Capther 7

1K 120 21
                                    

Semenjak hari itu Jeonghan dan Joshua tak pernah lagi bertemu.
Yang Joshua ingat adalah ia berjanji pada seseorang dan kalung yang ada dilehernya itu adalah bukti juga sebuah surat yang mengatakan bahwa ia bisa membuka Gulungan pada liontin itu saat mereka berpisah.
Namun Joshua masih enggan membukanya

Sabtu,27 xxx xxxx
"Pasien Joshua Hong" ia tersenyum saat namanya dipanggil.
Ya ini sudah waktunya ia pulang bersama keluarganya kembali.
Meskipun hanya para maid dan pelayan ia tak sedih karena mereka dianggapnya Saudaranya sendiri.
Dan hari ini adalah hari peringatan meninggalnya Orang tua nya.

"Tuan muda apa anda ingin pergi ke makam ayah dan ibu anda?" Tanya sang maid saat setelah selesai membantu Joshua berkemas.

"Ya. Aku juga ingin melihat makam Uncle Siwon." Jawabnya.

'Buka itu saat kita berpisah atau ada masalah agar kita nanti bisa berbaikan..'

'Eii.. baiklah Cheonsa ku..'

.
.

'Jisoo!! Geli ahahahaha.."
"Cheonsa minta ampunlah maka aku akan berhenti"
"Ahahahha.. arra.. aku akan minta ampun ahahaha"
"Baik aku- Yakk mau lari kemana kau!!!"
"Ahahaha.. wlee Jisoo pabbo ahaha"
"Awas kau Cheonsa"
Ingatan kecil membekas di ingatan Joshua membuatnya tersenyum.
Terasa sedikit sesak.
Ia terus berfikir kenapa ia bisa melupakan seseorang padahal yang lainnya diingatnya.
Yang ada hanyalah bayangan seseorang berambut pirang panjang dan sebuah kata 'Cheonsa'

Kepala Joshua terasa sangat berat.
Remaja 16 tahun itu kini memilih untuk tidur dan tak ingin mengingat apapun lagi.
Tanpa ia hendaki airmata nya Jatuh begitu saja.

"Kau ingin makan apa sayang?"

"Aku ingin makan Bulgogi saja eomma.. tiba-tiba aku ingin itu"

"Sayang.. besok kau sudah siap bukan?"

"Aku sudah siap eomma dan keputusanku sudah bulat.."

"Yasudah terserah padamu.. ohya besok kau akan ditemani Hoshi dan woozi hmm.."

"Baiklah eomma.. aku ingin kekamar dulu"

'Aku yakin kita pasti bertemu Jisoo..'

FLASHBACK

"Aku akan pindah ke L.A saja Paman.. aku titipkan rumah ini karena aku hanya akan meneruskan sekolah lalu kembali" ucap joshua saat berdiskusi dengan Kim Ajusshi yang menjadi paman kepercayaannya setelah siwon.
Meskipun tak ada ikatan tali darah tapi joshua menghormatinya.

"Baiklah.. tapi ketika disana kau akan tinggal dengan siapa Nak?" Tanya Paman kim pada Joshua

"Aku akan tinggal dirumah milik ayah dulu.. ohya paman aku juga ingin paman menjaga semua barangku yang ada dikamarku jangan sampai tercecer ne paman" Jawab joshua.
Ia bersungguh sungguh untuk pindah ke kampung halamannya dulu untuk sementara.

"Ohya Nak.. ini dari mingyu untukmu.. dia tak ingin memberi langsung karena tak mau menahanmu nantinya"

"Ahaha ne Gomawo paman. Sampaikan salamku pada Mingyu"

FLASHBACK END

Joshua menatap langit-langit kamar miliknya.
dua hari lagi ia akan pergi meninggalkan korea melanjutkan study nya.
Walaupun akan kembali tapi ia tetap merasa berat hati.

'Joshua.. aku ingin lihat bintang disini.. disini dan-"

Chu~

'K-kau ishh.. dasar menyebalkan! Aku-'

'Sekali lagi kau cerewet maka aku akan menciumimu terus'

'Tapi Jisoo~'

'Akan aku ganti motif langit-langit kamarku untukmu cheonsa.. ayo tidur'

'Ehehehe sayang-'

'Aku juga menyayangimu-'

---------

Mata Joshua kembali panas.
Ia sangat lelah oleh pikirannya sendiri.
Ditambah banyaknya kenangan samar yang kembali terbayang disana.

- - - - - - - -

Jalanan kota benar-benar menyita perhatian joshua.
Sepanjang jalan ia menatap kosong dan tak mau melihat kearah lain.

'Jicu.. jelek wlee'

- - - - - - - - - - - -

At Seven of performing art

"Anyeong haseo.. Yoon Jeonghana imnidha.. kalian bisa memanggilku Jeonghan "cantik.
Tubuh langsing dan bibir cherry miliknya menyita pandangan semua siswa disana.
Rambut merah gelapnya tergerai indah membuat penampilannya semakin cantik.

"Nah Jeonghan Silahkan duduk disebelah Shannon"
Ucap sang guru dan diangguki oleh Jeonghan.
Murid yang baru saja menyita perhatian banyak orang

"Anyeong.. aku shannon William senang bisa berteman"
Jeonghan menoleh dan tersenyum mengangguki perkataan teman barunya itu

"Nah.. hari ini para guru akan rapat kalian jangan berulah mengerti!"

"Baik songsaniem"

Bak drama. Semua siswa yang tadinya tenang mulai bersorak gembira.

"Hei itu Joshua. Dia pasti ingin mengambil barang-barangnya"
Ucap seorang gadis disana saat melihat Joshua datang tanpa seragam hanya sebuah baju kemeja dan kaos putih dalamannya juga celana Jeans.

"Jeonghan bisa temani aku untuk keruang kepala sekolah?" Tanya shannon.
Jeonghan sebenarnya penasaran tentang Joshua itu siapa namun ia harus menemani Shannon karena shannon teman pertamanya disana

- - - - - - -

"Josh.. kau benar-benar pindah?" Tanya seungcheol teman baiknya semasa di sekolah.

"Ya seperti yang kau lihat Choi aku akan pindah" ucap Joshua santai pada temannya tersebut

"Bukankah-"

"Ada yang harus aku urus Cheol dan kau tahu bukan aku ini siapa?" Ucap Joshua lagi.
Kini ia benar-benar lelah

"Aku tahu Josh tapi.. terserah padamu saja" ucap Seungcheol pasrah. Joshua tak mungkin dapat dicegah

"Seungcheol.. kau tetap temanku bukan?" Tanya Joshua pada seungcheol

"Tentu Jisoo.." Jawab Seungcheol dengan senyuman yang dipaksakan disana.
Ia tak ingin Joshua pergi sebenarnya tapi keputusan Joshua sudah bulat dan tak ada yang bisa memaksanya lagi sekarang.

'Andai aku bisa jujur sekarang bahwa aku mencintaimu' Seungcheol dalam hatinya

.
.
.
.
.
TBC
Mohon Review

My Moodboaster (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang