Bahkan setelah semua kebencian yang kau berikan aku tetap saja masih mencintai mu
Tikk..tik...tik
Hujan kembali turun setelah sekian lama, Clarisa tidak merasakan aroma hujan yang membuat ia tenang.
Perlahan Clarisa mengulurkan tangannya untuk menampung tetes air hujan yang turun.
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya sebuah suara yang membuat Clarisa lumayan terkejut, ia menoleh kearah suara. Aldo berdiri sambil tersenyum ke arahnya.
"Aku sedang merasakan aroma air hujan," jawab Clarisa sambil menatap ke arah jalan yang penuh rintik hujan.
"Kau itu aneh, biasanya orang tidak suka hujan tapi, kau malah sebaliknya. Apakah ada yang istimewa tentang hujan?" sambung Aldo sambil menggeleng pelan.
Clarisa mengangguk mantap sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan Aldo. "Karena hujan selalu turun meskipun tidak dinginkan, bahkan jika semua orang benci sekalipun, ia tetap ada memberi banyak manfaat bagi kehidupan di bumi."
"Iya, kau benar..." Namun,ucapan Aldo berhenti saat melihat raut wajah Clarisa yang semakin pucat. "Apa kau baik-baik saja?"
Clarisa mulai merasa nyeri di dada tapi, ia mencoba menahan rasa sakit ini sebaik mungkin.
"Iya, aku harus masuk kelas sekarang, kalau tidak akan ketinggalan mata kuliah," kata Clarisa menjauh dari sana.
Aldo hanya menatap Clarisa yang sudah menjauh dengan perasaan yang diselimuti kekhawatiran. "Sebenarnya apa yang ia sembunyikan?"batin Aldo dalam hati
Clarisa pov.
Aku kembali merasakan sakit di dada. Secepat mungkin menjauh pergi dari sana agar tidak ada yang curiga tentang penyakitku ini. Setelah itu menemukan tempat yang aman aku segera meminum obat pereda nyeri.
"Ris, kau dari mana saja? aku mencari sejak tadi," teriak Winda berlari ke arah Clarisa. "Penyakitmu kambuh lagi?" tanya Winda khawatir melihat ekspresi pucat wajah sahabatnya.
"Ayo, kita ke kelas," ajak Clarisa cepat sebelum Winda mengajukan banyak pertanyaan.
Aku tahu penyakit ini membuatku lemah tapi, tidak akan menyerah begitu saja. Aku tidak ingin orang-orang yang ku sayangi sedih melihat kondisiku dan menjadi beban dalam kehidupan mereka.
Setelah kuliah berakhir aku selalu pergi ke taman untuk melihat Rendi atau bahkan sengaja mengikutinya. Meski terkadang aku ketahuan lalu, dimarahi olehnya namun, perlahan mulai terbiasa dengan kata kasarnya kepadaku.
Aku juga tidak mengerti, terhadap kebencian padaku tapi, tetap saja aku masih mencintainya.
Aku akan melakukan apapun agar dia bahagia sebelum aku pergi nanti.
####
Semoga part ini tidak mengecewakan ya,soalnya udah lama gak nulis jadi susah dapat feel nya.Karena masih banyak Typo yang bertebaran di sana sini.Tolong kasih tau ya jika ada salah penulisan
Semoga hari semua orang selalu bahagia :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Ending
RomanceUntuk info lengkap follow ig: novita_ininovi Pada akhirnya hanya aku yang selalu mencintai mu