Part 22 : Terpaksa

7K 406 2
                                    

Happy Reading....

Author Pov

Damian merasa kepalanya sakit, apa yang terjadi? Damian teringat dirinya menerkam Elena tapi bagaimana dengan Natalie? Bukankah dia waktu itu bersama Natalie? Damian menatap ke arah samping, seorang gadis sedang tertidur dengan tubuh polos di tutupi selimut tipis.

Deg

Damian terkejut. "Natalie?" gumannya dan tak lama pintu kamarnya terbuka. "Damian?" tanya Elena pura pura terkejut melihat Damian dan Natalie pun terbangun karena suara yang dikeluarkan Elena. "Kakak?" tanya Elena tak percaya membuat Damian salah tingkah. "Ini tak seperti yang kau kira.." ucap Damian mencoba untuk menjelaskan. Air mata Elena menetes, bukan karena cemburu dan kecewa tapi karena ini adalah rencana kakaknya dan dia terpaksa mengikutinya. Natalie berjanji jika Elena melepaskannya,  Natalie akan membantu Damian untuk mengatasi hutang hutangnya. "Elena kau percaya padaku kan?" tanya Damian. "Kau boleh meniduri gadis sesuka hatimu Damian, itu hakmu. Tapi kenapa harus kakakku?" isak Elena. "Aku tak tahu apa yang terjadi.." ucap Damian kebingungan untuk menjelaskannya. "Aku membencimu Damian!" teriak Elena lalu berlari keluar dari apartemen Damian.

Damian mendengus kesal. "Apa ini rencanamu Natalie?" tanya Damian tajam membuat keberanian Natalie menciut. Damian segera memakai pakaiannya dan mengejar Elena.

Elena berlari entah kemana, karena dia memang tak memiliki tempat tinggal. Elena memasuki taman dan mencari tempat tertutup lalu menangis sepuasnya. Elena menatap ponselnya, Damian terus menelepon dan mengirim pesan. Elena menarik nafas, langit sudah mulai gelap. Dia tak punya tempat tinggal. Sebuah ide terbersit di kepalanya lalu pergi ke counter ponsel.

Elena tersenyum senang, ternyata ponsel yang dibelikan Raffa bernilai cukup tinggi. Ponsel? Ya Elena tak membutuhkan ponsel, justru dengan tak adanya ponsel mereka akan kesulitan menemukan Elena.

Elena segera menyewa hotel murah untuk tinggalnya semalam. Elena akan berfikir untuk merencanakan hari esok tanpa Natalie, Raffa dan.... Damian!

Ada rasa sesak dan sakit di dadanya ketika menyebutkan nama Damian di hatinya. Elena tak tega memperlakukan ini pada Damian tapi, Elena tak mau merepotkannya lagi. Air matanya menetes, Elena merindukan Damian.....


Damian Pov

Aku menatap nanar ke arah jendela apartemenku, aku yakin ada yang tidak beres antara Natalie dan Elena. Semua terlalu mendadak dan aneh, Oh Elena dimana dia sekarang? Aku khawatir dengan kondisinya. Apa dia bersama Raffa? Aku segera bersiap siap ke kantor Raffa untuk memastikan keberadaan Elena karena ponsel Elena sudah tidak aktif lagi.

Aku menatap Raffa yang sedang menanda tangani berkas berkasnya. "Ada apa?" tanya Raffa ketus. "Kau tahu dimana Elena berada?" tanyaku. "Bukankah kau yang menjaganya dengan baik?" sindir Raffa. "Aku mohon jangan bercanda, aku serius. Elena sedang sakit." ucapku membuat air muka Raffael berubah. "Elena kritis..." ucapku lagi. "Kanker Elena sudah menyebar, jika dilakukan kemo maka bayinya terancam, jika dilakukan kemo ringan kanker akan cepat menggerogoti, jika kandungan di gugurkan di khawatirkan kondisi Elena drop dan sialnya... Cangkok tulang sumsum bisa di laukan setelah Elena melahirkan." ucapku membuat wajah Raffa memucat. "Kau tak becus mengurus Elena, kau berengsek!!" teriak Raffa geram sambil melayangkan bogem mentah ke arah Damian dan mengenai rahang Damian. "Kau yang berengsek, andai dia tak kau hamili dia bisa bertahan tak perlu menggunakan obat dosis rendah yang percuma. Dan kau penyebab hancurnya perusahaanku. Andai aku tak collapse aku bisa mengobati Elena dengan baik. Kau jahat Raffa!" bentakku kesal. "Apa kau bilang? Aku memang sengaja memiskinkan dirimu agar melepaskan Elena!" ucap Raffa sengit. "Kau pikir Elena matrealistis? Dia mencintaiku dengan terbukti sekarang dia tidak lari ke pelukanmu karena aku jatuh miskin!" ucapku penuh kemenangan. Raffa menatapku geram. "Aku lebih baik mencari kekasihku!" ucapku sambil pergi meninggalkan Raffa yang masih tertegun.

Raffa Pov

Aku segera menghubungi orangku untuk mencari Elena. Aku gelisah karena tahu kondisi Elena yang lemah, aku rasa perpisahan Damian pasti karena rencana Natalie. Apa Natalie tahu dimana Elena? Aku segera menemuinya di apartemen.

Aku menatap Natalie yang tampak bahagia. "Jika kau ingin menanyakan Elena, kau cari dia. Misiku untuk menghancurkan hubungan mereka sudah selesai, sisanya tinggal kau untuk membujuknya agar mau menikahimu." ucap Natalie. "Apa yang telah kau lakukan?" tanyaku "Aku menjebak Damian dengan bantuan Elena tentunya." ucap Natalie sambil tersenyum penuh  kemenangan lalu menceritakan kronologisnya.

Aku tak habis pikir, Natalie adalah kakak kandungnya. Kenapa dia tega menjahati adiknya? Ya aku juga sama sangat tergila gila kepada Elena tapi tidak sampai berfikir sampai sejauh ini untuk memisahkan mereka. Akhirnya orang suruhanku sudah menemukan  Elena. Aku segera pergi ke sebuah hotel kecil yang kumuh.

Apa aku salah jika aku ikut andil untuk memisahkan Elena dan Damian? Tapi aku sangat mencintai Elena, aku ingin menghabiskan sisa hidupnya bersamaku. Aku menatap Elena yang sedang merapihkan tempat tidur, aku mengetuk pintu hotelnya dan dia segera membuka pintunya. "Elena..." ucapku bahagia membuat wajah pucat dan cantik itu terkejut. "Raffa?" gumannya tak percaya.

Tbc

Save My Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang