Akhir Kebahagiaan

2.2K 139 12
                                    

♡♡♡

"hime....

.
.


Suara itu, wajah itu, selalu menghantuiku. Aku merasa mati untuk kesekian kalinya. Disaat aku tak dapat melihat bayanganku pada cermin.

Apa aku sudah mati ? Tidak, aku tidak ingin menjadi hantu.
Tapi, jika aku mati. Aku dapat bertemu dengan Naruto bukan ? Aargght, aku tak mengerti dengan semua ini.

Tolong... siapa saja tolong aku !! Beri aku jawaban. Beri aku alasan. Kenapa semua ini terjadi padaku ? Aku takut.

Tolong...........*


.
.
.
.


"Hikss... aku takut"

Hinata terus saja menangis dan menangis, ia merasa raganya telah hilang. Hanya dingin yang ia rasakan, tubuhnya disembunyikan dibalik selimut putih tanpa warna.

Hinata mengusap kasar air matanya.
"Aku harus memastikannya. Apa aku benar-benar mati atau tidak" ucapnya sambil menyibak selimut yang menutupi seluruh tububnya.

Kakinya yang mulai menapak pada bumi, dan pandangannya pun tak lekat dari itu."kakiku tidak melayang" ucapnya yang mencoba berdiri.
"Sekarang akan ku coba menembus pintu itu" lanjutnya yang berjalan ke arah pintu kamarnya.

Dengan perlahan Hinata mendekati pintu kamarnya, ia ingin memastikan apakah dia sudah mati atau belum. Memastikannya dengan memperagakan hal yang sering hantu lakukan.

Disaat tangannya terulur ingin menembus pintu, seketika angin semakin kencang menghampas tirai yang menjuntai panjang. Jendela yang tadinya tertutup pun mulai terbuka.

Hinata memalingkan wajahnya memandang kearah jendela, iris rembulannya menyipit kala melihat sosok dibalik jendela itu. Ia melupakan segala percobaannya tadi, Hinata lebih tertarik dengan sosok diseberang sana.

"Apakah itu hantu ?" Batin Hinata yang melangkah pelan ke arah jendela.

Langkahnya pun tiba dijendela yang terhampas angin kencang, Hinata memajukan kepalanya keluar jendela untuk memastikan sosok yang dilihatnya tadi. Namun disana tidak ada apapun selain angin yang bertiup kencang.

"Hime..."

Hinata pun menarik kepalanya dari luar jendela, indra pendengarannya menangkap suara yang ia rindukan dibalik tubuhnya.

Tangannya mulai meremas tirai yang ia genggam, kakinya pun tak mampu ia putar untuk berbalik memandang suara yang ia rindukan.

Tangan besar dengan urat-urat menonjol itu meraih pinggang ramping Hinata, ia kecup mahkota indigo milik Hinata. Ia tenggelamkan kepalanya pada pundak Hinata. Ia eratkan lingkaran tangannya untuk memeluk Hinata.

"Aku sangat merindukanmu Hinata"

Hinata sangat mengenali suara dan pelukan ini, pundaknya mulai bergetar menandakan tangisan yang tumpah karna kehadirannya. Tangan halusnya bergerak menyentuh tangan yang melingkar dipinggangnya. Hinata mulai memejamkan mata merasakan rindu yang bergejolak dihatinya.

"Aku juga merindukanmu Naruto"
Jawabnya yang berbalik menerjang sosok yang telah membuatnya pilu beberapa waktu lalu.

"Aku juga merindukanmu Naruto"Jawabnya yang berbalik menerjang sosok yang telah membuatnya pilu beberapa waktu lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INDIGO [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang