RAHMA merasa senang. Pasalnya, Rahma menjadi semakin dekat dengan Gio, setelah menghabiskan waktunya bersama Gio kemarin. Prasangka tentang Gio dan Nadine, perlahan menghilang dari pikirannya.
Pagi-pagi sekali, Gio telah menunggu Rahma di depan rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama-sama.
Sesampainya di sekolah, Gio permisi kepada Rahma untuk kembali ke kelasnya.
"Rah, gue ke kelas ya," ujar Gio kepada Rahma.
"Iya, Kak," ujar Rahma, tersenyum.
"Sampe ketemu nanti pas pulang ya," ujar Gio, kemudian beranjak meninggalkan Rahma.
Rahma masuk ke dalam kelasnya dan mendapat sambutan meriah dari Keyla. Keyla yang melihat kejadian barusan antara Rahma dan Gio, mulai mengusik Rahma.
"Asek! Pagi-pagi udah nempel aja kaya perangko." Keyla menyenggol-nyenggol lengan Rahma.
"Apaan sih!" Rahma mengernyitkan dahinya, kemudian tertawa kecil.
"Jealous deh liat lo se-deket itu sama Kak Gio." Keyla menyenggol lengan Rahma lagi.
"Jadi pengen deh punya pacar," ujar Keyla, seakan berangan-angan.
"Yaudah, dicari," balas Rahma singkat, membuat Keyla memanyunkan bibirnya.
"Kak Rey gak pernah kasih gue kepastian nih!" Keyla mengedikkan bahunya dengan lesu.
"Coba deh Bayu itu gak sangar. Gue mau minta dikenalin sama dia," canda Keyla tiba-tiba, membuat Rahma spontan menoleh ke arahnya.
"Dih! Amit-amit Key ama dia. Orangnya sangar dan gak jelas!" ledek Rahma, membuat Keyla tertawa.
"Makanya, bilangin Bayu banyakin senyum. Bayu tuh sebenernya ganteng!" kata Keyla, membuat Rahma geleng-geleng kepala.
Jijik deh muji Bayu! Kalau Bayu dengar, pasti Bayu bakal kelewat percaya diri dan menyombongkan kegantengannya itu.
📚
"Rahma." Suara Pak Joko terdengar memanggil Rahma, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya. Kenapa, Pak?" tanya Rahma, segera menghampiri meja guru.
"Tolong kamu ambilkan buku matematika di meja saya ya. Di ruang guru," ujarnya.
Rahma mengangguk mematuhi. Walaupun, hatinya merasa sungkan. Bagaimanapun juga, ruang guru itu jaraknya di gedung A yang berjarak beberapa gedung dari gedung Rahma. Rahma merasa agak malas sih, kalau harus bolak-balik hanya untuk mengambil buku.
Rahma mempercepat langkahnya agar dapat cepat-cepat kembali ke kelasnya.
Ia menyusuri sebuah koridor sepi, satu-satunya jalan tercepat menuju ruang guru."Cewek!"
Suara seseorang membuat Rahma menoleh. Rahma segera merutuki perbuatannya, karena menoleh ke sumber suara. Rahma langsung menyadari, bahwa yang memanggilnya adalah beberapa senior yang terkenal suka menggoda dan menggangu siswi-siswi SMA Bakti Jaya.
Rahma memilih untuk tak menggubris mereka, kemudian mempercepat langkah kakinya untuk menghindari mereka. Langkah kaki Rahma terhenti, saat seseorang dari rombongan tadi menghadangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After School
Teen FictionKetika kelas tambahan sepulang sekolah membawa dua kepribadian bertolak belakang untuk saling bertemu. *** [Completed] ©copyright by Fictiongirll (5 Juni 2017)