Chapter 22

9K 831 11
                                    


Rombongan kaisar Rensuh membelah jalanan ibukota kerajaan Alam, ia segera bergegas dan memerintahkan para prajuritnya untuk mengibarkan bendera kerajaan Langit agar para rakyat memberi jalan. Walaupun perjalanan mereka lenggan tanpa hambatan, mereka harus menempuh perjalanan 3 hari tanpa istirahat paling cepat tanpa hambatan dan paling lambat 5 hari jika beristirahat di tengah perjalan.

Kaisar Rensuh tentu saja tidak akan memaksakan para prajuritnya yang telah mencapai batasannya, untuk itu kaisar Rensuh dan rombongan istirahat di perbatasan kerajaan angin dan kerajaan bumi. Mereka membangun tenda sebelum hari berganti malam, untunglah perbatasan antara kerajaan angin dan bumi adalah hutan. Tempat yang ditempati membangun tenda adalah daerah dekat sungai, sehingga memudahkan mereka mengambil air dan mencari makanan. Persediaan makanan mereka kini tidak banyak, hal itu membuat kaisar Rensuh mengerang frustasi. Pikirannya sungguh berkecamuk antara menyelamatkan putrinya atau menelantarkan dan meninggalkan para prajuritnya, semua itu membuat kaisar Rensuh pusing bukan kelapangan. Kaisar Rensuh tidak mampu memilih ia hanya berharap hari cepatlah berlalu, sehingga mereka segera melanjutkan perjalanan yang tertunda ini.

"Yang mulia, bahan makanan kita tidak cukup untuk semua orang" lapor Ziumin

Perlu kalian tahu, kaisar Rensuh di temani beberapa anggota Iblis bayangan. Diantaranya Ziumin, Chen, Die, dan Mengyi serta Guangli dan Feng yang tidak ketinggalan, saat ini mereka berkumpul di tenda kaisar Rensuh.

"Ada berapa karung beras yang tersisa?" Tanya kaisar Rensuh

"Hanya bersisa 5 karung, yang mulia" jawab Ziumin

"Daging? Dan sayur-sayuran bagaimana?" Tanya kaisar lagi

"Untuk daging hanya tinggal daging rusa dan untuk sayuran masih lengkap, yang mulia" jawab Ziumin lagi

"Jika beras di masak semua, itu berarti tidak ada yang tersisa! Bagaimana ini?" Gumam kaisar Rensuh.

"Yang mulia, jika boleh saya memberi usulan?!" Tanya Feng

"Tentu"

"Bagaiman jika kita hanya memasak 2 karung beras untuk di jadikan bubur, hal itu tentu saja lebih dari cukup jika di jadikan bubur. Apalagi jika bubur itu di tambahi sayuran dan daging agar semua orang bisa mendapatkan daging dan juga sayur, hal itu agar tidak ada yang saling iri" kata Feng yang memberi usulan

"Ahh idemu sangat bagus Feng, hanya saja tidak ada di antara kita yang pintar memasak bubur seperti usulanmu itu" balas kaisar Rensuh.

"Yang mulia, anda lupa jika kita memiliki seorang koki di sini" kata Feng lalu menatap Guangli yang asik dengan dunianya sendiri.

Guangli yang merasa kini di tatap banyak orang mendongak, tatapan mereka sungguh membuat Guangli mengernyit bingung.

"Apa?" Tanyanya

*****

Karna tidak terima menjadi juru masak dadakan, Guangli terus saja menyuruh Feng ini dan itu. Guangli tidak bisa protes apalagi ini perintah langsung dari kaisar Rensuh, maka dari itu Guangli meluapkan kekesalannya melalui Feng yang memberi usulan tersebut. Ia terus saja menyuruh Feng membantunya memotong sayuran, membantunya mencuci beras, bahkan memerintahkan Feng berburu sebelum matahari sepenuhnya terbenam.

Feng mengurutu sepanjang perjalannya pulang dari berburu, Guangli betul-betul meluapkan kekesalannya padanya. Ia bahkan tega menyuruhnya berburu padahal hari sudah petang, untung saja pengalaman berburu selama 8 tahunnya tidak sia-sia. Feng membawa pulang banyak hasil buruan yang lebih dari cukup untuk mereka, Feng berburu di bantu beberapa prajurit kerajaan Langit yang hanya membantu membawa hasil buruannya. Karna semua hasil buruan yang ia dapatkan dengan tangannya sendiri tanpa bantuan mereka, mungkin setelah ia sampai ia akan berbangga diri di depan Guangli sehingga Guangli akan semakin kesal karnanya.

Feng kini telah sampai di tempat peristirahatan mereka, beberapa prajurit tercengan dengan hasil buruan yang Feng dapatkan dalam waktu singkat. Feng membawa pulang seekor rusa jantan dengan ukuran besar, ia juga membawa dua ekor babi hutan serta beberapa ekor ayam hutan dan juga bebera jamur yang bisa dimakan.

"Waw, Feng kau sungguh hebat dalam berburu. Lihat ini-- Die menunjuk hasil buruan Feng -- kau mendapatkan mereka dengan waktu yang sangat singkat" lanjutnya

"Tentu saja, siapa dulu?!" Kata Feng berbangga

Hal itu membuat Guangli mengendus tidak suka, Feng selalu saja mampu membuatnya kesal bahkan karna hal sepele sekalipun.

'Baiklah, biarkan dirimu berbangga untuk hasil buruanmu. Setelah masakanku selesai aku juga akan membuatmu iri padaku, mari kita bersaing untuk medapat perhatian dan pujian banyak orang' batin Guangli penuh tekad.

*****

Hari kini sudah menjelang malam, suara binatang malam kini menjadi latar malam yang dingin di tengah hutan perbatasan dua kerajaan. Aroma lezat menguar di udara, orang-orang yang tadinya sibuk sendiri kini menghentikan aksi mereka dan mengikuti aroma lezat itu. Bahkan kaisar Rensuh yang istirahat di tendanya pun ikut keluar karna aroma itu sangat menggoda, cacing dalam perut mereka mulai memberontak hanya karna mencium aroma lezat itu.

Guangli mencicipi bubur dengan potongan sayur dan daging cincang di dalamnya, ia meniup bubur dalam senduk sayurnya yang masih menguap. Guangli segera mencicipinya saat uap panas itu hilang, Guangli menoleh kedepan saat merasa ditatap. Tiba-tiba Guangli tersedak karna terkejut, para prajurit bahkan kaisar Rensuh menatapnya penuh minat. Bahkan ada beberapa prajurit yang menganga lebar hingga air liur mereka menetes, Guangli yang melihat itu bergidik geli.

Guangli segera minum air yang di sodorkan Ziumin agar batuknya mereda, setelah meneguknya hingga tandas akhirnya Guangli bisa merasa lega.

"Apakah masakanmu sudah masak Guangli?" Tanya kaisar Rensuh tidak sabaran, tentu saja sejak tadi cacingnya memberontak tiada henti

"Yah, yang mulia" jawab Guangli.

"Baiklah, kalian segera bentang beberapa karpet untuk kita tempati duduk saat makan" perintah kaisar Rensuh pada beberapa prajuritnya

"Dan kalian -- tunjuk kaisar Rensuh pada Feng, Ziumin, Die,Mengyi dan Chen -- bantu Guangli menyiapkan masakannya agar kita segera makan, Zhen sudah sangat lapar" perintahnya lagi

"Baik, yang mulia" jawab mereka.

Beberapa karpet sudah di bentang, kaisar Rensuh segera duduk di susul para jendral dan prajuritnya. Makanan kini mulai di bagikan, asap yang masih keluar dari dalam mangkuk bubur mereka.

Mereka kini telah mendapatkan bagian masing-masing, bahkan di kuali masih banyak bubur. Mungkin saja setelah mencoba bubur Guangli mereka akan meminta lagi dan yang benar saja mereka meminta tambah karna bubur Guangli memang enak.

"Guangli, masakanmu sangat enak, bahkan masakanmu mengalahkan juru masak di dapur istana" puji kaisar yang kini memakan buburnya yang merupakan mangkuk ke limanya.

"Anda terlalu memuji yang mulia" balas Guangli merendah

"Kau tidak usah merendah seperti itu Guangli, masakanmu memang enak. Benarkan anak-anak?" Tanya jendral Dong Bonling

"Yah, yang jendral katakan memang benar"

"Aku setuju dengan itu"

"Ini memang bubur yang sangat enak"

Dan masih banyak lagi pujian yang di dapatkannya dari para prajurit, Guangli tersipu malu. Setelah itu ia menatap Feng yang duduk di depannya sambil tersenyum penuh kebanggaan, Feng yang melihat itu mengendus.

"Sekarang kita seri!" Gumam Guangli

.
.
.
.
.

♡ Xian Ai Yue ♡

Princess Yue and Her Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang