3. Blue Sky

6.4K 809 29
                                    

"Ya tentu. Aku akan sangat senang ketika melihatmu terjatuh dan tidak bisa melakukan apa-apa dimasa depan nanti. Ketika semua orang yang kau percayai ini mulai meninggalkanmu sendiri kedalam kegelapan, itu ....mungkin yang sangat kunantikan."

Naruto terdiam, ia tak habis pikir mengapa Sasuke begitu tidak menyukainya. Seakan ada sebuah kesalahan fatal yang dilakukan Naruto padanya.

Shikamaru terlihat sedang memegang pundak Kiba yang ingin mengamuk. Untungnya walaupun mereka sedang berada didalam kelas dan terjadi perselisihan, mereka tidak saling menentang dengan suara yang keras sehingga tidak ada murid lain yang merasa terganggu ataupun sadar.

"Sebenarnya aku punya pikiran lain untuk 'masa depan'. Semenjak aku kecil, aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Kyuubi mengatakan bahwa waktu begitu kejam dan orang-orang begitu cepat pergi." Sasuke tidak mengerti kemana arah pembicaraan Naruto, namun sekarang seringai di bibirnya tadi menghilang.

Naruto menghela nafas lalu menatap keluar jendela.

"Jika aku tau sampai kapankah aku bisa tetap berada didunia ini, mungkin aku akan mulai memikirkan masa depanku dengan sungguh-sungguh. Namun, sebaliknya manusia tidak bisa memprediksi kapan ia akan pergi. Jadi apa salahnya aku menikmati hidupku hari ini?" Naruto kembali menatap kearah Sasuke yang juga menatapnya.

Sasuke terperangah, untuk beberapa detik matanya yang hitam kelam seakan masuk ke dalam iris Sapphire didepannya. Biru polos, seperti langit tanpa awan.

Sesaat ia merasakan betapa indahnya langit yang sangat ia benci itu namun ia tersadar ketika bel pertanda pelajaran pertama dimulai berbunyi nyaring.

***

"Tadi kau membuatnya tutup mulut Naruto, kau hebat !" Seru Kiba mengebu-ngebu membuat banyak cipratan rotinya bertebaran diudara.

"Makan dulu, baru bicara." Shikamaru disampingnya berusaha menasehati.

"Aku hanya mengatakan prinsip hidupku." Jawab Naruto acuh, ia lebih tertarik untuk menghabiskan ramen cabang ichiraku dikantin sekolahnya itu.

Tiba-tiba Sakura dan Ino menghampiri meja dimana Naruto, Kiba dan Shikamaru makan. Mereka berdua duduk tepat dihadapan Naruto.

Ino melihat kekiri dan kanan seperti sedang memastikan sesuatu kemudian mengangguk kearah Sakura.

"Maaf jika kami mengganggu kalian. " Ucap Sakura setengah berbisik.

"Ahhh...tidak apa-apa Sakura." Jawab Naruto ramah, sebenarnya ketika masih kecil Naruto pernah menyukai Sakura tetapi mereka sekarang hanyalah sebatas teman masa kecil dan naruto sudah tidak memikirkan hal seperti itu lagi. untuk sekarang

"Sebenarnya aku ingin membuatmu dan Hinata tambah dekat. Aku ingin membantu sahabatku itu." Suara Sakura masih setengah berbisik.

Naruto sudah menghabiskan dalam sekali teguk. Ia merasa sangat puas sekarang. "Emm...maksudmu kalian ingin mendekatkanku pada Hinata?" Naruto bertanya.

Ino dan Sakura mengangguk bersamaan. Kiba dan Shimaru seakan seperti penonton kasat mata disana.

"Naruto, pikirkan baik-baik. Bagaimana mungkin kau menolak gadis sebaik Hinata.. hm? Cobalah untuk lebih mengenalnya, aku yakin kau akan terpikat olehnya." Ino membuka suara.

Naruto sedikit merasa kecewa, sepertinya mereka masih tidak mengerti akan keputusannya kemarin.

"Karena Hinata gadis yang baik, mungkin ia bisa mendapatkan yang lebih baik dariku. Maksudku ee....seperti..."

"Seperti Sasuke maksudmu!?" Sakura menghentakkan kedua tangannya dimeja. Ia menyadari kesalahannya dan membungkuk beberapa saat untuk meminta maaf kepada murid-murid di kantin yang sempat kaget akan tindakannya tersebut.

My Future ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang