♡♡♡"Hay Naru sayang, lama Kassan tidak berkunjung kemari. Kassan sangat merindukanmu sayang".sapa Kushina pada makam putra semata wayangnya yang telah tertidur nyenyak berselimutkan tanah.
Ia menyeka air mata yang menghiasi pipi saljunya. Dan terduduk disebelah makam putranya.
Kushina mulai menaruh bunga pada batu nisan yang bertuliskan nama Uzumaki Naruto itu, tangan lembutnya terulur membersihkan daun-daun kering yang menghiasi makam putranya.
"Naru.. ingin rasanya Kassan bercerita banyak hal padamu..hikz.. ingin rasanya Kassan memelukmu dan melihat senyummu. Hikz.." Kushina melepaskan semua oksigen yang tertahan didadanya, ia tersenyum dan menghapus air matanya lagi."tapi Kassan bahagia jika Naru bahagia disana, apa Naru disana bersama Touchan ? Ahh, pasti kalian sudah bahagia disana. Kalian tunggu Kassan ya sayang, mulai sekarang Kassan sudah ikhlas atas kepergian Naru. Jadi, Naru tak perlu bersedih lagi ya. Berbahagialah sayang, tidurlah dalam damai disana. Kassan sudah dapat menerima kepergianmu. Kassan sangat sayang padamu". Tutur Kushina yang beranjak pergi meninggalkan makam putranya, karna memang hari sudah semakin senja.
Ucapan Kushina bagai angin yang meniup segala beban yang selama ini menahan Naruto didunia ini, sekarang Naruto menangis tersedu memandang kepergian Kushina. Ia tak percaya bahwa wanita paruh baya penjaga kantin disekolahan itu adalah ibunya. Ingin rasanya ia memeluk tubuh wanita yang selama ini Naruto rindukan, dan ia menundukkan kepala membaca nama yang ada dibatu nisan itu.
" j-jadi namaku Uzumaki Naruto ? Jadi itu alasan kenapa aku suka berada didekan bibi Kushina ?" Gumam Naruto yang semakin terisak "maaf kan Naru Kassan, m-maafkan Naru yang terlambat mengingat semuanya.. hikz..hikz.."
Memang Naruto telah mengingat semua tentang kehidupannya, siapa dirinya, siapa namanya, dan kenapa ia bisa mati. Ia bisa mendengar segala tangisan wanita paruh baya yang bersurai merah pekat itu. Naruto merasakan kesejukan dihatinya, ia merasa segala beban yang berat dihatinya terasa lenyap dengan berjuta tetesan airmata yang jatuh membasahi makamnya sendiri.
Naruto mulai tersenyum dan bergerak menatap langit luas diatas sana.
"Naru sekarang sudah tenang Kassan" mata sebiru safir itu mulai terpejam merasakan terpaan angin senja pada wajah sendunya.
"Toucan, tunggu Naru disana" bibir Naruto melengkung membentuk sebuah senyuman untuk kedua orang tuanya itu.Tubuh Naruto pun mulai tak terlihat seiring berhembusnya angin kencang yang menyapu dedaunan kering disekitarnya, tubuhnya terasa ringan tanpa beban apapun. Naruto bersiap kembali kedunia dimana seharusnya ia berada.
Namun sebelum seluruh tubuhnya menghilang, Naruto membuka dan menampakkan bola mata birunya yang masih menatap langit sewarna jingga. "Hinata.." ia kembali menutup matanya dan menunggu waktunya yang semakin habis didunia ini.
Tubuh Naruto pun berubah sempurna menjadi cahaya yang terbang menuju alam yang mungkin jauh disana, entah dimana alam itu berada. Namun Naruto yakin bahwa dialamnya nanti ada kehidupan yang menantinya.
"Aku akan menjemputmu jika tiba waktunya Hinata.. Arigatou hime .." ucap terakhir Naruto yang semakin hilang tak terlihat terbawa hembusan angin senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [End]
Horor_Naruto/Hinata_ Kisah seorang gadis yang bisa melihat hantu....