Part 6 : Cinta

9.7K 508 11
                                    


Happy Reading..




Elena Pov

Aku terbangun dari mimpi burukku, Raffa sudah berada disampingku sambil menyodorkan segelas air kepadaku dan aku langsung meminunnya sampai tandas. "Kau baik baik saja?" tanya Raffa khawatir. "Apa yang terjadi?" tanyaku bingung. "Kau menjerit histeris, sepertinya kau bermimpi buruk." ucapnya sambil menyimpan gelas kosong. Aku tertegun lalu menatap wajah tampan Raffa, memandang mata birunya yang menenangkan. "Aku akan menemanimu sampai kau tidur.." ucapnya sambil mendorong tubuhku agar berbaring. "Aku takut.." ucapku sambil meronta menolak untuk berbaring dan menabrak tubuh Raffa. "Aku mohon... jangan tinggalkan aku sendiri.... aku takuut!!" isakku sambil memeluknya. Entah kekuatan darimana aku berani memeluknya dengan erat. Raffa membalas pelukanku kemudian mendorong tubuhku dan menindih tubuhku. "Aku akan menjagamu sayang, kau dengar aku?" ucapnya sambil mengecup bibirku dengan lembut dan berbaring di sampingku sambil memelukku erat. Aku hanya terdiam menikmati perasaan nyaman dan hangat disamping tubuh Raffa. Aku membalikan badanku memunggungi tubuhnya sehingga dia memelukku dari belakang. "Good night... sleep tight.." bisik Raffa. Aku hanya mengangguk sambil memegang tangan Raffa yang melingkar di tubuhku.


*****

Hampir seminggu aku tidur dengan Raffa, dia pria baik yang memegang teguh janjinya. Aku sering memergoki kejantanannya berdiri bahkan tak sengaja aku seggol ketika aku hendak membalikan tubuhku. Dia hanya mengerang pelan lalu melanjutkan tidurnya. Aku sempat berfikir ingin melihatnya langsung secara live bagaimana bentuk penis laki-laki yang sedang ereksi, apa lagi penis setampan Raffael. Ya Tuhan, kenapa pikiranku sekarang menjadi mesum?

Aku segera menepuk-nepuk pipiku agar pikiran kotor itu segera hilang. Sekarang Raffa mungkin bingung denganku, ya aku sendiri sebenarnya bingung. Disisi lain aku tak mau tergantung pada Raffa dan aku tak mau dia menyentuhku tapi di sisi lain aku ketakutan dan hanya dia yang bisa membuatku tenang. aku segera bangkit dan menyiapkan sarapan untuk Raffa.


Pelajaran kuliahku sudah selesai, Raffa sudah berdiri disampingku untuk mengajakku pulang. "Aku lapar Raffa" ucapku merintih, ya karena pagi tadi aku malas sarapan. "Oke, kita ke cafe seberang kampus saja" ucapnya sambil mengikuti jalanku. "Nona Cruz?" panggil seorang lelaki paruh baya menggunakan jas hitam. "Ya?" ucapku sambil menatap pria itu lekat-lekat, Raffa terlihat kesal. "Anda di panggil ke ruang Rektor!" ucapnya sambil mempersilahkan aku mengikutinya. "Dia sedang bersamaku, apa kau tak lihat?" tukas Raffa ketus "Tuan muda, aku hanya menjalankan perintah dan alangkah baiknya anda bersikap formal tuan" ucapnya. Aku meminta Raffa untuk sedikit mengalah, aku pun mengikuti pria itu.

Jantungku berdegup kencang ketika pria tua di hadapanku menatapku intens. Pria bermata biru itu sewaktu mudanya mungkin setampan Raffa. Aku tahu kalau pria di hadapanku ini ayahnya Raffa dan aku takut. "Nona Cruz, bisa anda jelaskan hubungan anda dengan anakku?" tanya Alex tanpa basa-basi. "Kami hanya berteman.." ucapku gugup sambil menelan salivaku. "Berteman di kampus dan..... diranjang?" sindirnya menohokku. Wajahku memerah, terasa malu karena harga diriku terasa di injak-injak oleh pria tua di hadapanku ini. "Aku tegaskan untuk menjauhi anakku!" ucapnya mengintimidasi. "Kalau kami tak mau?" tanya Raffa tiba-tiba masuk sambil memelukku yang sedang ketakutan. Aku menatap Raffa dengan tangis kecilku. "Ayah, gadis ini sudah cukup menderita, aku tak mau kau terus mengganggunya. biarkan dia menjadi urusanku!" ucap Raffa lantang. Alex menatap tak suka "Kau harus fokus kuliah, jangan mempermalukanku!!" ucapnya kesal. "Aku janji akan memberikan hasil kuliahku dengan baik, tapi jangan ganggu kami" ucap Raffa. "Oke... hmm malam minggu bawa gadismu itu ke rumah. Kita makan malam, ibumu sangat merindukanmu!" ucap Alex sambil menyalakan cerutunya. "Ayah...." desah Raffa kesal "Atau aku akan mengganggu percintaan kalian huh?" ancamnya dengan wajah datar. "Ya!" ucap Raffa kesal sambil menarikku keluar ruangan ayahnya. Aku hanya bisa diam mengikuti Raffa.

Raffa tampak gelisah, sepanjang jalan pulang dia diam menatap lurus ke depan. Dia lupa kalau aku lapar dan aku takut untuk memberitahunya. Akhirnya kami sampai ke apartemen, aku masih mengekorinya seperti anjing peliharaannya. " Aku sudah memesan makanan, tak apa ya aku beli pizza untuk makan kita?" tanya Rafda. Aku tersenyum bahagia,
ternyata walau Raffa sedang marah dia masih mengingat kebutuhan perutku. "Jangan tersenyum seperti itu, kau membuatku bergairah." ucap Raffa sambil mengecup bibirku sekilas lalu pergi ke kamarnya. Aneh biasanya aku kesal tapi aku senang Raffa menciumku walau hanya sekilas. Aku memasuki kamarku dan mengganti pakaianku.




Aku mengerjapkan mataku ketika Raffa sudah ada di kamarku dengan pizza dan soft drink di tangannya. "Kau ngantuk heh?" tanya dia sambil duduk di lantai dan membuka kotak pizza nya megalasnya ke piring kecil dan memberikannya padaku. Aku segera duduk dihadapannya melahap pizza itu dengan nikmat "Hmm... perfecto" ucapku meniru gaya bahasa Italia. Raffa terkekeh "Mamamia lezatozz" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya padaku. aku tertawa melihat kelakuannya, pria ini sungguh tampan walau dia tampak konyol atau berusaha menghiburku. "Raffa..." ucapku mulai serius. "Ya?" jawabnya sambil menatapku intens. "Kau tahu, suatu saat aku harus pergi dari apartemen ini?" ucapku sambil menerawang. "Aku takkan mengijinkan kau pergi.." ucapnya santai "Aku tak mungkin menggantungkan hidupku padamu terus tuan Ford!" ucapku kesal. Aku malu terus menjadi benalu dan aku tak mau membuat ayahnya tambah menghinaku. "Aku tidak keberatan kau tinggal disini dan kau lupa kalau kau ini milikku?" tukas Raffa sambil menjawil hidungku. "Raffa..." erangku kesal. Dia terkekeh lalu mendekatiku, wajahnya sekarang hanya tinggal beberapa senti saja jaraknya dengan wajahku. "Aku akan menikahimu, tidak sekarang tapi pasti..." ucapnya sambil menciumku dalam. Aku memejamkan mataku menikmati ciuman yang diberikan oleh Raffa. Terasa ringan namun menuntut, desahanku lolos dan Raffa menerjang tubuhku, dia menindih tubuhku dan lengannya membelit kepalaku sehingga kepalaku tertidur dilengannya. "Mmph...."desahku ketika dia menyentuh perutku.kemudian tangannya menelusup ke dalam braku. Aku sempat menegang merasakan tangan Raffa yang lihai memilin putingku dengan lembut. Aku mendesah merasakan setiap sentuhannya yang terasa seperti sengatan listrik yang membangunkan semua gairah yang ada. Raffa menyurukan wajahnya di leher kemudian dadaku dan menggigit gundukan kenyalku dengan lembut. Pakaianku basah oleh air liurnya, aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati semua. Raffa menunduk ke arah selangkanganku. Dia merobek celana dalamku dan mulai menjilati area sensitifku. Aku mengerang, rasanya sungguh geli dan nikmat. Tubuhku menegang dan aku merasa sesuatu akan meledak dibagian intiku. Raffa terus menjilat dan menghisap klitorisku. "Raffaaa.... aah.'' jeritku, ini pertama kali aku mengalami orgasme. Raffa menjilati cairanku kemudian tersenyum miring. "Istirahatlah!" ucapnya sambil pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa tertegun dan merasakan tubuhku yang lemas. Mengatur nafasku yang masih tersenggal senggal menahan puncak gairahku.



Bersambung...

Gimana, serukan? hehehe
Please comment n vote nya ya
thanks...

coming soon

Terinspirasi dari lagu Little Mix, Secret Love Song

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terinspirasi dari lagu Little Mix, Secret Love Song...
Menceritakan tentang seorang gadis yang dipisahkan dari kakaknya. Dan bertemu yang disaat yang tidak terduga. Adik kakak itu mencintai pria yang sama.

LeAnn Wilson sang adik Carry Wilson sang kakak dan Alan Brownes sang pria. Siakah yang dipilih oleh Alan?

Save My Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang