Damian Pov
Kondisi Elena memburuk, di usia kandungan yang baru genap 7 bulan, dokter menyarankan untuk melakukan caesar. Aku bingung, namun dokter meyakinkan janinnya sehat jadi takkan terjadi apa apa pada bayinya. Dokter mengkhawatirkan jika Elena semakin drop maka bayinya tak dapat di selamatkan.
Raffa memberiku semangat, dia terus menemaniku di ruang tunggu operasi. Natalie pun tampak tegang, menunggu kelahiran keponakannya. Akhirnya dokter keluar dan perawat membawa bayi mungil yang cantik. "Selamat, putri anda lahir dalam keadaan sehat walau pun harus di rawat intensif karena lahir prematur." ucap dokter itu. Aku menatap bayi cantik itu lalu tersenyum. "Bagaimana dengan ibunya?" tanyaku dokter hanya terdiam. "Dokter?" tanyaku. "Kritis. Berdoalah, dia butuh keajaiban." ucap dokter itu sambil berlalu dari hadapanku.
Aku menatap Elena yang tertidur dalam komanya, apa yang harus di lakukan? Dia tak mungkin menerima donor apa lagi kemoterapi. Bagaimana dengan kankernya? Dokter benar, hanya keajaiban yang bisa membangunkan dan menyehatkan Elena kembali. Aku menangis tak tahan merasakan sakit di hatiku. Elena, jangan pergi......
Sudah sebulan berlalu, Natalie mengurus anakku dengan baik. Aku hanya bisa fokus pada Elena dan pekerjaanku. Raffa mengucurkan dana segar ke perusahaanku yang bangkrut dan aku terpaksa mengurusnya agar perusahaanku kembali pulih. Aku memberi nama bayi itu Hellen Wright Ford, akh si Raffael itu yang meminta karena ya memang dia ayah biologisnya walau mata anak itu abu kehijauan seperti mataku.
Natalie menatapku yang sedang menggendong Hellen, bayi mungil ini begitu lucu membuat hatiku menghangat. "Aku takut Elena tak bangun lagi..." desis Natalie yang tanpa aku sadari matanya berkaca kaca. "Dia perempuan yang kuat, aku yakin dia akan sadar." ucapku optimis, Natalie mengangguk pelan sambil menyeka air matanya. "Bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanyaku. "Sudah 80 persen, bajingan itu ingin segera menjadikanku istrinya!" ucap Natalie kesal. "Kenapa, kau tak suka jadi istrinya?" tanyaku. "Ya Tuhan, aku bisa jadi budak seksnya Damian, dia hiper!" ucap Natalie sambil terkekeh. "Well, aku baru tahu dia hiper!" godaku dan Natalie tertawa. "Damiaan...." bisik Elena membuat aku dan Natalie terkejut. "Elena?" ucapku bahagia, istriku tersenyum ketika melihatku dan Natalie. "Kau sadar? Syukurlah...." isak Natalie sambil memeluk Elena. "Aku akan panggil dokter!" ucapku sambil berlari ke luar ruangan.
Elena Pov
Aku menatap kakakku dan Damian, dia orang yang aku sayangi. "Kakak..." ucapku melihat air mata kakakku yang tumpah begitu saja di kedua matanya yang indah. "Aku merindukanmu..." ucap Kakakku. "Aku juga kak.." ucapku sambil merasakan perutku yang sudah rata. "Anakku?" tanyaku. "Hellen? Dia sedang bersama baby sitter untuk menghirup udara segar di luar sana.." ucap kakakku. "Elena, minggu depan aku menikah, aku bersyukur kau sudah bangun. Jadi pernikahanku akan dihadiri oleh adikku..." isak kakakku bahagia. Aku memeluk kakakku penuh dengan rasa sayang.
Aku tak menyangka sudah tertidur sebulan lebih, aku menatap Damian yang sedang menggendong anakku. "Dokter mengatakan anak kita sehat.." ucap Damian dan aku tersenyum bahagia. "Cantik.." gumanku sambil menggendongnya. "Namanya Helen Wright Ford, jangan salahkan aku. Dia yang memaksa!" rutuk Damian sambil menatap sebal ke arah Raffa dan aku hanya tertawa. "Tuan pemaksa!" ucapku. "Kau benar, dia memang tuan pemaksa!" timpal Natalie. Raffa langsung merenggut dan memeluk Natalie. "Kau Akan aku hukum!" ucapnya membuatku geli. Pasti hukuman di atas ranjang!
Hasil pemeriksaan sumsumku dan kak Natalie cocok, jika tak ada halangan, jumat sekarang dokter akan melakukan donor sumsum. Aku sempat menolak karena hari Minggunya kakakku menikah, bagaimana jika kakakku sakit gara gara donor?
Namun dokter meyakinkan bahwa kakakku akan baik baik saja, justru aku yang harus kuat. Tentu saja aku harus kuat demi anakku Helen, Damian dan juga demi menghadiri hari istimewa kakakku.
Akhirnya transplantasi di lakukan dan ya Tuhan..... Rasanya sangat sakit sekali. Tulang belakangku di suntik dengan jarum suntik yang besar dan aku hanya bisa menjerit jerit kesakitan. Padahal dokter sudah memberikan anatesis ke kulitku.
Tubuhku demam dan terasa sakit. Aku dimasukan ke ruang intesif karena kondisiku sepertinya kritis, aku benar benar tak bisa bergerak. Bahkan untuk membuka mataku saja aku tak mampu.
Aku hanya bisa mendengar percakapan orang orang yang ada di sekitarku, setidaknya aku lega, kak Natalie baik baik saja. Bahkan dia memohon kesembuhanku agar aku bisa menghadiri pernikahannya. Ya Tuhan.... Sembuhkanlah aku....
Tbc
Besok part terakhir dan epilog ya, thanks for reading.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Save My Life (TAMAT)
RomansaPenantian seorang gadis bernama Elena Cruz yang jatuh cinta kepada Raffael Williams Ford seorang pria kaya bertangan dingin yang memiliki kekayaan yang sampai 10 turunan pun takkan habis. Tanpa disangka-sangka Elena mengidap penyakit parah dan membu...