Bagian-4

5.2K 332 7
                                    

Ku mohon,lihat dan mengertilah diriku bahwa aku sangat mencintai mu.

Kali ini kantin sangat ramai. Clarisa yang melihat nya juga heran apa yang sedang mereka saksikan, ia menembus keramaian untuk melihat apa yang terjadi.

Plak.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Kanan Rendi. "Dasar pria gak tau malu! kau pikir setelah bosan bisa mencampakkan ku begitu saja," umpat Nadila dengan wajah yang merah padam.

Sementara orang yang di tampar hanya tersenyum sinis menanggapi hal tersebut. "Apa kau pikir aku menyukai wanita seperti mu? kau salah besar!" jawabnya enteng.

Emosi Nadila semakin memuncak ia pun meraih sebotol air.

Clarisa langsung berdiri di depan Rendi.

Byuuur.

Tubuh Clarisa basah terkena air.
"Wow, apa kau seorang pria yang berlindung di balik wanita," ejek Nadila.

Sementara Rendi menatap Clarisa kesal.

"Bukan urusan mu!!" tegasnya menarik pergi Clarisa dari kerumunan orang yang melihat mereka.

# # #

Mereka sekarang berada di belakang sekolah.

"Apa kau bodoh!" bentak Rendi menekankan kata bodoh.

Clarisa hanya diam dan menunduk karena tidak berani melihat kemarahan Rendi. Ia juga tidak mengerti dengan apa yang dilakukan nya tadi, seolah ia terdorong untuk maju.

"Lihat aku saat kita berbicara!"
ujar Rendi tak kalah ketus, memijat pelipis asal.

Dengan takut Clarisa menaikkan  tatapan nya hingga ia bisa jelas melihat wajah Rendi.

"Apa kau sengaja melakukannya? agar bisa jadi pahlawan atau ingin aku berterima kasih padamu, jangan harap itu terjadi!" kata Rendi dengan senyum sinis

"Aku tidak pernah berniat seperti itu, aku hanya ingin kau berhenti menyakiti hatinya. Apa dengan menyakiti seorang wanita hatimu akan bahagia? Coba lah untuk memahaminya," ucap Clarisa panjang lebar.

"Hah, apa kau sedang mencoba menasehati ku? aku tidak butuh nasehat. Dasar gadis bodoh!"kata Rendi menolak dengan kasar, ia mulai maju ke arah Clarisa dan berhenti ketika jarak mereka terasa sangat dekat.

"Dan satu hal lagi aku tidak butuh batuan dari mu" ujar Rendi setelah itu melenggang pergi dari sana.

"Kenapa selalu kasar padaku? Sesekali tak bisakah kau bersikap baik, kenapa aku selalu salah dimatamu?" jerit Clarisa dalam hati
Sambil terus melihat punggung Rendi yang terus menjauh.

# # #
Gimana part ini?
Mungkin feel kurang dapat ya

Karena masih banyak Typo bertebaran dimana mana.

Author akan berusaha supaya penulisan nya lebih baik.

Jangan lupa Vote and saran
Aku Tunggu :-)

Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang