Tik.....tik........tik kringg.....kring.........krinngg........!!!!
Suara alarm jam weker itu memecah kesunyian di dalam kamar tersebut, sang pemilik kamar pun terbangun dari tidurnya. Tapi ia enggan bergerak dari tempat tidurnya untuk mematikan jam weker yang telah ia setting sendiri pada jam setengah 7 pagi seperti biasanya, entah kenapa kenyamanan dari kasurnya itu membuat tubuhnya menjadi berat. Seolah-olah gaya gravitasi di tempat itu lebih besar dari tempat lainya.
Kring.....kring....kring......kring.......kring.....kring.......!!!
Ia pun mulai terganggu dengan bunyi menyebalkan itu, lalu ia menutupi kepalanya dengan bantal sehingga suara yang mengganggu itu berkurang, kenapa jam weker itu tidak bisa mengerti? Pikirnya.
Kring.....kring....kring......kring.......kring.....kring.......!!!
"Ahhh..........berisik................!!!" teriaknya.
Seketika jam tersebut berhenti berdering, tiba-tiba saja mekanisme dalam jam tersebut tidak berfungsi karna bagian dalam dari jam itu membeku begitu saja.
setelah suasananya kembali sunyi ia melanjutkan tidurnya. Tapi, belum 5 menit ia terlelap suara yang sangat dia kenal membangunkanya.
"Tuan Muda? Tuan Muda? Bangunlan tuan, jika anda tidak bangun anda akan terlambat masuk sekolah. Anda ingat? Hari ini adalah hari pertama semester baru" kata suara tersebut sambil mengetuk pintu kamarnya.
Ia pun langsung tersadar dan segera bangun dari ditempat tidurnya, ia pun melihat jam weker yang membeku. Terlihat jam itu menunjukan pukul 6.40, benar juga, hari adalah hari pertama masuk sekolah, pikirnya.
"Tuan Muda? Apa anda sudah bangun?" tanya suara itu lagi.
"Iyaa....iya aku sudah bangun" jawabnya serak.
"Baguslah kalau begitu, sarapan segera siap" sahut suara dari luar pintu kamar tidurnya.
Kemudian sang pemilik kamar berdiri dari tempat tidurnya dengan sekuat tenaga, saat ia berhasil berdiri dari kasurnya.
Akhirnya aku bisa lepas dari tempat itu, katanya dalam hati. lalu ia pun melangkah ke depan cermin yang berada diseberang kamar tidurnya tersebut. Dan melihat pantulan bayanganya pada cermin.
Namanya adalah Arya, hanya Arya tanpa marga dan tambahan sedikit pun. Sampai terkadang ia ingin menambahkan kata Just pada depan namanya yang berarti hanya. Hanya Arya pikirnya.
Di depan cermin itu Arya melihat remaja laki-laki pada umumnya. Dia mengenakan piyama berwarna putih dan menatap dengan tatapan bodoh pada cermin, tapi yang menarik dari anak itu adalah rambut berantakannya yang berwarna putih seperti salju serta matanya yang berwarna biru seperti batu saphire.
Setelah melihat dirinya pada cermin dan merasa jijik kepada dirinya sendiri karena penampilanya yang berantakan. Ia pun mengambil handuk dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Tapi sebelum itu ia perlu membuang protein yang ada dalam badannya, hal ini lebih lama dari pada mandi pikirnya sambil duduk menunggu proteinya keluar. Kalian paham maksdunya membuang protein? Jika kalian mempunyai sistem pencernaan yang baik kalian pasti mengerti, Benar sekali! Ia sedang BAB.
Setelah selesai mandi ia pun langsung mengenakan seragamnya, rompi sekolahnya yang tidak pernah tersentuh selama liburan itu pun masih terasa sama pikirnya. Lalu ia keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan sambil menenteng tas sekolahnya. Di meja makan, sarapan sudah tersedia seperti biasanya, ia langsung duduk dan memakan sarapan tersebut tanpa bersuara sambil berpikir dimana gerangan orang yang membuat sarapan.
"Tuan Muda..........." kata suara dari belakangnya.
Disitu berdiri seorang pria paruh baya mengenakan pakaian pelayan yang biasa ia kenakan, rambutnya yang panjang dan beruban itu terurai di wajahnya. Dia adalah pelayan pribadi Arya, namanya adalah Pak Tora. Dia adalah mantan pelayan Presiden, tapi sekarang menjadi pelayan pribadi Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elementalist
FantastikKisah ini berawal mula dulu sekali saat dimana semua dimensi di dunia ini masih menjadi satu, saat itu dunia ini mengenal 5 ras besar makhluk hidup yaitu, Elf, Witch, Demon ,Demi-Human, dan tentu saja Manusia. Etsss tapi tunggu sebentar, prolog diat...