In Trouble

80 12 17
                                    


Malam itu Minha tengah berjalan pulang dari mini market saat ponselnya berdering dan menampakan nama Sunggyu sebagai pemanggil di layar ponselnya. Minha mengerutkan kening. Jarang sekali Sunggyu mau menelponnya, bahkan untuk sekedar membalas pesan darinya saja sangat-sangat jarang.

Minha menggeser icon hijau untuk menerima panggilan Sunggyu, dan beberapa detik setelahnya terdengarlah suara khas namja sipit itu. Minha tersenyum tipis.

"Yeoboseyo" suara Sunggyu terdengar.

"Yeoboseyo. Ada apa oppa?"

"Kau di mana sekarang?" Sunggyu terdengar panik.

"Oppa? Kau kenapa?" Tanya Minha balik yang terheran dengan perubahan nada bicara Sunggyu.

"DI MANA KAU SEKARANG?"

Langkah Minha terhenti karena terkejut dengan bentakan Sunggyu. Ia merasa ada yang tidak beres dan suara Sunggyu terkesan sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"A-aku dalam perjalanan pulang. Sudah hampir sampai" jawab Minha akhirnya.

"Seberapa jauh lagi?"

"Sekitar satu blok da...argh!!" Minha meringis menahan sakit saat sebuah pukulan benda tumpul mengenai lengan kanannya hingga ponsel yang tengah ia genggam jatuh begitu saja ke tanah. Panggilan Sunggyu masih berlangsung kala itu.

"Minha-ya, apa yang terjadi? Yak! Jung Minha!?"

Sunggyu yang sudah berdiri di depan apartemen Minha sejak lima belas menit yang lalu langsung panik saat mendengar pekikan Minha. Dan saat sebuah suara yang sangat familiar terdengar di ujung sana, saat itulah Sunggyu yakin hal buruk yang ia khawatirkan benar-benar terjadi. Secepat kilat Sunggyu berlari untuk menyusul Minha.

"Nu-gu?" Tanya Minha tergagap saat mendapati sosok yeoja asing tengah berdiri di hadapannya dengan tatapan benci dan balok kayu di tangannya. Minha yakin balok itulah yang telah menghantamnya hingga menyebabkan rasa sakit di lengannya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. SIAPA KAU?!"

Minha terkejut saat suara yeoja itu memekik di akhir kalimatnya. Lebih dari itu, ia kebingungan dengan maksud dan tujuan yeoja asing ini hingga mengharuskan ia melukai Minha yang sama sekali tak tahu apapun.

"Apa maksudmu? Lalu, kenapa kau menyerangku? Sepertinya kita tidak punya masalah, bahkan ini kali pertama kita bertemu" terang Minha sambil meringis menahan sakit.

Yoeja itu menyeringai tajam kemudian melangkah maju mendekati Minha yang reflek melangkah mundur karena merasa terancam.

"Memang, ini kali pertama kita bertatap muka sedekat ini. Tapi percayalah, kau sudah membuat kesalahan besar dan membuatku kesal. Kau! Harus lenyap dari sini!"

Minha merinding mendengar semua penuturan yeoja itu. Sekeras mungkin ia mencoba mengingat masalah-masalah yang ia timbulkan hingga menyebabkan ia harus berurusan dengan orang asing yang begitu dipenuhi kebencian terhadap dirinya. Tapi nihil, tidak ada masalah besar yang ia timbulkan selama ini karena memang Minha selalu berusaha menjadi orang yang baik kepada siapapun.

"Aku tidak mengerti. Aku yakin tidak pernah terlibat masalah, tapi jika aku pernah menyakitimu aku minta maaf. Tolong maafkan aku" mohon Minha yang sangat ketakutan.

"Hahahah" tawa yeoja itu meledak, detik selanjutnya tatapanya kembali menghujam tajam kepada Minha.

"Tidak! Ini tidak termaafkan" lanjutnya kemudian ia kembali mengangkat balok kayu di tangannya tinggi-tinggi, mengerahkan seluruh tenaganya sebelum mengayunkannya ke kepala Minha. Ia sudah tahu kelemahan Minha, entah bagaimana caranya.

Minha yang sudah terpojok hanya terdiam dan menutup mata. Ia pasrah dengan apapun yang akan terjadi hingga sebuah suara menginterupsinya.

"Hwang Yemi! Hentikan!"

Suara itu, Minha mengenalnya. Perlahan ia membuka mata dan terkejut saat ia berhasil mengenali sosok yang tengah berdiri di hadapannya dengan menahan balok kayu yang hampir mengenainya.

"Sunggyu?" Lirih Minha.

"Apa yang kau pikirkan, hah?! Kau hampir membunuhnya!" Teriak Sunggyu pada yeoja yang adalah Yemi. Sementara yeoja itu menatap Sunggyu dalam keterkejutan. Namun detik selanjutnya ia tersenyum tipis.

"Memang itu yang ingin aku lakukan"

Sunggyu mendelik marah mendengar penuturan gila Yemi. Dia benar-benar tidak waras hingga menginginkan seseorang yang bahkan tak tahu apapun untuk mati karena dekat dengannya.

"Kau gila!"

"Ya, aku memang gila! Dan itu semua karena dirimu, Kim Sunggyu!" Pekik Yemi histeris.

Sunggyu merebut paksa balok kayu dari tangan Yemi dan melemparkannya ke tanah.

"Berhentilah, kau akan menyesal jika tetap melanjutkan ini" nasehat Sunggyu pelan.

"Jadilah milikku, dan aku akan berhenti" pinta Yemi dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca. Hatinya hancur dan ia menjadi begitu lemah jika sudah berhadapan dengan Sunggyu.

Hening, Sunggyu menatap datar Yemi untuk sesaat sebelum ia berjalan pergi dengan menarik Minha bersamanya. Meninggalkan Yemi yang terus berteriak histeris memanggil namanya.

~~

"Kau baik-baik saja?"

Minha menghela nafas panjang. Jengah saat harus mendengar pengulangan pertanyaan dari Sunggyu sejak mereka keluar dari sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kondisi lengan Minha yang tadi sempat terkena pukulan Yemi.

"Ye, ye, ye, ye, ye. Aku baik-baik saja. Berhentilah menanyakan hal yang sama kepadaku" ujar Minha sambil mengerucutkan bibirnya.

Sunggyu menghela nafas berat. Wajar saja kan jika Sunggyu khawatir? Ia bahkan tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya ia tak muncul tepat waktu untuk menolong Minha. Yemi itu nekat dan bisa berbuat apa saja demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Di saat seperti ini Sunggyu mulai merasakan penyesalan pernah mengenal yeoja gila itu hingga membahayakan keselamatan orang-orang di sekitarnya.

"Mulai sekarang jangan keluar seorang diri apa lagi saat malam hari. Dan jika memang harus, pergilah bersama seseorang" Sunggyu menarik nafas kemudian menatap mata Minha. "Hubungi aku jika terjadi sesuatu"

Saat itu Minha merasakan desiran aneh ketika matanya bertemu dengan iris segaris milik Sunggyu. Ia merasakan kenyamanan saat tatapan itu menyiraminya. Minha tersenyum tipis.

"Gomawo, seandainya oppa tidak datang aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku"

"Sudah seharusnya ku lakukan. Ini semua karena aku, mianhae"

Minha kembali tersenyum, Sunggyu sudah menceritakan semua tentang Yemi dan masalah di antara mereka. Memang, ia merasa terancam saat ini tapi mau bagaimanapun ia tak bisa untuk menjauh dari Sunggyu. Minha masih ingin berada di dekatnya, untuk sesaat sebelum waktunya habis.

-TBC-

[ 917 words ]

Heuwww setelah berusaha sekuat tenaga kejar2an sama waktu(?) Hasil akhirnya pasrah. Saya terlambat!!!!

Duh!😣 Ini gegara bandelnya begadang berakhir dengan bangun kesiangan dan ketinggalan kereta buat berangkat kerja. Yah, sudahlah. Paling tidak sudah berusaha, kan? Sisanya...paling dimarahin. 😂😂 oke jangan dicontoh!

Anggap saja ini bonus update karena saya dapet waktu senggang dadakan. Hahaha.
Selamat beraktifitas dan jangan banyak begadang! Ntar kaya saya lagi. Heheh.

Bye~

04/09/2017

Gyubee 😘

Time Walking Through Memories [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang