Kuobralkan kata kataku pada lautan biru, bersamanya menggulung cahaya di tepi surga, seorang tua berpesan padaku, mewiridkan taubat sungai mengalir
Bertanya aku pada aku, mengapan tangan lelah tengadah, jiwa resah tanpa pasrah, lalu kalimat suci menjelma umpatan, meski sebagian manusia malah menyukainya
Lalu kata kata hendak kemana, jika huruf telah berkhianat pada bunyinya, hitung hitungan batal seketika, tinggal kenangan ranting mengering
Masihkah pantasku meminang cahaya?