Let's Be Friend

131 18 2
                                    

Hal pertama yang Minha rasakan adalah pening di kepalanya sesaat setelah kesadarannya kembali. Bebauan obat-obatan yang menyengat meyakinkan Minha bahwa saat ini ia tengah berada di rumah sakit.

"Agassi... Dokter! Dokter!"

Seruan panik itu menyambangi pendengaran Minha dan saat retina matanya mampu melihat dengan jelas, ia membatu. Minha sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Berutung ia tidak pingsan lagi setelah melihat seseorang yang menatap cemas kepadanya. Bahkan dokter yang memeriksanya dan menanyakan keadaannya pun terabaikan olehnya. Fokusnya hanya tertuju pada satu sosok itu saja.

"Nona, kau baik-baik saja?" Sosok itu mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah Minha.

"Kau...Kim Sunggyu?" Tanya Minha setelah beberapa saat terdiam.

Sosok itu hanya tersenyum membenarkan pertanyaan yang Minha lontarkan. Yah, dia memang Kim Sunggyu. Orang yang menolong Minha dan membawanya ke rumah sakit setelah yeoja itu jatuh tak sadarkan diri di hadapan Sunggyu.
Sedetik kemudian Minha menitikkan air mata dan menangis histeris. Sunggyu yang melihatnya tentu saja cemas dan bingung.

"Wae? Ada yang sakit? Katakan..."

Mendengar pertanyaan Sunggyu yang terkesan begitu cemas, Minha tersenyum meski airmatanya masih setia menggenang. Ini tentu saja membuat Sunggyu semakin bingung.

"Kenapa kau malah tersenyum?"

Minha tersenyum semakin lebar dan menghapus airmatanya. "Aku fansmu oppa. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu dengan cara seperti ini"

Sunggyu tertegun sesaat namun akhirnya tersenyum. Merasa sedikit konyol dengan yeoja yang baru saja ia temui beberapa saat yang lalu dan menyatakan diri sebagai fansnya. Lucu sekali, bahkan ia seolah tidak peduli dengan kondisi kesehatannya yang menurut Sunggyu memprihatinkan. Bagaimana tidak? Dia baru saja pingsan dan fakta lain yang Sunggyu dengar dari sang dokter semakin meyakinkan Sunggyu bahwa Minha dalam keadaan yang kurang baik.

"Arra, arra. Jadi, apa kau baik-baik saja?" Sunggyu mengulas senyum.

"Hmm, tidak pernah sebaik ini" Minha menjawab dengan antusias. "Tapi, kenapa oppa masih ada di sini? Apa tidak ada jadwal?" Minha merasa aneh melihat Sunggyu yang masih menungguinya hingga saat ini.

"Tidak. Lagi pula mana tega aku membiarkanmu sendirian di sini"

Minha mengerutkan dahi bingung. Sunggyu yang menyadarinya segera menambahkan.

"Bukankah kau sendirian di Korea? Jadi ku putuskan tinggal paling tidak sampai kau sadar"

Minha mengangguk mengerti dan tersenyum lagi. "Wah, aku tidak menyangka masalah di kepalaku ini bisa membawa keberuntungan besar" Minha tampak mengelus-elus kepalanya sendiri.

Sunggyu paham maksud kalimat Minha namun tak berniat menanggapi. Ia hanya tersenyum simpul sebelum akhirnya berniat pamit.

"Apa kau mau pergi begitu saja?" Minha menatap Sunggyu dengan kecewa.

"Memang aku harus berbuat apa lagi?"

"Paling tidak berikan aku tanda tangan atau kita foto bersama. Kau lupa? Aku ini fansmu!" Minha mengingatkan denga wajah cemberut. Sunggyu tertawa mendengarnya.

"Baiklah, mana ponselmu?"

"Tapi" Minha diam menatap Sunggyu yang terlihat kebingungan dengan perilakunya. "Aku sangat lapar, bagaimana kalau makan dulu? Aku yang traktir, anggap saja ini ungkapan terimakasihku"

Sesaat Sunggyu tampak ragu. Meskipun menyatakan diri sebagai fans, Sunggyu tentu tetap tidak mau menerima ajakan orang asing begitu saja. Lagi pula ini sudah hampir tengah malam dan Sunggyu lelah.
Minha yang melihat ekspresi Sunggyu menangkupkan tanganya dan memasang wajah memelas. Berharap Sunggyu berbelas kasihan dan mau menerima ajakannya.

Time Walking Through Memories [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang