekolah, Dea mengajakku untuk pergi ke rumah Angga, karena ada temannya yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.

Karena aku tidak punya motor, dan juga belum punya SIM. Apalagi kondisi kota Jakarta yang tidak bersahabat kepada pengendara motor seperti aku, beserta banyaknya razia dimana-mana.

Maka, Dea-lah yang selalu membawa motor setiap kali kita bertemu. Tetapi ia tidak pernah mempermasalahkan hal itu.

Ia benar-benar sangat menyayangiku, begitupula denganku. Mungkin inilah jodoh yang tepat buatku setelah kutinggalkan Grace begitu saja.
Aku tidak merasa bersalah sama sekali ketika meninggalkannya hingga sekarang. Aku yakin karma pasti akan menemuiku, tapi tidak dengan hubunganku dan Dea.


°°°°°

Aku berencana menembak Dea ketika ketemuan dengannya pada hari Sabtu nanti.
Aku lebih memilih menembaknya saat ketemuan daripada di chat.

Aku sudah merencanakannya matang-matang dengan Dea, dan dia siap akan hal ini. Jadi, kuyakin tidak ada masalah apa-apa nanti.

Hingga tibalah saat-saat itu.
Setelah pulang sekolah jam setengah 10, aku langsung pergi ke sebuah masjid dekat sekolahku untuk menunggunya datang.

Sekitar 15 menit kemudian, ia datang dan mengantarkanku ke rumah Angga, kemudian kami lanjutkan ke rumah sakit yang jaraknya tidak jauh dari situ.

Aku naik motor bersama Angga, sedangkan Dea menunggu di rumah Angga.

°°°°°

Setelah berkunjung dirumah sakit, dan sebelum pulang ke rumah Angga, aku menyempatkan untuk nongkrong di sebuah warkop.

Aku memesan mie goreng sedangkan Angga memesan bubur. Kami sempat terdiam beberapa saat.
Seketika terngiang dalam pikiranku tentang ucapan Angga kepadaku ketika di sekolah.

Aku penasaran dengan ucapan Angga waktu itu, maka aku menanyakannya kepada Angga,

"Ngga, sebenernya gue masih nggak paham maksud elo tentang Dea"


"Yang mana, Zac?"


"Masa sih Dea ngerokok, make narkoba, dia kan cewek perumahan dan yang bikin gue makin nggak percaya, emang elo mantannya?"

"Demi Allah Zac, dikamar gue noh ada Qur'an, apa perlu gue bersaksi didepan Qur'an hah?!"

"Tapi dia enggak ngakuin elo mantannya, gue pernah nanyain dia, tapi dia malah ngomong dengan nada tinggi, emang aku mantannya Angga apa?!, gue percaya aja, apalagi kan katanya dia cewek perumahan"

"Hah?! Cewek perumahan mbahmu! Dia itu cewek tongkrongan, Zac, entah udah berapa kali dia ngisep sabu, dicobain ama laki-laki gak jelas.
Mungkin itu alasannya kenapa elu nggak pernah kerumahnya! Iya kan?!"

"Iyasih Ngga, gue percaya ama elo, elo kan sahabat gue. Tapi.."

Belum selesai ngomong, Angga udah nyaut duluan...

"Zac, jujur ya, dia itu cewek brengsek, dia tuh manis didepan tapi busuk di belakang. Gue sih sebenernya nggak pengen ngenalin elu ama dia, tapi entah kenapa kalian bisa ketemu dan saling suka.
Jujur ya, gue nyesel pernah kenal ama dia, dia tuh cewek nggak tau diuntung Zac, mending ya elu tinggalin dia,

Sekarang..."

"Ahh nggak ah Ngga, gue udah ninggalin Grace, masa gue ninggalin Dea sihh..
Gue gak mau terjebak dalam lubang yang sama, mungkin Dea kek gitu. Okelah.. tapi gue sanggup kok nerima keadaanya, dan gue sanggup kok membimbingnya..."

"Yaudahlah seterah elu, Zac. Gue cuma nyaranin doang. Emang bener kata orang-orang, cinta itu bukan sekedar buta tetapi membutakan, padahal udah tau kek gitu tapi tetep aja dipertahanin. Cuma gue nggak mau elu nyesel aja ya Zac dan jangan ampe elu nyalahin gue gara-gara masalah ini. Gue nggak mau ikut campur"

"Akkhhh.. elo tuh sok tau banget sih, elo cemburu kan, karena dia mantan elo, udah ah kita balik aja kerumah!!"

Tapi, Angga tidak menghiraukan perkataanku dan berjalan ke motornya sambil menghisap secuil sisa rokoknya..

Lanjut part berikutnya...

Like ya👍👍👍💞💕

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang