Nana masih merengut kesal disamping Jenny yg malah terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya itu.
"Sudahla Na..Daddy-mu hanya mengkhawatirkanmu saja" Bujuk Jenny. Nana menoleh sambil mencebikkan bibirnya .
"Itu berlebihan Jenny-ah..aishh..mereka memperlakukanku seolah aku masih balita..!" Protes Nana.
Jenny mengulum senyum lembut, "Wajar saja..kau kan puteri mereka satu-satunya. Tentu mereka akan sangat menjagamu kan..seperti aku"
"Aku tahu tapi...astaga..masa kita harus diawasi segala didalam bioskop sih..aku berasa seperti puteri Presiden saja tau. Dan please Jen..setidaknya kau masih diijinkan pergi bersenang-senang tanpa ada yg mengawasi"
"Eyy..jangan merajuk dong. Buktinya sekarang tidak ada yg mengikuti kita kan ?"
"Tapi tetap saja..ada paman Cha (re;Supir Jenny) dan juga tadi Jiminie Daddy menelponmu untuk menjagaku. Heol...kurasa kemampuan Thai Boxingku tidak berguna sama sekali"
Jenny sendiri hanya terkekeh geli dan menggelengkan kepalanya pelan. Memang sih tadi salah satu pelatih tarinya menghubunginya__berhubung Nana ingin ikut ke Big Hit bersamanya__untuk mengawasi Nana. Padahal kalau bisa dibilang, Nana itu lebih pandai melindungi dirinya sendiri ketimbang dirinya yg memukul saja tak bisa. Harusnya kan dia yg meminta perlindungan sahabatnya itu bukan malah sebaliknya.
Tidak berapa lama kemudian, mobil yg ditumpangi mereka tiba didepan gedung Big Hit. Nana dan Jenny segera turun. Seketika mereka dikejutkan dengan kehadiran banyak wartawan yg sudah memenuhi bagian depan sampai dengan lobi gedung itu.
"Eh Na..ada artis terkenal yg mau datang ya ?" Tanya Jenny heran.
Nana sendiri hanya mengangguk bahu cuek, "Gak tahu..ayo cepetan..nanti kedua Daddy-ku yg bawel itu akan menelponku seperti orang gila karena terlambat sampai" Celoteh Nana lalu berjalan menarik Jenny melewati para wartawan begitu saja.
Sesampainya didepan lift Nana langsung memencet tombolnya, hingga 5 menit kemudian pintu lift terbuka. Mereka berdua baru hendak melangkah masuk tapi tangan keduanya ditahan seseorang dan membuat mereka kaget. Apalagi kini liftnya sudah dimasuki oleh dua orang wanita berbeda umur, terlihat seperti pasangan ibu dan anak sih.
"Maaf, tolong naik lift yg selanjutnya saja" Ucap seorang lelaki dewasa berpakaian serba hitam dengan sesuatu yg terpasang ditelinga kirinya. Lalu masuk kedalam lift juga dan menekan tombol hingga pintu lift kembali tertutup.
Nana yg tadinya hanya melongo karena kagetpun langsung melotot, "Yak..! Apa-apaan itu..?! Kan aku yg duluan..!! Sialan..! Siapa sih mereka..? Sok artis banget deh..!!" Pekik Nana gemas sambi menunjuk-nunjuk pintu lift.
"Ugh..kupikir salah satu dari perempuan tadi artis deh Na.."Jawab Jenny sambil menggaruk kepalanya yg tak gatal.
Gadis berambut sepinggang itu menoleh dengan sebelah alis terangkat, "Artis beneran ?"
"Ya iyalah Na..masa kau tak mengenalinya sih ? Dia lagi naik daun banget loh sebagai model"
"Eoh..jinja ? Nugu ? Yg tua atau yg muda ?"
Jenny menghela nafas berat, sedikit kesal karena memiliki sahabat yg terlihat seperti baru pertama kali keluar melihat dunia. Padahal ke-7 orang tuanya punya pekerjaan yg bisa menyangkut ke dunia entertain loh. Tapi sahabatnya ini malah ketinggalan informasi banget.
"Tentu saja yg muda. Jeong Aria..kau tidak tahu ?"
Nana menggeleng kepalanya polos dan membuat Jenny hampir menggeplak kepala gadis manis itu, "Ya Tuhan..kau hidup dijaman apa sih ?! Padahal Jeong Aria itu lagi terkenal-terkenalnya tahu...wajahnya selalu terpampang hampir di seluruh penjuru Seoul dan kau tidak tahu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Daddy's (BTS) {COMPLETED}
Fanfic"Omo..! Jin Hyung..kau bawa bayi siapa ?!! Apa dia anakmu ? Anak kita ?! Tapi..kapan kau hamil dan melahirkan ?!!!" "Astaga...lihat wajah merah dan tangan mungilnya" "Duh...pipinya menggemaskan..!!" "Dia cantik" "Kyaaaaaa..!!! Kita adopsi saja hyung...