Happy Reading....
Damian Pov
Aku melihat keadaan Elena kian memburuk, tubuhnya demam dan muntah-muntah. Aku khawatir dia hamil, aku takut Elena mengandung anak Raffael, aku membujuk Elena ke rumah sakit namun dia menolak. "Elena... Bagaimana aku bisa menyetubuhimu jika kau sakit.." candaku membuat Elena melotot. "Kau... Tak bisa kah di kepalamu itu aku. Bukan seks!" gerutunya sambil memincingkan mata indahnya. "Kedokter ya?" bujukku sambil mengecup keningnya. Elena merenggut "Damiann..." ucapnya panik menahan sakit. Aku kaget Elena minisan lagi, aku memeriksa suhu tubuhnya masih tinggi dan ada bintik merah di kulitnya. Aku segera menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke dalam mobil menujuke rumah sakit tanpa penolakan lagi.
Elena di rawat, dokter sedang mencek semua yang ada di tubuhnya mulai dari cek darah, byopsi dan entah apa lagi, aku tak paham dengan nama istilah kedokterannya. Aku berjalan menuju tempat pembayaran. "Mr Wright?" sapa seorang gadis cantik, model yang menggiurkan. "Natalie?" tanyaku heran menemukannya berada di rumah sakit. "Kau sedang apa?" tanya Natalie. "Emh... kekasihku sakit." ucapku jujur. Natalie tampak tak suka dengan pernyataanku. " Kau sendiri?" tanyaku "Aku cuma cek kesehatan.." tukasnya terlihat gugup. Aku tersenyum "Baiklah, aku akan mengurus administrasi dulu.." pamitku. Natalie tampak tertarik padaku, dia cantik dan seksi, ada kemiripan antara Elena dan Natalie tapi aku sudah jatuh hati pada Elena.
Aku bingung kenapa dokter belum menyerahkan hasil labnya, terus saja dilakukan pemeriksaan dan tes darah. "Elena, sabar ya?" pintaku. Elena.sudah berkaca-kaca memintaku pulang. "Aku lebih baik bercinta denganmu 1000 kali dalam sehari daripada diam disini." rutuknya sambil bergelayut manja di tubuhku. Aku terkekeh, otaknya mulai mesum sepertiku dan ya aku rindu meniduri gadisku. Dokter menghampiriku. Akhirnya...
Aku menatap bisu dokter itu. "Lekeumia Limfobastik akut ?? Bagaimana bisa??" ucapku lemas. Sel darah putih memakan sel darah merah karena tulang sunsumnya memproduksi sel darah putih secara abnormal. Dan yang membuatku khawatir dan sangat ketakutan, Elena hamil.
Aku berlari ke taman rumah sakit, meraung dan menangis. Aku tak mau kehilangan Elena, andai Elena hamil anak Raffa?? Apa bisa aku memasrahkan wanita yang aku cintai kepada orang lain? Aku memang egois tapi akan lebih menyakitkan jika mengetahui seseorang yang hidupnya takkan lama lagi harus aku lepas. Apa Elena bahagia denganku dan mau untuk menghabiskan sisa umurnya denganku atau dengan cinta pertamanya, Raffael?
Aku menatap wajah Elena yang memucat, dokter sedang melakukan transfusi darah agar kesehatannya tidak semakin memburuk.
Elena Pov
Aku tahu, sakitku pasti parah. Kenapa dokter memasang banyak selang di tubuhku? Aku menatap wajah Damian yang penuh dengan gurat kelelahan. Aku tersenyum ke arahnya dan dia membalas senyumanku. "Damian...." ucapku lembut dan pria itu hanya menatapku dengan tatapan sedih. Aku menarik tubuhnya dan menciumnya dengan penuh sayang. "Aku baik-baik saja... Kau jangan khawatir..." ucapku membuat air mata Damian semakin deras membasahi pundakku. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Damian membuatku bingung. "Aku kenapa?" tanyaku dan Damian melepaskan pelukanku. "Kau sakit.... Dan... Kau hamil...." ucap Damian membuat tubuhku menegang, anak Raffa atau Damian? Aku meneguk salivaku dengam berat. "Berapa usia kandunganku?" tanyaku. "Kau mau USG?" tanya Damian, kami sempat terdiam terlarut dalam pikiran kami masing masing, mungkin kami sama-sama ketakutan akan hasilnya. "Siapapun ayahnya, aku akan sportif, andai itu anak Raffa dan dia tak mau mengakuinya, aku rela menjadi ayahnya dan akan aku buat dia menjadi anakku... "goda Damian membuat wajahku merona, aku tahu maksud mesum ucapannya. "Tapi, jika Raffa mau menerimanya dan kau ingin kembali. Aku akan melepaskanmu...." ucap Damian membuat hatiku sakit. Aku menangis "Aku harap ini anakmu..." isakku dan Damian memelukku dengan erat.
Aku menghela nafasku, membaca hasil pemeriksaanku. Janin yang ada di perutku berkisar 8 minggu, Damian menunduk. Aku tahu hatinya terluka dan sedang menguatkan diri untuk menerima kenyataannya. Aku memeluk Damian dengan erat dan dia menangis. "Sebenarnya, Raffa mencarimu sebulan yang lalu. Dia ingin menemuimu..." ucap Damian pelan. " Kenapa kau tak bilang?" tanyaku kaget. "Aku takut kehilanganmu..." ucapnya sedih. "Tapi seharusnya kau jujur padaku!" ucapku ketus membuat Damian semakin merasa bersalah. " Maafkan aku.." ucap Damian "Aku tak mau bicara denganmu lagi!" ucapku cepat. "Aku mohon maafkan aku..." isaknya. Aku hanya bisa menatapnya bingung.
Bersambung....
thanks for reading, jangan lupa vote dan komennya.
muaah....
KAMU SEDANG MEMBACA
Save My Life (TAMAT)
RomancePenantian seorang gadis bernama Elena Cruz yang jatuh cinta kepada Raffael Williams Ford seorang pria kaya bertangan dingin yang memiliki kekayaan yang sampai 10 turunan pun takkan habis. Tanpa disangka-sangka Elena mengidap penyakit parah dan membu...