Chapter 26

8.8K 815 30
                                    


Wajah selir Yeng berangsur-angsur pulih menjadi semakin muda, penuaan akibat terhisapnya energi kehidupan dan jiwanya kini tersegel oleh mantra terlarang selir Yeng dimana mantra itu harus dibayar dengan nyawa. Segala sesuatu yang dilakukan selir Yeng baik dulu maupun sekarang harus ia bayar, entah itu dengan tumbal atau dengan energi kehidupan dan nyawanya sekalipun.

Hal ini demi ambisi dan obsesinya yang kuat terhadap kaisar Rensuh, terlebih provokasi sang ayah membuatnya semakin menjadi. Ayahnya sangat berambisi dengan tahta kerajaan Langit, ia selalu menyangkut pautkan mendiang nenek moyangnya yang berjasa membangun kerajaan langit bersama mendiang kaisar terdahulu. Ia berkata seharusnya kini ia menjadi pemimpin rakyat karna nenek moyangnya juga ikut andil dalam pembangunan kerajaan langit, namun sayangnya kuasa kaisar terdahulu dan segala yang ada pada dirinya baik itu kecerdasan, pengetahuan, keahlian dan pengalamannyalah yang membuat kerajaan langit terbentuk, terbangun dan berkembang. Jika di bandingkan dengan nenek moyang mentri baek, kaisar terdahulu lah yang paling banyak berpengaruh dalam pembangunan kerajaan langit di daerahnya. Namun ambisi tetaplah ambisi, karna ambisinyalah mentri baek melangkah jauh seperti ini dan mengikut sertakan putrinya dalam lubang kegelapan.

Selir Yeng menghisap semua kekuatannya yang meledak, bukan hanya kekuatannya tapi juga sisi jahatnya kini kembali ketubuhnya. Kini selir Yeng merasa kekuatannya semakin kuat, perlahan luka-lukanya berangsur sembuh karna bantuan dari ilmu sihir hitamnya.

"Whahahaha~~~" suara tawa melengkin dan menggema

Tawa selir Yeng terdengar sangat mengerikan, membuat siapa saja merinding ketakutan. Ia kini bagaikan sosok iblis dengan kilatan mata tajam.

"TIDAK AKAN ADA YANG BISA MENGALAHKANKU SEKARANG, BAHKAN KAISAR SEKALIPUN! DENGAN KEKUATAN SIHIR HITAM INI, AKU TIDAK PERLU TAKUT DENGAN SIAPAPU" katanya Angkuh

'Brengsek! Berani-beraninya kau mengembalikanku ke tubuh busukmu ini!!' Geram sisi jahat selir Yeng

"Apa yang kau katakan? Busuk?! Sadarlah kau tercipta dari tubuh busuk ini, ckckck" balas selir Yeng

'Hahaha, yah aku memang tercipta dari tubuh busukmu ini! Jadi sekarang lepaskan aku! Aku muak berada disini' geramnya

"Kenapa? Kau lupa kau bagian dari diriku?!"

'Peduli setan dengan kenyataan itu, aku tidak ingin menjadi bonekamu lagi!' Teriak sisi jahat selir Yeng

"HAHAHAHA~~ suara tawa selir Yeng kembali menggema, selir Yeng kini berdiri setelah merasa tubuhnya sepenuhnya pulih dari pohon yang di sedari tadi ia sandari. Ia melangkah menuju halaman dan menatap nanar kediamannya --KAU ADA KARNA AKU INGIN, KAU MENGATAKAN BONEKA? AH KAU TERLAMBAT MENYADARINYA. KEHADIRANMU ADALAH KEAJAIBAN BAGIKU, AKU HANYA MEMANFAATKANMU DAN KARNAMU AKU SUDAH MELANGKAH JAUH SEPERTI INI DAN INGATLAH-- Kalimat selir Yeng menggantung --AKU TIDAK AKAN PERNAH MELEPASMU!" Balasnya dingin.

'BERANINYA KAU MEMAKSAKU TETAP TINGGAL!!' Aura gelap yang mencekam kini memutari tubuh selir Yeng, namun hal itu tidak membuat nyali selir Yeng menciut.

"TENTU SAJA AKU BERANI! DENGAN SEGEL INI KAU TAK BISA APA-APA" Balas selir Yeng pada dirinya sendiri

'BENARKAH?' Tanya sisi jahat selir Yeng yang kini tersenyum miring 'KAU TERLALU MEREMEHKANKU, CKCKCK' Balasnya disusul dengan tawa yang mengerikan.

"COBA SAJA, JIKA KAU BISA!" Jawab selir Yeng sombong.

'KAU AKAN MENYESAL MENANTANGKU DAN JUGA KAU AKAN SEMAKIN MENYESAL KARNA MENGEMBALIKAN DIRIKU KETUBUHMU YANG BUSUK INI! KAU LUPA? KEKUATAN ILMU SIHIR HITAMU ITU KINI MEMIHAK PADAKU!' Kata sisi jahat selir Yeng mengingatkan.

Perlahan selir Yeng memucat, pertahanannya mulai goyah. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, tatapan kosong kini nampak di matanya. Ia lupa, betul-betul lupa! Bahwa kekuatan ilmu sihir hitamnya tidak lagi berpihak padanya, selir Yeng ambruk dan terduduk lemas di halaman pavilium Rong yang masih mengeluarkan asap hitam tebal akibat ledakan besar kekuatannya. Kini semua pengorbanannya akan sia-sia, kekuatannya pasti akan mematahkan segel itu bagaimanapun kuatnya segel yang di buatnya jika kekuatannya memberontak? Yah, percuma.

*****

Di sisi lain kaisar Rensuh melangkah lebar menuju pavilium Rong, di belakang kaisar para anggota Iblis bayangan mengikuti langkah lebarnya. Kaisar Rensuh semakin mempercepat langkahnya, ia tak ingin selir Yeng lolos begitu saja. Ia tak ingin meloloskannya dan telah bersumpah akan memberinya rasa sakit yang tak tertahankan dimana nanti selir Yeng meminta kematian di banding penyiksaan yang akan di berikannya.

Kaisar Rensuh telah tiba di halaman pavilium Rong, di sana ia melihat selir Yeng terduduk lemas dengan wajah pucat. Keputus asaan nampak di wajahnya, hal itu membuat kaisar Rensuh menyeringai. Niat membunuh nampak di wajahnya yang tampan, aura yang di keluarkannya sangat mengintimidasi.

Kaisar Rensuh kini berdiri di hadapan selir Yeng, selir Yeng menatap sepatu kaisar Rensuh sebelum mendongakkan kepalanya menatap pria yang selama ini ia puja.

Menyesal..

Kata itu mulai mengusik dirinya, selir Yeng benci mengakui bahwa ia menyesali semua yang ia lakukan. Ia terlalu terbawa suasana dan terus melangkah sampai sejauh ini, ambisi dan obsesinya membuatnya benar-benar jatuh kedalam jurang kegelapan tanpa dasar. Ambisi dan obsesinyalah adalah musuh yang membunuhnya secara perlahan, karna ambisi dan obsesinya itulah ia menghalalkan berbagaicara untuk mendapatkan apa yang ingin ia gapai dan miliki sepenuhnya tanpa berbagi.

Selir Yeng kembali menunduk, bulir bening mengalir membasahi pipinya. Tak seharusnya ia melangkah sejauh ini, kini ia menyesali semuanya. Semua perbuatannya, semua kesalahannya. Ia menyesali semuanya.

Bukan hanya selir Ai ling yang ia lenyapkan, semua selir kaisar yang hilang tanpa jejak itu juga perbuatannya. Bahkan ibu suripun ia lenyapkan karna mengusiknya, dan juga pangeran Hou putra selir Ai Ling dan kaisar Rensuh pun ia lenyapkan hanya karna melihatnya memakan jantung para selir yang ia lenyapkan.

Selir Yeng semakin menangis hiteris membayangkan dirinya, ia jijik dengan dirinya sendiri ketika bayangan dirinya memakan jantung segar itu saat bulan purnama penuh. Ia sungguh jijik dengan dirinya, ingin rasanya ia mengali lubang dan bersembunyi karna malu dengan perbuatannya. Ingin rasanya ia mandi di kolam air suci untuk membersihkan tubuhnya yang penuh dosa tersebut.

Namun sayang, semua itu tidak mungkin terjadi ketika kematian sudah ada di depan matanya.

Takut?

Yah, selir Yeng takut. Bukan tapi sangat takut! Kematian sudah ada di depan matanya, hanya menunggu waktu pria yang ia puja selama ini menebasnya dengan pedang kebanggaannya. Kini ia sadar, beginilah rasanya takut ketika kematian di depan mata. Beginikah rasanya orang-orang yang ia bunuh memohon untuk tetap hidup, beginikah rasanya ketika kematian akan merenggut nyawanya.

Selir Yeng baru merasakan, apa yang dirasakan orang-orang yang ia bunuh saat kematian di depan matanya. Ia baru merasakan betapa takutnya orang-orang ia bunuh saat itu, dan sekarang hal sama yang ia rasakan. Dulu ia membunuh tanpa ampun dan belas kasih, ia dengan kejamnya menebas tanpa di selimuti rasa bersalah ataupun takut akan kemurkaan dewa. Namun kini ia menyesali semua perbuatannya, ketika kematian sudah di depan matanya.

"JADI, ITU ADALAH KAU"

Suara dingin yang menusuk milik kaisar Rensuh membuat tubuh selir Yeng menegang, ia memejamkan matanya erat karna rasa takut yang teramat membuatnya mengigil dan gemetar.

.
.
.
.
.

♡ Xian Ai Yue ♡

Princess Yue and Her Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang