Langit senja kini terlihat sangat indah dengan burung-burung yang terbang menyamai awan.
Tampak seorang gadis hanya duduk di dekat jendela sambil melihat ke arah luar.
Tak banyak yang dapat ia lihat sesekali ia mendesah pelan.
Kemudian gadis itu bangun mengambil mantel pergi berjalan-jalan menangkan perasaannya.
Ia pun berjalan dan berhenti di sebuah mini market untuk membeli makanan ringan.
Setelah selesai ia berniat kembali ke rumah tetapi, di tengah jalan beberapa orang berkumpul. Gadis tersebut penasaran, ikut melihat apa yang terjadi dan sedetik kemudian ia merasa sesuatu dalam hatinya menjalar menciptakan rasa sakit yang amat menusuk. Melihat orang yang dicintai sedang memeluk gadis lain.
Prok prok.
Suara tepuk tangan menyadarkannya. Ia melihat gadis itu membalas pelukan yang di berikan laki-laki tersebut dan mereka saling berpelukan sementara gadis itu tersenyum getir menertawakan dirinya, ia hanya bisa berlari pergi menjauh dengan air mata yang sudah mengalir.
# # #
Setelah kejadian kemarin gadis berusaha untuk tetap tegar sembari tersenyum seolah tidak terjadi apapun.
"Apa kau tahu Rendi dan Nadila mereka kemarin jadian?" tanya Winda menatap teman nya cemas.
"Iya, aku juga melihat mereka bersama kemarin," ujar Clarisa jujur lagipula ia sudah terbiasa dengan semua ini.
Kali ini raut khawatir terlihat jelas di wajah Winda karena ia tahu kalau Clarisa sudah menyukai Rendi sejak lama.
"Apa kau masih menyukainya?" tanya Winda memastikan.
Clarisa hanya mengangguk pelan sambil memaksakan sebuah senyum tipis.
"Ris, apa yang sebenarnya ia lakukan sampai kau begitu mencintai Rendi, ku mohon berhenti lagipula dia tidak pernah suka pada mu,"ujar Winda frustasi mencoba memberi tahu kalau cinta nya itu hanya akan memberi kesedihan.
Namun, harus bagaimana karena ia tidak bisa berhenti menyukai Rendi bahkan saat ia ingin menghapus semua perasaan ini hanya akan sia-sia.
"Entahlah, aku tidak bisa menghentikan perasaan menyebalkan ini tapi, tenang aku akan berusaha melupakannya," Yakin Clarisa, "Sudah sana pergi, pangeran mu sudah datang."
Vino datang dan langsung merangkul Winda. "Sayang, lagi ngapain? Hai Clarisa," sapa Vino pada kami.
"kau ngapain sih nongol di waktu yang gak tepat!" bentak Winda sedangkan Vino hanya bisa menatap aneh
Kali ini Clarisa tersenyum lucu melihat pasangan yang ada di hadapannya. "Sorry ya, Vin teman aku ini lagi sensitif," ujar Clarisa pada Vino yang langsung mengangguk mengerti.
"Ya udah aku cabut dulu, oh hati-hati sama Winda, siapa tau dia berubah menjadi singa yang galak," canda Clarisa sementara Winda menatap cemberut temannya itu yang melangkah pergi.
"Ris! nanti kalau Winda marah aku bakal kasih dia permen," teriak Vino dan langsung mendapatkan sebuah pukulan dari Winda.
"Bercanda sayang," ujar Vino memeluk erat Winda.
"Tau ah gelap!" Omel winda kesal sembari melangkah pergi tapi segera di cegah Vino
"Maaf deh aku yang salah," ucapnya
"Iya aku terima maaf, kalau di beli permen,"sambung Winda.
Samar-samar Clarisa mendengar suara tawa bahagia mereka dari kejauhan.
~Pada dasarnya hati tidak akan bisa menentukan kemana cintamu menetap~
# # #
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen. Kalau nemu typo jangan lupa kasih tau ya😅, ada beberapa kalimat yang author ubah supaya kalimatnya lebih enak dibaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Ending
RomanceUntuk info lengkap follow ig: novita_ininovi Pada akhirnya hanya aku yang selalu mencintai mu