Healer

91 14 3
                                    


Sunggyu tidak ingat kapan tepatnya, yang jelas saat ini ia tak pernah bisa lepas dari sosok Minha. Sebenarnya ia sendiri heran kenapa ia bisa begitu peduli dan mau-mau saja menuruti permintaan yeoja yang bagi Sunggyu sebenarnya sangat 'menyebalkan'.

Kau tahu? Yeoja itu sering sekali mengirim pesan pada Sunggyu. Memang ia tak meminta balasan tapi dengan intensitas pengiriman yang hampir setiap sepuluh menit sekali dalam sehari, sangatlah mengganggu Sunggyu. Bahkan belakangan ini ia mulai berani menelpon Sunggyu tengah malam saat ia mengalami insomnia. Alasannya, ia dianjurkan dokter untuk melakukan hal-hal yang membuatnya rileks agar mudah tertidur dan mengobrol dengan Sunggyu sangat membantunya cepat tidur. Yang satu ini memang fakta. Minha akan segera tidur setelah mengobrol sejenak dengan namja itu, tapi tetap saja ini mengganggu waktu istirahat Sunggyu yang bahkan sudah sangat limit.

Tetap saja, meski terganggu dan selalu mengumpat kesal akan perilaku Minha, Sunggyu selalu menurut dan menurut. Entahlah, Sunggyu tak habis pikir pada dirinya sendiri. Hari ini pun demikian. Setelah berulang kali menolak rengekan Minha agar ia mau datang ke rumahnya dan mencicipi resep masakan yang baru Minha pelajari, Sunggyu berakhir dengan menyanggupinya.

Sejak semenit yang lalu Sunggyu sudah duduk di depan meja makan yang dipenuhi dengan aneka makanan khas Indonesia. Sunggyu menatap makanan itu takjub sambil mendengarkan ocehan Minha yang menjabarkan betapa ia menyukai makanan Indonesia semenjak mencicipinya saat berlibur kesana tahun lalu. Ia bahkan menghabiskan banyak waktu untuk belajar memasak rendang yang masuk dalam list makanan favoritenya.

"Cobalah oppa" pinta Minha sambil menyodorkan semangkuk bakso daging yang ia pelajari resepnya minggu lalu.

Sunggyu menurut saja dan menyuapkan sesendok ke dalam mulutnya. Detik selanjutnya ia menatap Minha dengan wajah berbinar.

"Minha-ya, bagaimana kau bisa memasak seenak ini?" Puji Sunggyu tulus.

"Oppa suka? Coba gado-gado ini juga"
Sunggyu kembali mencoba gado-gado yang disodorkan Minha ke hadapannya dan lagi-lagi namja itu menampakan ekspresi yang sama.

"Wah, ini juga enak" guman Sunggyu dengan mulut penuhnya.

Minha tertawa pelan. Ia sangat senang karena Sunggyu menyukai apa yang ia masak. Bahkan ia tak henti-hentinya tersenyum menatap Sunggyu yang makan dengan begitu lahap.

Usai acara makan malam itu, kini keduanya duduk di balkon apartemen Minha dengan secangkir wedang ronde yang juga merupakan khas Indonesia. Keduanya larut dalam keheningan, hanya angin malam yang dingin menyapa sesekali.

Minha tersenyum dalam diam. Banyak hal yang membuatnya begitu bahagia akhir-akhir ini. Salah satunya adalah keberadaan Sunggyu di sisinya. Minha sebenarnya heran dan masih bertanya-tanya bagaimana ia bisa sedekat ini dengan Sunggyu sejak pertemuan mereka malam itu saat Minha pingsan di jalan. Meski saat itu ia sering mengutuk dirinya yang sakit, kali ini Minha malah bersyukur. Sakit yang ia derita membawa keajaiban besar dalam hidupnya. Ia menemukan Sunggyu. Kehadirannya memberi dampak besar bagi Minha. Sunggyu bagaikan penyembuh rasa sakit yang selama ini menyiksa Minha.

"Wae? Aku tau aku ini tampan. Berhentilah tersenyum bodoh seperti itu!" Sunggyu megatakannya tanpa menatap Minha. Ia sadar sejak tadi yeoja itu terus menatapnya dan tersenyum sendiri.

Minha hanya menampakan wajah cemberut dan berlaih menatap pemandangan kota Seoul. Kadang ia kesal dengan sikap Sunggyu yang ketus dan jutek. Tapi mau bagaimana lagi? Dia terlanjur menyukai namja ini. Sikap juteknya malah menjadi daya tarik tersendiri bagi Minha.

Sunggyu melirik Minha sekilas. Dari ujung matanya ia bisa melihat yeoja itu tengah mengerucutkan bibirnya. Manis, satu kata yang terlintas dalam kepala Sunggyu saat melihat ekspresi Minha yang demikian.

"Menyebalkan" lirih Minha namun terdengar oleh Sunggyu.

"Mwo?" Sunggyu menatap Minha dengan tatapan kesalnya. Yeoja itu semakin mengerucutkan bibirnya melihat Sunggyu yang mulai berkacak pinggang di hadapannya.

"Oppa jutek! Oppa menyebalkan!" Pekik Minha kemudian melipat tangannya, memperlihatkan bahwa ia juga sama-sama kesal.

"Yak! Neo! Ish! Kau berani mengataiku?!!"

"Wae? Itu fakta, aku tidak asal bicara!"

"Aish! Kau juga sama saja, yeoja menyebalkan! Merepotkan! Berisik! Banyak maunya!" Sunggyu bersungut, tak mau kalah.

"Dan kau menuruti yeoja merepotkan ini!" Minha meleletkan lidahnya mengejek Sunggyu.

"Aish, neo!"

Sunggyu sudah mengangkat tangannya siap mendaratkan sebuah jitakan ke kepala Minha. Namun niatnya urung saat melihat cairan berwarna merah perlahan mengalir dari hidung Minha. Dan entah sejak kapan, wajah berseri Minha telah berubah pucat.

"Minha-ya, kau berdarah?"

Minha terkejut dan menyentuh hidungnya. Ia merasakan sesuatu yang dingin di sana dan saat melihat tangannya, Minha baru sadar kalau ia mimisan.

"Kau baik-baik saja?"

Sunggyu meriah bahu Minha dan menatapnya lekat-lekat. Ia sangat cemas saat ini. Ia tak mau terjadi sesuatu yang buruk. Dan benar saja, Minha terhuyung ke arah Sunggyu hingga menumpahkan cangkir berisi wedang ronde miliknya.

"Minha-ya! Kita ke rumah sakit sekarang!"

Sunggyu telah bersiap memapah Minha keluar namun yeoja itu mencegahnya dengan menahan lengan Sunggyu. Perlahan ia mendekat dan menyandarkan kepalanya yang mulai pening ke dada bidang namja itu.

"Aku baik-baik saja" ujar Minha akhirnya.

"Tapi Min..." Sunggyu meraih pundak Minha dan hendak mendorongnya menjauh. Namun tertahan saat eratan tangan Minha di lengan bajunya semakin kuat.

"Jebal, biarkan seperti ini"

Akhirnya Sunggyu mengalah. Ia diam dengan posisinya, membiarkan Minha bersandar dan menyamankam diri di dadanya. Meski kecemasan Sunggyu masih belum berkurang, ia tetap berharap Minha baik-baik saja dan apa yang menjadi permintaannya kali ini benar-benar bisa membuatnya merasa lebih baik.

Seperti ini, Minha menyukainya. Hanya ini yang ia butuhkan. Cukup dengan bersandar pada dada Sunggyu yang nyaman, sakit itu perlahan menghilang. Minha tak membutuhkan apapun, hanya Sunggyu, penyembuhnya.

-TBC-


Hai, lama tak jumpa. Abis lebaran banyak makan, banyak plesiran, banyak tehaer, banyak juga energi 😁 jadi pengin buru-buru update efef saya yang hampir sebulan ini terbengkalai...

Salah satunya ya yang inih. Semoga suka dan jangan lupa tinggalin jejak.

Dan,

Mohon maaf lahir batin, saudara-saudara sekalian...🙏🙏🙏


[ 880 words ]  27/06/2017

Time Walking Through Memories [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang