Chapter 18

9.1K 850 7
                                    

"Ibunda! Kenapa Ibu menarik telinga Deming? Jika telinga kanan Deming melebar dan semakin besar, mana ada gadis yang mau dengan Deming dengan telinga besar sebelah?" Protes pangeran Deming kesal.

"Lihat nih" tunjuk pangeran Deming pada telinga kanannya "Telinga Deming merah dan serasa melebar seperti kuping gajah!" Kesalnya yang terus menggerutu

"Jika seperti ini Deming tidak tampan lagi" katanya muram

Permaisuri Xiu terkekeh garing mendengar kekesalan putra keduanya itu, ia tertawa sampai membuat perutnya sakit dan air mata mengalir di sudut matanya.

"Siapa yang tidak ingin menikah dengan putra ibunda?" Tanya permaisuri Xiu "bagaimana bisa mereka menolak putra-putra ibunda yang memiliki wajah tampan dan pesona yang tidak bisa di elakkan!" Lanjutnya.

Putra mahkota Cheng yang tadi cemberut sambil mengusap kupingnya kini tersenyum cerah, begitupun dengan pangeran Deming. Mereka kini termakan rayuan dan pujian ibunya, jangan salah? Keduanya senang di puji oleh ibundanya yang memang perayu handal.

Putri Yue hanya tersenyum melihat mereka, ia ingin berdiri namun kakinya pegal dan kebas. Perutnya sudah memberontak dari tadi dan itu membuat putri Yue semakin lapar, melihat makanan yang tersaji di meja dengan aroma yang menggiurkan itu hampir membuatnya hampir meneteskan salivanya saking tergiurnya.

KRIUUKKKKKK.. ~~~

Permaisuri Xiu, putra mahkota Cheng dan pangeran Deming menoleh pada Yue yang memegang perutnya sambil menunduk malu, rona merah kini menghiasi wajahnya yang nampak mempesona dan sangat lucu. Tiba-tiba suara tawa menggema di seluruh penjuru kamar putri Yue.

*****

Disisi lain di istana bagian barat tepatnya di pavilium Rong, selir Yeng merasakan sakit yang membuatnya merintih dan kadang menjerit. Setiap bulan purnama penuh jiwanya akan di hisap oleh ilmu hitamnya dan malam ini bulan purnama penuh, ia pasti akan melewati malam yang panjang dengan siksaan yang tidak terkira. Jika boleh memilih? Mungkin selir Yeng mengemis mati lebih cepat dari pada merasakan siksaan yang membunuhnya secara perlahan seperti ini.

Selir Yeng merasakan kekuatan hitamnya kini semakin kuat dan tak terkendali, ia bisa merasakan hal itu saat melihat aura gelap yang mengubur ingatan putri Yue di istana bagian selatan itu menguap perlahan dan sulit untuk menguburnya kembali. Entah mengapa ilmu hitam yang mengubur semua bukti kejahatannya selama ini seakan memberontak dan tak ingin bekerja sama, apakah ia harus memberi menumbal  saat bulan purnama penuh kedua? Mungkin ia?! Selir Yeng harus melakukannya untuk mengontrol kekuatannya dan untuk menambah energi kehidupan dan jiwanya yang selalu terkuras apabila bulan purnama penuh.

Selir Yeng berguling di atas peraduannya sambil menggigit bibir bawahnya untuk meredam suara teriakan dan rintihan kesakitannya, ia tak ingin orang-orang tahu kalau kini ia tengah lemah dan di ambang batas kematian.

Wajahnya pucat pasih, tubuhnya yang berisi kini berangsur menjadi kurus dan kering bagaikan mayat hidup. Melihat kondisi tubuhnya yang mengerikan ia menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Keringat dingin terus membasahi tubuhnya yang kurus, wajah cantiknya kini tirus dan berkeriput layaknya seorang nenek-nenek berusia seratus tahun.

Suara kasim mengumumkan kedatangan mentri Baek yang ingin bertemu, ia segera menjawab dan menyuruh ayahnya segera masuk.

Pintu segera ditutup rapat saat Ayahnya memasuki kamarnya, bau anyir darah membuat selir Yeng bangkit dan melompat dari peraduannya menuju ayahnya yang memegang bungkusan besar. Dari bungkusan itu darah segar terus saja menetes, tanpa berpikir panjang selir Yeng merebutnya dan membukanya.

Princess Yue and Her Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang