Closer

103 17 8
                                    


Kedua mata Sunggyu masih menatap lurus sepasang iris kecoklatan yang sejak tadi tak berhenti memandanginya. Jangan lupakan senyuman manis yang terpatri di wajah itu, semakin membius Sunggyu agar terdiam lebih lama.

"Hai, teman" sapa Minha yang masih setia memamerkan senyum khasnya.
Sunggyu mengerjapkan matanya lucu. Ia masih terkejut dengan kehadiran teman barunya yang tiba-tiba ini. Empat hari berlalu tanpa kabar atau sapaan gadis itu dan sekarang tanpa Sunggyu sangka-sangka, Minha berdiri di hadapannya. Tersenyum dan menyapanya dengan nada begitu bersahabat.

"Oh, hai"

"Ada apa dengan ekspresi itu? Kau terlihat tidak senang"  Minha mencibir.

"Ti-tidak. Kenapa kau disini?"

Minha memutar matanya malas kemudian menunjuk sebuah album Infinite yang sudah sejak tiga puluh detik yang lalu ia sodorkan di hadapan Sunggyu.

"Sebegitu terkejutnya-kah sampai kau lupa kalau aku ini fansmu, oppa?" Terang Minha sedikit kesal.

Sunggyu yang sudah menyadari kebodohannya segera memalingkan wajah dan beralih pada album yang disodorkan Minha untuk ia tanda tangani. Entah kenapa sejak melihat Minha beberapa saat yang lalu, mampu melumpuhkan pikiran Sunggyu dan membuatnya tidak fokus. Bahkan ia lupa jika saat ini ia beserta ke-enam member Infinite lainnya tengah menjalani sesi Fansign di sebuah mall.

Minha masih terus tersenyum sambil memperhatikan wajah serius Sunggyu. Ia masih saja terkagum-kagum dengan karisma yang dimiliki namja sipit itu. Bahkan ia rela mengambil cuti demi menghadiri fansign ini dan tentu saja agar ia bisa manemui Sunggyu yang sudah menjadi temannya sejak beberapa waktu yang lalu.

"Apa kau tetap akan disitu?"

"Ne?" Minha menatap Sunggyu tak mengerti.

Sunggyu menghela nafasnya pelan. "Bergeserlah, masih banyak yang harus aku sapa"

Minha memamerkan cengiran polosnya. Agak kesal sih, padahal ia masih ingin berlama-lama menatap Sunggyu dan bicara padanya. Tapi ya sudahlah, masih ada kesempatan lain.

"Baiklah. Sampai jumpa, teman"

Sunggyu hanya menggeleng pelan menatap Minha yang sudah bergeser ke kursi di hadapan Myungsoo. Masih dengan wajah berbinarnya dan sapaan riang khas yang ia tujukan pada visual Infinite itu. Sekali waktu Minha mencuri pandang ke arah Sunggyu. Ya ampun, entah kenapa untuk berpaling dari namja sipit itu sulit sekali.

Menyadari tatapan Minha padanya, Sunggyu lantas memincingkan matanya seolah mengatakan 'apa yang kau lihat?'. Yang berakhir dengan kekehan pelan Minha sebelum akhirnya bergeser lagi ke hadapan Dongwoo.

Sunggyu kembali sibuk dengan menandatangani album Infinite yang diajukan sorang fans saat mata sipitnya mendapati selembar kertas yang ia tak tau sejak kapan ada di atas mejanya. Karena penasaran Sunggyu mengambilnya lantas membuka lipatan kertas itu dan membaca sepenggal kalimat yang tertulis di sana.

Hai~ teman. ^_^
Aku punya dua tiket untuk nonton drama musical akhir pekan ini. Jika berminat, hubungi aku. Oke...

Tanpa sadar Sunggyu mengulas senyum saat membaca tulisan itu. Ia benar-benar heran dengan kelakuan yeoja yang satu ini.

~~

"Hey, kau!"

"Eoh? Sung..." Minha membekap mulutnya sendiri saat sadar ia hampir membuka identitas sosok di hadapannya lalu meringis menatap sosok yang kini melotot tajam ke arahnya.

"Mian, hehe. Ku pikir oppa tidak akan datang"

"Yah, aku tidak punya kegiatan lain dan sepertinya tidak terlalu buruk menonton drama musical" ucap Sunggyu sambil membenarkan topi yang menutupi sebagian wajahnya.

Minha tersenyum menatap Sunggyu. Ia begitu senang hingga dadanya serasa akan meledak saat itu juga. Bayangkan saja, saat ini ia berdiri sedekat ini dan bicara dengan idolanya dan sebentar lagi mereka akan duduk berdampingan menonton drama. Ini terasa seperti sebuah kencan impian bagi Minha.

"Apa?" Sunggyu heran dengan Minha yang tersenyum ke arahnya.

"Anniyo. Kaja, kita masuk"

Minha berjalan dengan riang mendahului Sunggyu, sementara namja itu mengekor di belakang. Sesekali ia tersenyum dan geleng-geleng kepala dengan sikap kekanakan Minha tanpa sadar.

Dan disinilah mereka. Duduk berdampingan di antara penonton lainnya yang akan menyaksikan pementasan siang itu. Minha tampak antusias sedangkan Sunggyu berkali-kali menyembunyikan wajahnya di balik topi hitam yang ia kenakan.

Pertunjukan dimulai dan Sunggyu akhirnya bisa sedikit lega karena lampu telah dipadamkan. Paling tidak ia bisa menonton dengan bebas tanpa harus memikirkan penyamarannya.

"Oppa, kau juga pernah ikut drama musical, kan?" Minha bertanya di sela kegiatan menontonnya.

"Hmm"

"Bagaimana rasanya? Kau harus menghafal percakapan lalu bernyanyi secara live, apa itu sulit?"

"Kau mau nonton atau mewawancarai aku?" Tanya Sunggyu yang mulai kesal.

Minha hanya meringis. "Mian, aku hanya penasaran"

Sesaat hening. Keduanya kembali menikmati pertunjukan. Kemudian...

"Oppa, kau lihat wanita itu? Dia cantik yah?" Minha bertanya lagi.

"Hmm" dan Sunggyu yang fokus menonton hanya menjawab dengan deheman singkat.

"Kau suka? Bukankah kau suka wanita yang seperti Hyuna? Yang seksi dan..."
Minha menghentikan ucapannya saat mata sipit Sunggyu menghujam jatam padanya. Ia mengangkat tangan menunjukan jari telunjuk dan tengahnya tanda berdamai kemudian diam. Tapi tak berapa lama Minha bergerak-gerak gelisah di kursinya. Ia tak fokus dengan drama di atas pentas dan malah mulut menyebalkannya sangat gatal ingin mengoceh dan menanyakan banyak hal pada Sunggyu. Dan benar saja, lagi-lagi gadis itu bersuara.

"Oppa...apa kau menikmati dramanya?" Bisik Minha.

Sunggyu menghela nafas kasar lalu menatap sebal Minha yang menampakan wajah polosnya. Ia kesal karena kegiatannya terus terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan tak penting yang diajukan Minha. Jika saja pantas ia ingin berteriak mengomeli Minha saat itu juga. Untungnya ia masih ingat ia tengah berada di tempat umum saat ini.

"Kau! Jika aku mendengar suaramu sekali lagi, akan ku pastikan ini menjadi pertemuan terakhir kita!"

Glek

Minha mengerjap tak percaya mendengar ancaman Sunggyu. Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Ia masih ingin bertemu Sunggyu dan masih banyak hal yang ingin ia lakukan bersama idola tampannya yang satu ini. Akhirnya Minha mengalah dan memilih diam meskipun ia tak bisa fokus sedikit pun pada pentas dan malah melirik Sunggyu terus-terusan.

Dua puluh menit kemudian, Sunggyu masih fokus dengan tontonannya saat pundak kirinya terasa berat. Ia menoleh dan mendapati kepala Minha telah bersandar dengan sempurna di sana. Helaan nafas pendek meluncur dari bibir Sunggyu lalu tangannya terangkat membenarkan posisi kepala Minha sebelum mengelusnya perlahan.

"Seenaknya saja tidur di pundak orang!"

Sunggyu mencibir sesaat, kemudian senyum tipis tersungging di bibirnya. Tatapannya kembali fokus pada pementasan dan membiarkan Minha pada posisinya. Bersandar di bahu Sunggyu tanpa berniat membangunkannya.

-TBC-


Please leave your comments and hit the vote.

See you~😘

[ 990 words ] 07/06/2017

Time Walking Through Memories [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang