Chapter 9

963 115 16
                                    

Jeonghan turun dari mobil yang membawanya dan segera berlari tanpa peduli banyak yang melihatnya.
Yang ia pikirkan hanya satu.
Bertemu dengan kekasih hatinya Joshua

"Permisi apa penerbangan ke L.A sudah berangkat?"Tanya Jeonghan saat sampai pada tempat pembelian tiket

"Belum. Tapi Sebentar lagi sekitar 15 menit lagi" Jeonghan mengangguk lalu kembali berlari menerobos para pejalan disana

Joshua menghela nafas pelan.
Perasaannya tak menentu seperti ada yang tengah mencari dirinya.
Berkali-kali ia menengok kebelakang namun tak ada yang ganjil

"mungkin Firasatku saja.." Ujarnya kemudian Berjalan mengikuti jalan ketempat Antrian pesawat menuju L.A

"Dia ada dimana tuhan?" Jeonghan Terus mencari dimana Joshua.
Ia sangat ingin bertemu dengan Joshua

Langkah Joshua pelan.
Matanya menatap Layar penerbangan disana.

'Dia ada dimana tuhan?' Joshua menoleh kebelakang.
Matanya melihat sosok berambut Merah gelap berdiri membelakangi dirinya tak begitu Jauh.

"Penerbangan dengan Pesawat Menuju L.A akan segera berangkat 5 menit lagi mohon para penumpang segera naik terimakasih"

Jeonghan menghela nafas kasar
Matanya memanas ia tak dapat menemukan Joshua dimana pun.
Langkahnya gontai ia memilih menyerah dan pergi dari tempatnya berdiri

*Tinggg.. tingg

Kalung yang dikenakan Jeonghan terjatuh tanpa ia sadari.
Ia sibuk dengan air matanya yang sudah jatuh.

Joshua mengerutkan keningnya.
Entah apa yang ada dipikirannya ia berjalan keluar dari antrian dan pergi mengikuti Orang itu

"Kalung ini.. seperti milikku"
Joshua perlahan mengikuti langkah orang itu namun tiba-tiba kerumunan orang menghalangi langkahnya

"Ada yang pingsan astaga panggil Ambulance!!"Joshua coba menerobos dan mengikuti orang tadi

Jeonghan kini berada didalam ruangan rumah sakit.
Setelah mencari Joshua ia jatuh pingsan karena kelelahan karena terus berlari

"Sayang.. kau baik-baik saja?"Jeonghan duduk dan memegangi kepalanya yang sedikit sakit itu.

Matanya kembali berlinangan airmata. Ia tidak berhasil menemui Joshua.

Ia kembali mengingat kenangan lampau saat ia bersama Joshua namun hanya Joshua lah yang bisa menemukannya bukan dia yang menemukan Joshua.

'Kau itu lemah!! Tak pantas untuk Joshua pergi saja sana dasar Lemah hanya jadi parasit!!'
Kenangan tentang kata-kata seseorang yang mengatakan Jeonghan hanya seorang parasit di hidup Joshua pun kembali teringat

'Kau tahu.. Joshua takkan pernah bersama denganmu.. Joshua lebih pantas bersama denganku'
Semuanya terngiang bak kaset diingatan Jeonghan

Airmata Jeonghan semakin deras Jatuh. Suara isakannya semakin terdengar.

"Sudahlah sayang.. berhenti menangis" Ucap ibu dari Jeonghan.
Sedikit Flashback saat Siwon sudah tahu asal usul Jeonghan.
Dan tahu bahwa ayah dan ibu Jeonghan tengah mencari Jeonghan.
Ia langsung menghubungi mereka dan memberitahukan bahwa Jeonghan ada bersama mereka.
Ia juga mengajarkan Jeonghan dan memberitahu bahwa Jeonghan mempunyai orang tua dan bisa tinggal bersama mereka

"Permisi.." suara seseorang disana mengusik tangisan orang-orang disana.

"Jeonghan kau tadi mencari joshua kan?" Tanya shannon orang yang baru saja datang itu

Jeonghan mengangguk namun ekspresinya murung ia enggak mendongakan kepalanya dan memilih Menutup wajah dengan menunduk.

"Maaf tapi adap bicara itu kau harus menatap lawan bicaramu"Jeonghan tertegun.
Perlahan ia mendongakan kepalanya.

"Yupp seperti itu"

FLASHBACK

"Permisi kau yang punya kalung ini kan?" Joshua berbicara dengan seseorang disana

"Eh? Maaf aku rasa kau salah aku tak punya kalung seperti itu lagipula aku harus segera pergi "ujar orang itu.
Ternyata Joshua salah orang karena kerumunan orang-orang tadi.

Kini ia duduk disebuah halte dekat dengan pepohonan disana.
Ia menghela nafas. Andai saja ia bisa temukan siapa pemilik kalung itu maka ia mungkin bisa tahu siapa yang selama ini ia lupakan.

"Ohh Jisoo penerbanganmu sebentar lagi sisa 2 menit Cepatlah" Joshua menengok mendapati paman kesayangannya Henry tapi sejak kapan pamannya ada disana?

"Sejak kapan paman disini?" Tanya Joshua bingung

"Aku hanya mau melihatmu pergi Apa salahnya.. ayo" ucapnya dan mengajak Joshua pergi

Shannon berlari saat menemukan Joshua dan henry sebentar lagi akan pergi

"Tunggu!!"
Joshua dan Henry menoleh dan tersenyum pada orang yang menahan mereka

"Shannon Seungcheol.. ada apa kalian kemari?"tanya Joshua to the poin melihat kerabat dan juga teman perempuannya disana

"Aku dan shannon kemari untuk-"
"Tidak usah banyak bicara ayo ikut kami"

FLASHBACK END

Jeonghan menatap tak percaya bahwa dihadapannya adalah Pamannya Henry bersama seseorang yang tak lain orang yang ia cari

Jeonghan turun perlahan dan ingin berdiri namun linglung

"Hati-hati jangan ceroboh"
Joshua dengan sigap menolong Jeonghan tanpa sadar ia mengatai Joshua ceroboh seperti dahulu.
Kata-kata itu sering ia katakan dulu

Mata mereka saling menatap tanpa ingin berbicara.
Mereka tenggelam pada tatapan masing-masing

"Ekhm... duduk saja tidak perlu berjalan kau sedang sakit"ucap Joshua.

Seungcheol dan Shannon yang ada disana tak menyangka jika Joshua bisa langsung berbicara lebih dulu tanpa dipancing saat bersama Jeonghan.

"Pakai selimut ini. Sebentar.. bersandarlah dan rilex"
Ucap Joshua lagi. Membuat Seungcheol dan Shannon makin tercengang.
Joshua yang mereka tahu adalah joshua yang hanya akan tersenyum dan tidak banyak tingkah juga bicara

"Jisoo.. aku baik-baik saja"ucap Jeonghan pelan.
Darah Joshua berdesir. Ia seakan merasakan sesuatu kembali namun ingatannya tak bekerja hanya hatinya saja
.
.
.
.

TBC
RIVIEWNYA MAKIN SEDIKIT.
JADI MAAF KALO FF INI MELAMBAT

My Moodboaster (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang