Mungkin karena empuknya kasur UKS atau faktor kemalasan Naruto yang sedang meninggi, membuatnya memilih untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan tidak mengikuti palajaran seharian ini. Kyuubi sudah datang untuk melihatnya karena khawatir 2 jam yang lalu dan mengajak Naruto untuk pulang, tetapi Naruto lebih memilih untuk beristirahat disana dan menunggu anikinya itu selesai mengajar.
Ia merasa tidak enak jika Kyuubi tidak mengajar karena mengantarnya pulang, toh Naruto juga tidak mengalami hal yang serius. Shizune sensei tidak kembali lagi semenjak ia pergi makan siang tadi, Sejujurnya Naruto sangat benci sendiri didalam ruangan seperti ini. Membosankan, yahh...walaupun lebih membosankan jika ia mendengar ocehan guru mereka didepan kelas.
"Istirahatlah dulu, Dobe."
Tiba-tiba suara serak basah Sasuke kembali menghantui pikirannya. Padahal ia sudah menggunakan earphone sedari tadi karena merasa aneh dengan suara yang selalu tergiang dalam pikirannya itu. Tetapi, rasa hangat juga ikut serta menyelimuti hatinya ketika mengingat perkataan Sasuke.
"Ugh...Teme...apa dia sudah bisa menerimaku sebagai temannya?" Gumam Naruto sendiri. Entah kenapa ia tersenyum sendiri, lalu ia kembali memainkan ponselnya.
"Hmmm....masih 15 menit lagi sebelum pulang. Lebih baik aku bersiap-siap untuk kembali ke kelas untuk mengambil tasku." Naruto turun dari kasur UKS, memakai kaos kaki dan sepatunya,dan memperbaiki seragam sekolahnya yang sedikit berantakan. Ia lalu merenggangkan tubuhnya yang kaku karena lama rebahan diatas kasur.
"Yosh..."
Ia berjalan dan membuka pintu Uks, ketika pintu uks terbuka ia sedikit terkejut ternyata teman-temannya sedang ingin membuka pintu dari luar tadi.
"HUAA...Kaget aku !" Seru Kiba heboh karena tanggannya memang tadi sudah ingin memegang gagang pintu.
"Justru kami terkejut karena teriakanmu." Jawab Sai dibelakangnya.
Disana ada Kiba, Shikamaru, Hinata, Gaara, dan Sai. Mata Naruto mencari-cari keberadaan seseorang yang ia harapkan juga hadir tetapi nihil.
"Na..naruto-kun? Kau baik-baik saja kan?" Hinata menatap Naruto cemas.
"Tenangkan Hinata, lihat aku tidak apa-apa. Kalian terlalu berlebihan." Jawab Naruto dengan menunjukkan jempolnya kedepan.
"Hinata sangat khawatir padamu, bahkan tidak konsen saat pelajaran tadi karena tidak sempat melihatmu bersama kami." Gaara bersuara, ia memikul dua buah tas. Salah satunya adalah tas milik Naruto
Naruto berniat mengambilnya, namun Gaara menggelang pelan.
"Benar kau sudah baikan?" Tanya Gaara lagi.Naruto menatap teman-temannya dengan mata malas.
"Oh ayolah, apakah kalian kira Namikaze Naruto akan lemah hanya karena hal seperti ini?" Ujarnya setengah merengek.
Semuanya tertawa lalu Gaara memberikan tas Naruto pada pemiliknya. Mereka kemudian berjalan bersama menuju bagian depan sekolah.
Mereka sedikit bersenda gurau, hanya saja Hinata tidak terlalu banyak bicara. Mungkin karena dia sendiri yang wanita disana.
Mereka sampai didepan.
"Kau tidak ingin menumpang di jemputanku?" Gaara bertanya kembali bertanya. Sepertinya Hinata juga ingin mengajukan pertanyaan yang sama tadi tetapi Gaara lebih dulu mendahuluinya.
"Ah...tidak perlu repot-repot. Kyuu-nii pasti akan datang sebentar lagi." Jawab Naruto dengan menyilangkan kedua tangannya didada.
"Sepertinya akan hujan besar nih Kiba, Shika, Sai? Bagaimana kalau kalian saja yang menumpang di mobil Gaara?" Naruto memberi saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future ?
FanfictionNamikaze Naruto, remaja blonde blasteran Jepang dan Canada itu adalah seseorang yang periang. Selalu tersenyum pada siapapun dan membantu siapapun. Sikapnya itulah yang membuatnya sangat dibenci oleh seseorang. Uchiha Sasuke, Putra bungsu Keluarga U...