Warning! Font miring berarti percakapan bahasa indo, font biasa percakapan korea ^^ jika bingung comment ya..
Happy reading..Aku menapak kan kaki diatas aspal dan di bawah langit cerah.
Btw aku sudah di Korea. Betapa gugup nya aku sekarang.
"Hera, ayo kemari" ucap Yena kepadaku. Aku hanya mengangguk.
Setelah keluar dari bandara, aku menaiki mobil menuju ke gedung bighit.
Sungguh aku tidak percaya bahwa kini aku berada di sini.
"Are you nervous?"
"Uhmm.. a little bit"
"Hahaha... sudah lah ini karena kau belum terbiasa" ucapnya berbahasa indonesia.
Aku hanya tersenyum ke arah Yena."Apa hanya kau yang bisa berbahasa inggris? Bagaimana jika aku tidak bisa komunikasi disana?" Tanyaku.
"Untung nya pelatih di sana fasih berbasa inggris. Jadi tenang saja. Namun kau juga harus siap belajar bahasa korea" ucapnya. Aku menggangguk.
Tunggu, berapa banyak trainee di sini? Apa sangat banyak atau sedikit atau apa? Entahlah. Yang penting tujuan ku hanya ingin bertemu Hoseok oppa.
Aku pergi ke gedung bighit bersama onnie Yena. Gedung ini cukup besar di banding gedung lainnya. Aku memegang dadaku. Dimana Hoseok oppa? Apa ia masih berlatih? Sudahlah jalani saja dulu.
Kemudian aku di antar oleh onnie Yena ke ruangan trainee. Terlihat banyak nya gadis sebayaku di sana. Benar benar wajah nya seperti orang korea. Ah pabo aku lupa. Mereka kan orang korea.
"A..anyeong.." ucapku berbahasa korea. Aku hanya mengerti anyeong adalah kata sapaan di sini. Seperti hai, halo dan sebagainya.
Mereka melirik ke arah ku. Ada yang tersenyum dan ada yang hanya menoleh ku. Bahkan tidak sedikit dari mereka menghiraukan ku. Apa apaan ini.
"Baiklahh sekarang kita mulai perkenalan diri" ucapnya berbahasa korea. Yah! Bagaimana ini apa yang dia bicarakan?.
Namun kemudian onnie Yena datang ke pelatih wanita tersebut.
"Well.. okay, first we must to introduce our self one by one" ucapnya. Seperti nya ia mengerti. Aku pun bernafas lega.
Kami berkenalan maju satu per satu ke depan. Aku sudah mendapat giliran. Aku mengatakan nya dengan bahasa inggris. Entah mereka mengerti atau tidak itu bukan urusan ku. Yang penting aku ingin segera bertemu oppa. Memang terlihat egois namun rasa rinduku sudah bertahun tahun ku pendam. Dan kini tiba saat nya.
Cklek...
Pintu ruangan trainee terbuka. 7 lelaki datang ke ruangan trainee kita. Gadis gadis itu saling berteriak heboh akan kedatangan mereka. Saling menunjuk satu persatu ke arah mereka. Aku hanya menyimak pembicaraan yang tak kumengerti.
Tiba tiba mataku tertuju pada lelaki ber rambut oranye. Aku membuka mataku lebar.
"Baiklah mari berdiri sambut para sumbaenim kalian" ucap pelatih tersebut. Aku yang tak mengerti maksunya hanya ikut berdiri. Yang ku tau sunbaenim itu adalah senior.
Posisiku di belakang. Tidak terlalu belakang. Namun tentunya dari depan dia dapat melihatku.
Ya.. Hoseok oppa ada di depanku.
Oppa.. aku merindukanmu.. rasanya aku ingin memeluk mu. Mengatakan bagaimana kabarmu. Bagaimana hidup mu bersama lelaki tua sialan itu.
Aku berharap ia menoleh ke arahku.
Yah dia menoleh..
Namun
Di tidak menghiraukanku.
.
.
.
.
.
.Kini aku berada di kantin bighit. Aku memeasan satu kopi americano. Aku mengaduk aduknya.
Sebelumnya, 7 lelaki tadi hanya memberi sapaan dan ucapan selamat pada kami. Aku tidak percaya. Tadi Hoseok oppa melihatku. Benar benar melihatku. Matanya tertuju pada mataku. Tapi aneh nya dia tidak ada apa apa padaku. Dia mengira aku fans nya.
Hati ku sakit. Apa dia melupakanku?.
Apa dia benar benar lupa pada adik kandung nya? Apa yang dia ajarkan lelaki brengsek itu pada oppa ku? Aku sungguh merindukan nya. Aku rindu bersama dengannya.Tapi inikah balasanku selama 14 tahun ini? Dia mengacuhkan ku. Dia bahkan seperti tidak memilki adik. Sungguh aku terpukul. Tiap malam aku hanya memikirkan bagaimana aku bertemu dengannya. Dan dia? membayangkannya rasanya sudah tidak sanggup.
Tes..
Aku meneteskan air mataku. Aku sudah tidak bisa bertahan. Rasanya seperti orang bodoh yang merindukan namun tak di rindukan. Aku merasa membencinya..
Ibu.. bagaimana ini? Oppa, dia tidak mengenaliku sama sekali. Apa yang harus ku lakukan. Padahal tujuan ku kesini hanya menemui oppa. Dan sekarang tujuanku hilang.
Aku menundukkan kepalaku. Terisak cukup keras. Aku tidak peduli orang memperhatikan ku. Yang ku rasakan sangat menderita. Berjuang hanya sendiri.
"Gwaenchana?" Ucap seseorang berbahas korea. Aku tau artinya. Namun aku tak menghiraukan. Ia menggoyang-goyangkan bahuku. Itu membuatku risih.
"What the fuck you just doing! You know im crying! Could you just leave me alone?!" Bentak ku kemudian aku mengangkat kepalaku. Mataku membesar.
Kim Seokjin ada di hadapanku.
"Ah.. noona gwencana?" Tanyanya.
"Aku tidak percaya dia di sini.Tunggu.. jika dia disini, berarti..
"Hyung! Kami mencarimu dari tadi!" Ucap seorang laki-laki pendek berambut abu abu silver dan laki laki lainnya menghampiri kami.
Mereka melihatku.
Disana. Aku menemukan oppaku.
"Dia menangis" ucapnya namun aku tidak mengeti apa yang ia ucapkan.
"pls don't bother me, i don't need your pity. Im just feel so upset with him!" Ucapku menunjuk kearah Hoseok oppa dengan tatapan ku sambil berdiri.
Aku tau mereka tidak mengerti apa yang ku bicarakan. Aku pun pergi berjalan cepat meninggalkan mereka.
Namun tangan ku di tahan oleh seseorang.
Kim Namjoon.
Hellooo bagaimana??
Kalo ada masukan harap comment okay
Jangan lupa vote kalo mau double update💜 don't siders..

KAMU SEDANG MEMBACA
My Life As An Idol ✔
Fanfiction[FINISHED]"Wha.. what are you doing?!let me go" "u think i don't know what you are talkin' about?!" Sejak aku datang untuk menemui oppaku, dan memutuskan untuk menjadi idol, hidup ku berubah 180°