Bagian-12

3.4K 198 1
                                    

Rendi melangkah menjauh dengan setumpuk pertanyaan di kepalanya.

"Apakah sakit nya begitu serius sampai dia tidak bisa ke kampus?,atau terjadi sesuatu padanya?" batin Rendi.

"Aku harus mencari tau itu nanti" ujar Rendi pelan.

"Kenapa?,kau mulai khawatir padanya"ucap sebuah suara yang membuat Rendi menoleh sekaligus terkejut.Tapi,kemudian ia langsung menetralkan kembali ekspresi nya seperti semula.

"Bukan urusan mu"ujar Rendi melangkah pergi.

"Clarisa dalam kondisi kritis sekarang" ujar Aldo.

Perkataan itu seketika sukses membuat seluruh tubuh Rendi menegang.

Seolah ia merasakan otak nya melemah seketika"bohong,tidak mungkin itu terjadi Clarisa pasti baik-baik saja"bantah Rendi.

Aldo hanya tersenyum"aku tidak berbohong,Clarisa mengalami kelainan jantung,kalau kau tidak percaya kau bisa ikut dengan ku sekarang"

Rendi pun menyetujui untuk ikut bersama Aldo,mereka langsung menuju keparkiran dana menaiki mobil ferrari milik Aldo.

Tak lama setelah nya mereka sampai di sebuah rumah sakit.Aldo langsung keluar sementara Rendi mengikuti Aldo di belakang.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam satu sama lain tanpa berkata apapun.

Saat sampai di sebuah ruang Aldo pun berhenti di sana.

Rendi bisa melihat kedalam melalui jendela,disana ia melihat Clarisa terbaring lemah dengan beberapa alat medis pada tubuhnya.

"Kau bisa melihat nya sekarang?"Rendi tetap diam seolah tidak merespon pertanyaan Aldo.

Kaki Rendi seolah tak mampu menopang tubuhnya.ia langsung terduduk diam.

"Tapi,kenapa ia tidak pernah menyadari ini sebelum"tanya Rendi pada dirinya.

Aldo menepuk bahu Rendi dan duduk di sebelah nya"Aku juga sama dengan mu,aku tidak tau kalau Clarisa sedang sakit dan saat aku mengetahui hal ini aku juga sama terkejut nya dengan dirimu"

"Lalu,kenapa kau memberitahukan hal ini pada ku?"ujar Rendi kembali.

Aldo hanya menanggapi pertanyaan Rendi sambil tersenyum hambar"Awalnya aku sangat marah padamu,atas apa yang kamu lakukan terhadap Clarisa karena itu aku mencoba membuat Clarisa bahagia dan melupakan rasa cinta nya padamu,tapi akhirnya aku sadar hanya ada kau di hati Clarisa dan itu tidak pernah bisa di gantikan oleh siapa pun"

"Sana masuk lah,ia pasti sudah lama menunggu mu"ucap Aldo.

Rendi bangun dan masuk ke ruangan Clarisa sementara Aldo hanya bisa tersenyum tipis menyembunyikan kesedihan hati nya.

Bahwa ia telah membiarkan orang yang dia cintai bahagia meskipun diri nya sendiri terluka.

Bukan kah ini yang dinamakan cinta jika bukan berakhir bahagia tentu saja berakhir menyedihkan.

"Bodoh"ujar sebuah suara yang membuat Aldo melihat ke arah sumber suara.

"Kalian,kenapa ada di sini?"tanya Aldo.

Sementara itu Winda dan Vino terdiam sesaat.Lalu saling memandang satu sama lain.

"Tadi kami tidak sengaja melihat kalian berdua,aku pikir kalian akan bertengkar lagi"Winda pun melihat ke arah Vino.

Vino pun hanya tersenyum mengiyakan.

"Dan apa maksud nya mengatakan aku bodoh?"tanya Aldo bingung.

"Iya,kau memang bodoh membiarkan orang yang kau cintai pergi begitu saja"ujar Winda to the point yang membuat Vino langsung menutup mulut Winda.

Namun bukan nya diam Winda malah menginjak kaki Vino.

"Aww"Vino tampak kesakitan.

"Rasain,makanya jangan suka halangi aku bicara"ujar Winda ketus.

"Ya,tapi gak segitu nya juga sakit ni"keluh Vino sambil memijat kaki nya yang sakit.

Aldo hanya tersenyum miring mendengar perkataan Winda.

"Terkadang kita tidak perlu memaksa seseorang yang kita cintai untuk membalas cinta kita kan,cukup melihat ia bahagia maka kita juga pasti ikut bahagia"ucapan itu sukses membuat Winda dan Vino tercengang.

Kemudian,Vino berdiri di samping Aldo sambil menepuk bahu Aldo pelan.

# # #

Selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin ya.

Setelah ini.
Author akan berusaha agar update tepat waktu dan terima kasih untuk yang vote atau komen :-)

Semoga bahagia

Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang