Part 7 : Morning Kiss

9.7K 506 4
                                    

Happy Reading...



Elena Pov

Aku menatap wajah polos Raffa yang sedang tertidur, sungguh terlihat damai. Aku menyentuh halis dan bulu matanya yang lentik. Tanpa aku sadari Raffa membuka mata dan langsung menyerudukku dengan bibirnya yang kenyal dan hangat. Dia menciumku cukup dalam. "Morning kiss!" ucapnya sambil tersenyum lalu menatapku, aku hanya bisa melotot kearahnya dengan tubuhku yang terasa rontok tak berdaya. "Mandilah... kita harus ke kampus bukan?" ucapnya sambil menjawil hidungku lalu pergi ke kamar mandi. Namun sebelum menutup pintu kamar mandi "Emhh... mulai hari ini, kau harus terbiasa memberiku morning kiss? Oke?" ucapnya lalu tertawa keras dan mengunci kamar mandi "Sinting!!" pekikku kesal.


*****

Mr. Dylan memberiku tugas kelompok dengan anggota secara random. Dan aku berpasangan dengan William Perth, Raffa tampak murka aku berduaan dengan Will. Padahal dia sendiri berpasangan dengan Fonda anggota girl band itu. "Elena.." panggil raffa sambil berbisik membuatku jengah karena sedari tadi dia terus memanggilku dan memberi aba-aba yang tidak aku mengerti "Raffa ayolah, ini cuma tugas kelompok!" ucapku ketus Raffa melotot ke arahku. "Jangan macam-macam" ancamnya sambil menjulurkan lidahnya seperti anak kecil. Aku hanya bisa mendengus kesal "Kekasihmu sungguh berisik!" protes Will "Dia bukan kekasihku!" tukasku cepat. "Oh ya?Baguslah!"tanya Will tak percaya "Sudalah kita mau kerja kelompok, bukan bergosip!" ucapku sambil menatap materi tugas yang diberikan. Sial, aku tak bisa fokus untuk membaca tugas ini. Dengan sengaja William menaruh tangannya dipundakku, aku melotot ke arahnya dan dia hanya terkekeh. Aku segera menepis tangannya sambil mataku mencari sosok Raffa. Namun dia malah memeluk pinggangku "Emh.. kau ada hati padanya huh?" bisik Will. "Hentikan!!" jeritku ketakutan. Entahlah aku masih trauma dengan kejadian di motel itu. Teman-teman satu kelas semua menatap kearahku mendengar jeritanku. Begitupun Mr Dylan. Aku menatap ke arah William dengan sorot mata ketakutan "Jangan pernah memperlakukan aku seperti itu.. jangan pernah!" isakku histeris tiba-tiba Raffa memelukku dan membawaku keluar kelas. Aku menangis ketakutan di pelukan Raffa sambil berjalan meninggalkan kelas.



*****


Raffa menghela nafas "Maafkan kami Mr Dylan, Elena mengalami trauma sehingga dia menjerit di kelas seperti tadi.." ucap Raffa sambil menjelaskan semua kepada Mr. Dylan, berharap Mr Dylan tidak marah dan mau membiarkan aku dan Raffa satu kelompok. Aku hanya duduk di sofa kantor Mr Dylan sambil menatap mereka dengan sorot ketakutan. "Baiklah, kalian bisa sekelompok. Saya tak mau membuat mahasiswa saya jadi terganggu aktivitasnya." ucap Mr Dylan sambil mengawasiku. "Aku akan membawanya ke psikiater, aku tak tahu jika traumanya sampai separah ini." ucap Raffa ikut menatapku. Aku tertegun, ingin aku berbicara bahwa aku baik-baik saja tapi yang ada aku hanya bisa menangis. "Oke, bawalah Mr Cruz sekarang Mr Ford!" ucap Mr Dylan "Semoga cepat sembuh Ms. Cruz!" ucap Mr Dylan sambil tersenyum kearahku. Aku hanya membuang muka lalu menunduk.

Elena menatap kearah Raffa "Kita ke psikiater." ucapnya sambil menyalakan mesin kendaraannya. "Tak usah..." ucapku pelan. Raffa menatapku intens "Kau aneh.. Ma..maksudku kau tak bisa seperti ini terus. Kau harus kuat." ucap Raffa bingung menghadapi sikapku. Aku menangis pilu dibilang aneh "Aku takut...." isakku. Raffa mematikan mobil dan memelukku dengan erat. "Aku akan melindungimu sayang..." ucapnya pelan memberiku ketenangan. "Kita ke dokter sesudah itu kau boleh istirahat, ok?" ucapnya lembut dan aku hanya bisa mengangguk.

Dr Darwin menyuruhku therapy setiap akhir pekan agar aku bisa terlepas dari traumaku, tadi dia menghipnotisku dan entah apa yang terjadi. Yang pasti Raffa jadi berubah sangat manis kepadaku. "Kau lapar sayang?" tanya dia sambil memberiku senyuman yang manis. Aku terbatuk melihat ketampanannya sehingga Raffa terkekeh "Tolong bersikap normal Raffa!" ucapku sambil meminum air yang disodorkan Raffa. "Aku hanya bersikap manis" ucapnya sambil mengedipkan matanya "Kau genit Mr Ford!!" tukasku. Raffa tertawa kemudian menatapku serius "Emmh... Kau sudah merasa lebih baik?" tanya Raffa lembut. Aku mengangguk, ya hatiku tak lagi merasa takut, aku sangat merasa nyaman didekatnya. "Apa kau menyukaiku? Kau bilang mencintaiku.." ucap Raffa membuatku melotot "Pertanyaan macam apa itu?" ucapku kaget "Kau tadi berkata seperti itu sewaktu di dokter.." ucap Raffa dengan senyum menggodanya "Tidak?" ucapku tak percaya "Di alam bawah sadarmu, yeaah..." godanya sambil tertawa keras. Oh shit!! Apa sewaktu aku di therapy aku berkata yang tidak-tidak? "Itu tidak mungkin!!" ucapku tak percaya. "Aku tak mau therapy lagi!" ucapku lagi kesal. Raffa menghentikan tawanya walau dia masih berusaha menahan tawa. "Kau harus!!" ucapnya "Tidak mau!!" ucapku kesal "Theraphy atau bercinta huh?" tawar Raffa sambil menjawil hidungku. "Jangan mesum Mr Ford, jelas-jelas aku tidak menyukaimu!!" tukasku galak dan Raffa terkekeh. "Buktikan?" ucapnya mulai serius. "Maksudmu?" tanyaku bingung. "Buktikan kalau kau tidak menyukaiku" ucapnya dengan wajah sedikit muram. Mungkin aku sudah menyinggung perasaannya. "Caranya?" tanyaku sambil menatap wajahnya. "30 menit aku akan menyentuhmu dan jika dalam waktu itu kau tidak orgasme aku percaya kau tak ada rasa padaku!" ucapnya membuatku tambah bingung. "Kita hanya berciuman dan meraba. eemh... Aku yang bekerja, jika kau merespon sentuhanku. Kau kalah, bagaimana?" ucapnya. "baiklah, 5 detik" ucapku dengan bodohnya menyetujui permainannya "Apa??" jeritnya "30 menit terlalu lama" ucapku sedikit gugup "20 menit!" tawarnya "5 menit, final!!" ucapku lagi "Oke..." ucapnya sambil tersenyum simpul. "malam kita buktikan dan kalau kau kalah? kau harus bercinta denganku" tawanya menyebalkan "Tidak akan!" ucapkku yakin sambil memberikan ekspresi dingin. Raffa tertawa lalu menyalakan mesin mobilnya dan membawaku ke apartemennya.



Bersambung....

Guys... aku sedikit pengen mengeluarkan unek-unek. Pengen deh rasanya hidup seperti kisah di wattpad hahaha... becanda denk..

Aku cuma mau mengucapkan terimakasih udah setia membaca cerita2 ku, i love u all...

Save My Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang