🐻17🐰

8.5K 1.6K 157
                                    




Hati gue sakit, sakit banget waktu gue bilang putus sama Kak Kai. Gue berjalan meninggalkan Kak Kai dengan air mata yang jatuh di pipi gue. Berkali-kali gue menghapus air mata gue tapi tetep aja ini gak berhenti-henti.

Sampai pada di belakang gedung gue udah gak kuat lagi dan memilih berhenti untuk sekedar menangis kencang atas kejadian ini. Gue udah bodo amat sama orang-orang yang lalu lalang di depan gue walaupun itu cuma beberapa karena belakang gedung kampus itu sepi.

Gue menangis sambil memegang dada gue yang terasa sakit. Gue kaget karena tiba-tiba ada seseorang yang memeluk gue.

Untuk awal gue mikir itu Kak Kai, tapi ternyata itu Kak Taehyung. Kak Taehyung mengelus punggung gue untuk menenangkan gue. Gue semakin terisak. Kak Taehyung masih mengelus punggung sembari mengucapkan kata-kata yang menenangkan agar tangisan gue reda.

"Udah, jangan nangis lagi," katanya yang gue angguki.

Gue melepas pelukan Kak Taehyung dengan rasa bersalah. Masalahnya baju dia jadi basah karena air mata gue.

"Duh, ma-af ya k-kak," ucap gue sambil sesegukan.

"Gapapa, yuk pergi dari sini. Gak enak diliatin orang kamu nangis kayak gini," kata dia dan akhirnya kita ke mobilnya dia.

Hari ini gue ga bawa mobil karena mobil dibawa sama adek gue, Mark.

Gue duduk di kursi penumpang sebelah Kak Taehyung. Gue masih bengong. Ga nyangka aja gue tadi berani ngomong kayak gitu. Apa mungkin gue udah capek sama diri gue sendiri yang selalu menahan rasa kekesalan gue karena ulah Kak Kai?

Gue bengong dan terkejut karena Kak Taehyung memberi gue coklat.

"Katanya, coklat itu bisa nenangin hati orang yang lagi sedih, nih." katanya sembari memberi coklat ke gue dan gue ambil.

"Makasih ya, Kak. Maaf aku ngerepotin,"

"Gapapa, ini mau kemana? balik ke apartement kamu aja?"

"Gak, Kak. Anterin aku ke rumah orang tua aku aja." ucap gue.

"Dimana?"

"Di Komplek Raffles, Kak. Di Jl. Ni Udah Tapi Berakhir Juga," ucap gue dan Kak Taehyung langsung menancap gas ke arah jalan rumah gue.

"Jadi, seseorang spesial kamu itu, Kai?" tanya Kak Taehyung di perjalanan.

"I-iya, Kak."

"Sejak kapan?"

"Enam bulan yang lalu?"

"Lama juga, dan pada saat itu juga kalian backstreet?"

"Iya,"

"Kenapa backstreet?"

Gue menjelaskan semuanya dan membuat Kak Taehyung menghela nafasnya kasar.

"Kenapa gak coba jujur aja? emang kamu gak cape?"

"Kalau dibilang capek jangan ditanya kak, aku capek. Tapi mungkin aku yang terlalu sayang sama dia dan masih mau mempertahani dia,"

"Kamu tau Kai itu kan fuckboi,"

"Iya, udah jangan dibahas lagi ya, Kak. Aku sama dia udah berakhir," pada saat gue mengucapkan kata itu hati gue terasa pedih.

"Udah sampe, kamu jangan terlalu sedih. Life must go on. Jangan berdiam diri di titik kamu sekarang, oke?"

"Iya, makasih ya kak." ucap gue lalu keluar dari mobil Kak Taehyung.


🐻🐰🐻

Tiga hari sudah gue gak masuk kuliah. Alasan pertama gue takut buat ketemu Kak Kai. Alasan kedua karena gue belum siap ketemu temen-temen gue dan terakhir karena gue males ketemu semua orang dengan mata sembab gue.

Yang pada intinya gue lagi gak mau ketemu sama orang-orang.

"Kak, kok gak kuliah?" tanya Mark, adik gue.

"Males aku," jawab gue dan dia mendekati gue yang masih tengkurep di kasur.

"Ih masa males? Ayah, bunda kan udah biayain kuliah Kakak, masa mau dibuang sia-sia?" ucapan Mark bikin gue mikir berkali-kali.

"Teh! Kumaha sih? Masuk kuliah atuh. Jangan males-malesan begini, Haechan teh ga like," celetuk adik gue satu lagi yang namanya Haechan.

"Iya-iya, aku kuliah. Mark kamu gak pake mobil lagi ya. Aku mau bawa," ucap gue dan di angguki oleh Mark. "Bensin udah di isi belum?" tanya gue dan Mark cuma nyengir doang

"Hehe, belum." ucap Mark yang bikin gue pengen nabok mukanya.

"Tuh, Aa Mark dipinjemin mobil. Lah Haechan? boro-boro si Teteh mah pilih kasih.Kan hati Haechan sakit, Teh."

"Halah, yang ada mobil aku ditabrak sama kamu. Udah ah aku mau balik ke apartement terus mau kuliah. Bilang Ayah sama Bunda aku ke apartement ya," ucap gue dan pergi keluar rumah.


Sesampainya di apartement gue menemukan Miu, Rae dan Fie didepan pintu apartement gue dengan Miu yang gue liat udah misuh-misuh. Mereka mencetin bel apartement gue kayak depkolektor.

"Rusak woy!" pekik gue dan mereka langsung melihat ke arah gue.

"Si anjing, kemana aja lo?!" sungut Miu dan gue membuka pintu apartement gue.

"Rumah bokap nyokap. Ada apaan kesini?" tanya gue sambil masuk ke dalam aprtement.

"Wah, sakit nih cewek. Udah ilang kabar tiga hari. Sekalinya ketemu pengen banget gue tebas," celetuk Rae.

"Lo kemana aja? kita semua udah tau masalah lo sama Kai," ucap Fie.

"Kenapa lo bisa pacaran sama abang gue bloon? kan gue udah bilang jangan sama kakak gue, gue yakin banget kalau kalian pacaran gak cuma menye-menye, udah bobol kan lo?" tanya Miu yang membuat gue langsung menegang. "Tuh kan bener. Udah ditidurin kan lo sama abang gue."

"Demi apasih jir?!" pekik Fie tak percaya dan yang gue bales dengan gumaman malas.

"Yaudah sih, gue juga gatau bisa segini sayangnya sama dia. Udahlah Miu gue sama abang lo juga udah putus. Gak usah di ungkit lagi," ucap gue dan mereka semua akhirnya memilih untuk bungkam.

Bersyukur juga sih gue. Karena gue sama temen gue gak slek-an karena gue yang menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Selama gue gak masuk kampus, selama itu juga gue gak lihat Kak Kai. Bahkan gue liat handphone aja sekarang udah males.

Palingan kalau gue megang handphone itu karena Kak Taehyung curhat sama gue. Iya, itu si Kak Taehyung cerita kalau dia lagi suka sama Rae. Seneng gue dia bisa move on dari gue. Karena gue disini belum bisa move on dari si fuckboi.

Hide and Seek ; Jongin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang