Bagian-7

4.2K 284 4
                                    

Esoknya.

Tampak dua buah kotak coklat berada di atas meja, kedua gadis yang terus menatap kotak itu tersenyum bahagia.

"Bagaimana coklat yang aku buat untuk Vino, cantik kan?" tanya Winda antusias. "Aku rasa dia akan menyukai coklat buatanku."

Clarisa mengangguk mantap sambil mengacungkan jempol. Ia tidak dapat menyembunyikan senyum bahagia dihari istimewa.

"Tapi, Ris apa kau inginku temani saat memberi coklat untuk Rendi?" tawar Winda dengan semangat.

"Tenang saja aku bisa memberikan ini sendiri biar romance," ucap Clarisa dengan menirukan cara bicara Winda sambil tersenyum setelah itu keduanya pun tertawa lepas.

# # #

Aldo pov

Aku masih mencari keberadaan Clarisa sejak tadi, sembari berjalan ke sana kemari dan akhirnya menemukan ia sedang berada di lorong kampus.

"Clarisa..." panggilku sambil berlari. Sebuah coklat yang sedari tadi ditangan, langsungku simpan dibalik punggung.

"Ada apa kamu mencariku?" tanyanya penasaran.

"Tidak, aku hanya sekedar lewat," ucapku berbohong, perasaan gugup mulai menyelimutiku.

"Oh ya,apa tadi kau melihat Rendi di sekitar sini?" tanyanya padaku

"Untuk apa kamu mencarinya," kataku sedikit kesal.

"Kau tahu kan hari ini valentine jadi aku ingin memberikan coklat ini untuk nya." Clarisa menunjukan sebuah kotak berwarna putih dengan pita merah di tengah, aku langsung bisa menduga isi didalamnya.

Sebuah hembusan angin membuatku kembali tersadar. Ada sesuatu dalam diriku yang merasa kecewa dan sialnya aku harus menyembunyikan perasaan ini sebaik mungkin.

"Aku melihat ia pergi ke arah belakang kampus." Aku menunjuk arah padanya sambil tersenyum tipis.

Clarisa hanya mengangguk kemudian ia segera pergi meninggalkanku.

Aku menatap coklat itu dengan tatapan kosong. "Bahkan setelah mengetahui semuanya, aku masih ingin kamu berbalik mencintaiku. Bukankah ini egois!"batinku sambil tersenyum hambar.

Author pov.

Di sisi lain...
Clarisa pergi ke tempat yang diberitahu Aldo padanya dan benar saja ia menemukan keberadaan Rendi disana.

Namun langkahnya berhenti ketika melihat seorang wanita berdiri di hadapan Rendi.

Perempuan itu mulai mendekat berusaha memeluk Rendi. Entah kenapa seluruh tubuh Clarisa seolah sedang dikendalikan. Ia segera berlari ke arah mereka dan menarik rambut perempuan itu kasar, sontak hal itu membuat Rendi kaget

"Perempuan aneh menjauhlah dari Rendi," teriak Clarisa marah.

Dengan cepat Rendi menggenggam tangan Clarisa dan menarik nya ke suatu tempat, semuanya coklat yang dibawa Clarisa terjatuh.

"Ren, coklatnya jatuh," ujar Clarisa melihat kotak yang ia pegang jatuh. Rendi diam lalu mengumpulkan coklat yang jatuh sembari terus menarik Clarisa hingga mereka berada di tengah lapangan dan semua tatapan yang mengarah kepada mereka bertiga.

Dengan kasar Rendi membuang coklat itu ke arah Clarisa
"Kau lah yang seharusnya menjauh dari ku, aku tidak ingin melihat mu lagi!"

Clarisa terdiam ia tidak tahu harus berkata saat ini apalagi Rendi terlihat sangat marah sekarang.

"Dasar perempuan murahan! Berani sekali kau mengangguku, siapa dirimu berani sekali ikut campur?"bentak Rendi yang membuat semua orang mulai menatap ke arah Clarisa dengan tatapan merendahkan.

Tanpa sadar air mata sudah mengalir di pipinya. Kali ini ia tidak bisa mentolerir perkataan kasar Rendi.

"Apa aku terlihat sangat rendah di mata sehingga kau harus mengatakan hal itu. Kau sudah kelewatan batas," ujar Clarisa di tengah tangisan.

Lalu muncul seseorang dari keramaian berdiri di depan Clarisa.
"Kau yang tidak pantas untuk Clarisa," ujar pria tersebut lalu membawa Clarisa pergi dari sana.

# # #

Gimana?
Ceritanya makin lama makin aneh kayaknya(seperti hidup ku yang gak karuan) hehehe.
Author masih belajar jadi harap untuk di kritik atau saran supaya tau dimana ada kesalahan dan bisa untuk memperbaiki nya :-)

Selamat membaca:-)

Terima kasih buat yang vote and komen :-)

Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang