"Sshhh..." Ringisan Nana membuat Seokjin yg sedang menyuapinya bubur ikutan meringis juga. Bagaimana tidak, dikedua sudut bibir gadis itu terdapat luka sobekan akibat tamparan dan pukulan keras. Membuat Nana harus pelan-pelan memakan makanannya. Bahkan Jungkook terlihat akan menangis lagi karena melihat kondisi Nana, pelan-pelan ia mengelus tangan Nana untuk menenangkannya.
Nana baru saja bangun tepat pukul 8 pagi tadi, hal pertama yg ia lakukan adalah meringis saat merasa nyeri dibagian rusuknya. Membuat Yoongi yg baru saja kembali dari toilet itu menjerit panik hingga membangunkan yg lainnya dengan sangat tidak elit. Yoongi sih masa bodo dan lebih memilih menghampiri Nana yg hanya mengedipkan matanya polos. Bertanya panik tentang apa ada yg sakit ? Bagian mana ? Ingin Mommy panggilkan dokter ? Dan bla..bla..bla..
Nana sampai terkekeh geli meski ia harus kembali meringis lagi. Seluruh badannya serasa sangat remuk, seolah ia baru saja ditimpa batu berton-ton. Jujur saja masih ada sedikit perasaan takut dalam dirinya membuat tubuhnya tanpa sadar gemetar sendiri saat pikirannya kembali melayang kembali pada saat ia hampir diperkosa.
Semua orang panik tentu saja, tapi Yoongi bergerak cepat dan langsung memeluk tubuh puteri mungilnya itu dengan lembut. Pemuda pucat itu tercekat saat bisa ia rasakan cengkraman tangan Nana yg erat dibajunya disertai isakkan pelan. Ia berusaha menenangkan Nana, mengatakan semua akan baik-baik saja sekarang. Yoongi tak bisa bayangkan betapa ketakutannya putri kesyangannya ini.
Mereka merasa tercubit saat mendengar isakkan pelan itu, entah kenapa merasa gagal menjadi orang tua bagi puteri semata wayang mereka.
Nana menyudahi tangisannya setelah ia merasa sedikit lega dan melepaskan pelukannya ditubuh Yoongi, merasa agak menyesal karena membuat ketujuh orang tuanya memasang wajah bersalah.
Gadis itu tersenyum tipis, "Kenapa memasang wajah begitu ? Nana baik-baik saja kok" Ucapnya lalu tanpa sengaja menatap Jimin yg kini malah berjalan mendekati ranjangnya. Refleks Nana menutup mata saat Jimin mendaratkan satu kecupan lembut dikening dahi itu.
"Maafkan Daddy sayang..Daddy tidak bermaksud membentakmu. Daddy benar-benar menyesal" Lirih Jimin pelan sembari mengelus pipi gembil Nana yg masih terlihat agak lebam.
"Tidak. Nana yg harusnya minta maaf karena mengganggu Daddy..harusnya Nana tahu Daddy sedang kelelahan..maafkan Nana ya Daddy..Nana takkan mengulanginya Daddy"
Jimin tersenyum dan mengecup kening gadis itu berkali-kali dan memeluknya lembut, "Tidak sayang..bukan salahmu..ini murni kesalahan Daddy oke..maafkan Daddy sayang..Daddy benar-benar menyayangimu Baby girl"
"Isshh..sudah..sudah ..jangan memeluknya lama-lama..kau bau Jim..cuci muka dulu sana, dasar jorok..!" Ketus Yoongi sambil memukul lengan berotot suaminya itu, membuat Jimin merengut kesal. Tapi ia sempat mengecup bibir mungil istrinya itu sebelum berlari kecil keluar kamar, mengabaikan sumpah serapah Yoongi.
Dan Nana kembali terkekeh saat satu persatu orang tuanya memberinya kecupan-kecupan ringan diseluruh wajahnya.
Kini Nana sedang menyantap bubur yg baru saja dibawakan seorang perawat baru saja dengan disuapi Seokjin. Yoongi dan Jungkook masih setia berada disamping Nana sementara Hoseok serta Jimin sedang dikamar mandi untuk membersihkan diri. Kalau Namjoon ia sedang duduk disofa sambil menyelesaikan pekerjaan kantornya, sesekali ia melirik Nana dan para uke yg sedang bercanda lalu ikut tersenyum juga. Sedangkan Taehyung, ia hanya berdiri menyender dikaca rumah sakit saja sambil memegang ponselnya, ia sedang menunggu telpon seseorang.
"Satu suap lagi sayang" Ucap Seokjin saat Nana menolak sendok ke-4 nya dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayolah sayang..kau harus minum obat" Bujuk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Daddy's (BTS) {COMPLETED}
Fanfiction"Omo..! Jin Hyung..kau bawa bayi siapa ?!! Apa dia anakmu ? Anak kita ?! Tapi..kapan kau hamil dan melahirkan ?!!!" "Astaga...lihat wajah merah dan tangan mungilnya" "Duh...pipinya menggemaskan..!!" "Dia cantik" "Kyaaaaaa..!!! Kita adopsi saja hyung...