Bagian-6

4.6K 295 1
                                    

Ada banyak hal yang tidakku mengerti tentangmu karena setiap ekspresi tersimpan banyak rahasia yang sulit dipahami.

Kini Rendi duduk sendiri di taman belakang kampus dengan sebatang rokok di tangan, lalu ia mengambil korek di saku.

Rendi meletakkan rokok di bibir tapi, sebuah tangan mengambil rokok dengan cepat.

"Apa yang kau lakukan? kembalikan itu padaku!"teriak Rendi ke arah orang tersebut.

"Bukankah kamu tidak pernah merokok, aku tidak pernah melihat nya," ucap Clarisa dengan polos.

Memang benar Rendi tidak pernah merokok hanya saja salah seorang mengatakan padanya bahwa rokok dapat mengurangi beberapa masalah karena itu ia mencobanya hari ini namun, belum lagi ia mulai malah di ganggu.

"Bukan urusan mu. Cepat kembalikan!"bentak Rendi merampas benda itu kembali.

Clarisa diam sesaat. "Baiklah kalau begitu, ayo merokok bersama!"ujar Clarisa mengambil sebatang rokok lagi.

"Kau itu gila! sudahku bilang jangan ikut campur."

"Siapa yang ikut campur, aku merokok karena keinginanku,"balas Clarisa sewot

Rendi mulai geram melihat tingkah Clarisa ia pun mencoba untuk tidak perduli namun, tetap saja hatinya menolak.

"Gadis bodoh ini sangat mengganggu,"batin Rendi.

Ia pun mengurungkan niat untuk merokok dan membuang rokok tersebut.

Clarisa tersenyum melihat Rendi tidak jadi merokok.

"Kamu harus tau merokok tidak baik untuk kesehatan,"

"Aku tahu, tidak perlu menasehatiku,"ujar Rendi tak kalah sewot.

Tetap saja Clarisa tersenyum, ia mulai terbiasa dengan penolakan Rendi. "Apa kamu merokok untuk menghilangkan stres." Tebak Clarisa cepat.

Sementara orang yang ditanya hanya diam dengan ekspresi datar.

"Hm begitu ya, ini ambillah,"ucap Clarisa sambil menyerahkan beberapa permen coklat.

Dengan perasaan ragu akhirnya Rendi menerima pemberian Clarisa dengan tetap memasang wajah datar.

"Terkadang tidak semua hal berguna. Itu sebabnya seseorang harus bisa membedakan mana yang baik atau buruk, ia harus mengerti karena kita butuh teman yang baik untuk saling memahami dan jika merasa masalah yang dihadapi terlalu besar selalu ingat hal ini 'mungkin saja orang lain lebih menderita dari pada kita tetapi, mereka tidak pernah mengeluh'
Makanya, jangan mudah menyerah maupun putus asa. Semua pasti akan ada penyelesaian,"ungkap Clarisa panjang lebar dengan bersemangat.

Entah mengapa jantung Rendi berdetak lebih cepat setiap kali melihat senyum di wajah Clarisa dan untuk pertama kalinya ia merasa melakukan kesalahan. Gadis di depannya ini selalu ada saat ia butuh. Seseorang untuk bisa mengerti dirinya tanpa perlu diberitahu, ia merasa gadis yang sedang duduk di hadapannya ini pasti tidak memiliki masalah. Itu sebabnya ia selalu tampak ceria. Meski terkadang kebencian terhadap wanita yang membuat ia selalu bersikap kasar kepada Clarisa. Kerena menurutnya semua wanita itu tidak bisa dipercaya!.

"Sudah selesai nasehat nya sekarang kau bisa pergi dari hadapanku."Usir Rendi kesal.

"Ya aku pergi, lagipula ini sudah hampir jam pelajaran aku tidak mau terlambat. Sampai jumpa,"ucap Clarisa melambai tangan dan pergi dari sana.

"Aku ingin tahu sampai dimana gadis bodoh itu akan bertahan,"tambahnya dalam hati saat melihat punggung Clarisa yang menjauh.

# # #

Author mau kasih tahu.
Mungkin update akan selalu telat kerena beberapa kendala jadi harap maklumi :-) :-)

Jangan lupa vote and komen

Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang