Part 3 : Apartemen

9.9K 590 4
                                    

Happy Reading.....



Elena Pov

Ya Tuhan, sungguh besar apartemen lelaki ini. Raffa pasti anak orang yang super duper kaya, aku serasa mimpi melihat isi apartemennya yang benar-benar mewah.

Ini akan menjadi tempat favoritku untuk menghabiskan waktu sore hariku mengingat hobiku menatap pemandangan yang indah, ketika aku melihat jendela besar yang memamerkan keindahan di atas gedung. "Ini kamarmu, dan ini kamarku. Jangan pernah coba-coba memegang apa yang ada di kamarku, tugasmu hanya membersihkan dan merapihkan." ucapnya. Aku hanya mengangguk senang, aku melihat kamarku yang 10 kali lipat luas kontrakanku. "Serius aku tidur disini?" tanyaku tak percaya. Raffa mendelik padaku "Apa kau ingin tidur denganku sayang??" tanya dia menyebalkan. Aku mendengus kesal. Aku segera memasuki kamarku dan pria bernetra biru itu hanya memperhatikanku yang begitu bahagia mendapat tempat tinggal yang jauh lebih, sangat, amat layak. "Tuan Ford... Thank you very much.." ucapku setengah berbisik. Dan pria itu hanya tersenyum tulus dan keluar dari kamarku. "Beristirahatlah" ucapnya kemudian menghilang di balik kamarnya.

Pukul 5 pagi aku sudah bangun, merapihkan apartemen Raffa dan memasak sarapan. Aku lupa menanyakan Raffa biasa sarapan apa? Tapi aku bisa lihat di lemari dapurnya, kebanyakan makanan seperti apa yang dia timbun disana. Karena hanya ada kopi dan bahan kering aku memasak telur dan roti cane. Setelah itu aku segera keluar apartemen untuk membuang sampah. Namun aku tak tahu bagaimana cara keluar dari tempat ini, aku membuka pintu ini tapi tak ada lubang kunci hanya knopnya saja. aku menghela nafas. Terpaksa aku harus menunggu Raffa bangun, aku duduk disofa menatap jendela besar yang memampangkan keindahan langit di pagi hari. Sungguh damai dan terlihat segar. "Kau sudah bangun?"tanya Raffa mengagetkanku. Aku menatap ke arahnya dia hanya mengenalan celana boxer di atas paha. Aku meneguk salivaku, baru kali ini aku melihat pria tampan topless secara nyata. "Sudah puas memandangku?" tanya Raffa sambil tersenyum miring. Wajahku terasa panas, pasti wajahku merona lebih tepatnya merah padam. "Pakai pakaianmu!" perintahku sambil memalingkan wajah. Raffa terkekeh "Hey ini apartemenku, apa kau lupa?" tanya dia menyindirku "Masalahnya sekarang di apartemenmu ada seorang gadis, tuan Ford" ucapku sambil menutup wajahku dengan kedua tangan.

"ouuh yeaah?" ejeknya "Kau belum pernah melihat pria topless?" tanya Raffa dan dengan bodohnya aku mengangguk pelan dan Raffa malah tertawa terbahak-bahak.

Shit! apa salah jika aku tak pernah melihat sesuatu yang mesum seperti ini? "Terserah padamu!" ucapku kesal segera pergi dan masuk kedalam kamar namun dengan sigap Raffa menarik tanganku hingga tubuhku bertabrakan dengan tubuhnya. Jantungku terasa sesak merasakan kulit dada pria itu menempel di telapak tanganku. "Raffa!" jeritku kesal, pria itu malah memelukku sambil menghirup aroma tubuhku "Lavender and ginger.." ucapnya pelan. Aku berontak namun pelukkannya cukup erat. "Raffa aku mohon!!" pintaku memelas, rasa takut menjalar ke sekujur tubuhku. "Kau ketakutan" ucapnya datar. "Jelas aku takut, shit!!" dengusku kesal dan Raffa hanya terkekeh. "Aku mau buang sampah dan aku tak tahu bagaimana caranya keluar dari tempat mengerikan ini!" ucapku kesal sambil mengganti topik pembicaraan . Raffa melepaskan pelukannya lalu menjawil roti cane buatanku. "Kau bisa keluar atau masuk cuma bersamaku. Karena keamanan di sini menggunakan finger print dan password" ucapnya sambil menyeruput kopinya "Hmm.... taste better, aku suka kopimu" pujinya sambil kembali melahap roti cane. Aku mendelik kesal "Beritahu aku password nya. Masa iya hanya untuk buang sampah pun aku harus menunggumu bangun, tempat apaan ini?" gerutuku "This is my paradise honey!" ucapnya sambil mengedipkan matanya. "Yeah..." ucapku mengalah sambil merapikan bekas makan Raffa yang sudah habis kemudian bersiap siap untuk ke kampus.



Raffa Pov

Gadis ini benar-benar merubah karakterku yang dingin menjadi pecicilan, aku merasa hampir gila dibuatnya. Padahal dia tidak berbuat yang aneh-aneh dihadapanku. Dia tak cantik tapi sungguh menarik, membuat aku ingin memeluknya dan ingin menggodanya.  Aku suka melihatnya merona dan marah. Hey, apa yang sedang aku pikirkan?? Perasaan apa ini?


Kami berangkat ke kampus bareng tapi dia malah minta turun di pertigaan dekat kampus. Aku tak mengindahkannya, dia pikir kita sedang backstreet apa? Dia hanya mendengus kesal dan ketika sampai kampus dia enggan melihatku. Dia langsung keluar dan menutup pintu mobilku dengan kasar lalu pergi.

Dia pikir aku takkan nekad, aku segera keluar dari mobil dan mengejar gadis itu, aku menarik lengannya, tangan kananku memeluk pinggangnya dan tangan kiriku memegang tengkuknya, aku melumat bibir kenyalnya dengan dalam sehingga gadis itu hanya melotot tak mampu mengelak. Aku menjilat bibirnya dengan lembut sehingga dia terengah membuka mulutnya, tanpa aku buang kesempatan itu. Aku memasukan lidahku mengaitkan lidah kami. Sebelum semua tak terkendali, aku akhiri ciuman kami dengan kecupan di keningnya dan menggenggam tangannya sambil berjalan menuju kelas. Entahlah gadis itu menjadi pendiam, tak secerewet sebelumnya dia mengikuti ku dari belakang sambil tangan kami saling berpegangan tapi aku menikmatinya karena di kepalaku masih menari-menari bayangan disaat kami tadi berciuman. Aku tak peduli seluruh mahluk kampus menatap iri atau menggosipkan kami, yang jelas mereka sudah tahu kalau Elena adalah milikku.


Aku menatap wajahnya, gadis itu ternyata sedang menangis, air matanya sudah membasahi pipinya. aku segera menghentikan langkah dan menangkup wajahnya dengan kedua tanganku "Kau menangis?" tanyaku sambil memperhatikan manik matanya yang berwarna cokelat. Air matanya malah mengalir semakin deras "Maafkan aku"ucapku pelan sambil mengecup kepalanya "Kau merengut ciuman pertamaku, dihadapan umum pulaa.." isaknya kesal. Aku terkekeh "hmm... ciuman pertama..." gumanku "Kenapa kau selancang itu?" jeritnya kesal. Aku mengecup keningnya "Karena kau
milikku  dan akan selamanya begitu..."bisikku membuat tubuhnya menegang.

Tbc

Thanks for reading....

Save My Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang