Bagian-9

3.9K 239 11
                                    

Ku lihat ia masih sangat tegar tapi,sebenarnya ia terlalu rapuh untuk menghadapi kenyataan.Sungguh aku ingin membantu nya namun, semua adalah hal yang percuma jika ia hanya menyimpan semuanya sendirian.

Aldo hanya saja tidak bisa mempercayai apa yang dijelasan Winda tentang Clarisa.Apalagi selama ini ia tidak menyangka bahwa gadis ceria seperti Clarisa mempunyai penyakit yaitu kelainan jantung.

"Tapi, kenapa Clarisa menyembunyikan hal ini dari semua orang?"tanya Aldo penasaran.

"Itu karna ia tidak ingin membuat orang berada di dekat khawatir,ia takut nantinya akan menjadi beban untuk semua orang"jelas Winda.

Tak lama seorang pria paruh baya menghampiri mereka berdua dengan tatapan khawatir.
"Bagaimana keadaan Clarisa?"tanya nya pada Winda
"Saya tidak bisa memastikan nya om,karena dokter sedang melakukan pemeriksaan"jawab Winda kepada pria yang tak lain adalah Papa Clarisa atau biasa dipanggil pak Dipta.

Setelah itu dokter pun keluar dari ruangan.

Pak Dipta segera bertanya tentang kondisi Clarisa
"Dokter bagaimana keadaan anak saya?."

"Begini pak,kondisi yang sudah lebih baik sekarang,anda bisa menemui saya nanti untuk penjelasan lebih lanjut."ucap Dokter tersebut pergi dari sana.

Ketiga orang tersebut pun segera masuk ke ruangan tempat Clarisa di rawat.

Di sana berbaring Clarisa dengan beberapa alat medis di tubuhnya.Tak lama setelah nya mata Clarisa perlahan terbuka.

"Nak apa kau merasa baikan?"tanya Dipta pada anak semata wayang nya itu.

Clarisa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis untuk menandakan bahwa ia baik-baik saja.

"Ya sudah,Papa harus keluar sebentar karena ada urusan penting!"ucap nya lalu pergi.
"Kalian berdua tolong jaga Clarisa sebentar"

"Baik om"ujar winda dan Aldo bersamaan.

# # #
"Begini pak,kondisi Clarisa semakin memburuk kita harus segera menemukan pendonor untuk nya"ucap Dokter tersebut dengan mimik serius.

"Apakah tidak ada cara lain Dok?"tanya pak Dipta.

"Tidak ada pak,ini merupakan jalan terbaik agar Clarisa bertahan hidup"kata dokter itu kembali.
"Baiklah Dok,saya mengerti"kata pak Dipta keluar dari sana.

Di sisi lain.

Rendi mulai merasa gelisah setelah apa yang ia lakukan pada Clarisa.

"Sial,kenapa aku terus memikirkan gadis bodoh itu"umpat nya

"Ada apa?"tanya Vino yang melihat tingkah aneh Rendi

Sementara orang yang ditanya tidak menjawab.

"Apa kau merasa bersalah setelah mempermalukan Clarisa atau malah kau mulai khawatir tentang nya"sambung Vino

"Diam lah itu bukan urusan mu"kata Rendi balik.

"Dasar pengecut!"mendengar perkataan Vino spontan membuat Rendi merasa tersinggung

"Apa maksudmu mengatai ku pengecut?"Rendi mengepalkan tangan sambil menarik kerah baju Vino.

Vino memutar malas matanya sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapannya"kau memang pengecut Ren,kenapa kau tidak akui saja kalau kau menyukai Clarisa"

Mendengar hal itu seketika Rendi terdiam.perlahan tangan nya yang menggenggam kuat kerah baju vino melonggar dan terlepas.

"Itu tidak mungkin!"ujar Rendi pergi menjauh dari sana.

# # #
Sebelum nya maaf soal keterlambatan update dikarenakan tugas di dunia nyata sedang menumpuk :-)

Semoga nyambung untuk part ini

Thanks for vote and komen :-)

Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang