Part 24 : Ketulusan

7.4K 436 7
                                    


Happy Reading.....


Author  Pov

Damian menatap Elena tak percaya. "Kenapa kau lakukan itu?" tanya Damian perih. "Damian pergi.." ucap Elena. "Sampai jumpa Damian!" ucap Raffa sambil mendorong tubuh Damian lalu menutup pintunya. Damian terdiam, tubuhnya terasa kaku.

Elena terus menatap ke arah pintu, Raffa tertegun menatap Elena yang tampak menderita. "Apa itu sudah benar?" tanya Elena pelan membuat Raffa bingung. "Aku sudah menyakiti Damian.. Kenapa aku juga ikut terluka? Bahkan rasanya lebih sakit dari kematian...." tanya Elena sambil menyentuh dadanya. Seperti ada sesuatu yang merenggut nyawanya. "Raffa, aku ingin mati saja. Aku rasa lebih baik kau renggut nyawaku daripada memberiku kehidupan seperti ini." ucap Elena sambil terisak membuat Raffa tambah bersalah. "Kau bukan Raffa yang aku kenal, aku takut padamu.. Aku semakin yakin Damian orang baik..  ya dia bajingan tapi dia memiliki hati yang bersih... Sedangkan kau? Kenapa kau jadi seperti ini?" ucap Elena sambil menatap Raffa. Matanya penuh menyiratkan rasa luka dan derita. Raffa menarik nafas. "Maafkan aku Elena..." ucap Raffa.

Semenjak kejadian itu Elena mengurung diri dan menolak untuk makan. "Kalau begini terus kau bisa drop dan bagaimana dengan bayi kita?" tanya Raffa gusar namun Elena hanya diam dan menangis. "Aku mohon Elena, oke aku akan melakukan apapun asal kau bahagia Elena!" ucap Raffa. "Kau bohong, janjimu akan membantu Damian mana? Aku meninggalkannya pun kau tetap menghancurkannya." isak Elena  "Semua sudah terlambat, aku sudah menyakiti kebahagiaanku, aku sudah membuangnya Raffa. Biarkan aku seperti ini.." ucap Elena sambil membalikan tubuhnya membelakangi Raffa. "Kau..." ucap Raffa kehabisan kata kata. "Ada Damian atau tidak, aku pasti mati, kan?" ucap Elena serak. "Aku sudah tak ada harapan..." isaknya perih membuat hati Raffa  sakit.

Raffa termenung, kenapa dia menjadi sekejam ini? Elena benar Raffa sudah bukan Raffa yang dulu lagi. Raffa berjalan menyusuri kantor Damian yang sudah di segel, Raffa melihat Damian yang sedang termenung di depan gedung dengan tatapan kosong dan Raffa pun mendekati Damian.

Damian Pov

Aku berjalan menyusuri jalan, mobil dan apartemenku di sita oleh Bank dan aku tinggal di sebuah rumah kecil yang tetanggaku sewakan dengan murah karena kasihan.  Aku berjalan menuju bekas kantorku sambil terus merenung. Elena ikut andil? Aku yakin Natalie pasti yang memaksanya, aku yakin Elena tak seperti Natalie.

Aku menatap gedung yang menjulang tinggi, dulu aku begitu kaya raya. Apapun yang aku mau aku bisa mendapatkannya. Namun sekarang.....

Harta? Sekarang percuma aku kaya tetapi orang yang aku cintai pergi. Tak terasa air mataku menetes. "Aku akan membantumu Damian..." ucap Raffa mengagetkanku. "Tak perlu Rafda, uang memang penting tapi... Aku rasa harta itu seperti Elena. Kita bisa mendapatkannya dengan kerja keras namun jika Tuhan berkehendak lain. Kita bisa jatuh miskin dengan mudah seperti membalikan telapak tangan. Seperti Elena, kita terus memperjuangkannya tapi jika akhirnya Tuhan mengambilnya.. Apa yang harus kita lakukan?" tanyaku membuat Raffa menatap nanar gedung kantorku dulu. "Kita harus ikhlas dan bersabar bukan?" tanyaku lagi. Raffa menatapku. "Aku tak membutuhkan harta itu lagi, untuk apa? Elena sudah memilihmu." ucapku perih.  "Elena sangat mencintaimu." ucap Raffa.

Deg

Jantungku terasa berdegup kencang, hatiku menghangat. Aku tersenyum. "Aku tahu, dia tak mungkin sekejam itu. Natalie pasti dibalik semua ini." ucapku. "Natalie terobsesi padamu." ucap Raffa sambil terkekeh. Raffa menceritakan semuanya dan yang membuatku kaget, Natalie kakak kandungnya, kenapa bisa sejahat itu?

Raffa menatapku. "Besok kami akan menikah, datanglah... Kau tamu istimewa kami." ucap Raffa membuatku hatiku hancur. "Dengar, menginaplah bersamaku. Elena sedang berada di mansion ayahku, aku ingin mengatakan banyak hal padamu. Aku yakin kau tertarik." ucap Raffa. Aku hanya tersenyum namun Raffa begitu memaksaku. Kami pun mengobrol panjang lebar sambil bercanda, Raffa orangnya asik sekaligus menyebalkan.


Author Pov

Damian mengenakan setelan tuxedo, "Kau harus menemaniku di altar, jadi harus rapi juga.." ucap Raffa. Kenapa pria ini begitu manja kepada Damian. Dia hanya bisa menghela nafas, sebal. "Kau pikir aku tak punya perasaan? Aku harus memberkati orang yang aku cintai bersama orang lain. Oh sinting!" rutuk Damian dan Raffa hanya terkekeh. "Kau takkan pernah menyesali ide gilaku ini!" guman Raffa membuat Damin mendelik sebal. "Ide gila!" rutuknya lagi.

Damian dan Raffa berdiri di altar menanti Elena yang sedang menuju ke arah mereka berdua. Acara sakral ini hanya di hadiri keluarga dan kerabat saja. Damian menatap Elena yang sudah tiba, sungguh sangat cantik dengan perutnya yang jelas membesar. "Sungguh seksi dan cantik. Hmm... Aku sangat menyayangi Elena.." ucap Raffa sambil menepuk pundak Damian. "Dia tetap cantik meski sedang sakit dan hamil." puji Damian dan Raffa menyetujuinya. "Apa kau rela melepaskannya untukku?" tanya Raffa membuat tubuh Damian menegang. "Tentu saja tidak! Tapi jika ini yang terbaik untuknya. Aku ikhlas..." ucap Damian tulus. "Kau terlalu melow!" ejek Raffa membuat Damian mendengus kesal. Elena sudah menghampiri mereka di altar dan alangkah terkejutnya ketika Raffa menggenggam tangan Elena lalu menyatukannya dengan tangan Damian. "Menikahlah... Kau harus bahagia Elena...." ucap Raffa tulus.


Tbc

Save My Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang