AS • 11

8K 469 12
                                    

RAHMA melangkahkan kakinya menuju ke gerbang sekolah.

Saat melewati parkiran motor, Rahma kebetulan melihat Gio, yang berada di atas motornya.

Tanpa sengaja, pandangan mereka bertemu. Rahma tersenyum lebar, saat melihat Gio menatapnya. Rahma yang tadinya sempat terhenti, mulai berjalan untuk menghampirinya. Namun, langkah Rahma terhenti, saat seorang gadis berlari melewatinya dan menghampiri Gio.

Rahma terdiam, tak menyangka saat melihat kejadian di depannya itu.

Gadis yang tadi berlari melewati Rahma, melihat Gio menatap ke arah lain. Sorot matanya pun ikut memandang ke mana arah Gio melihat. Gadis itu terbelalak kaget, saat melihat Rahma sedang memandangi mereka berdua.

Nadine langsung mengampiri Rahma.

"Rah! Maafin gue ya gak ngomong ke lo dulu!" ujarnya.

Sedangkan Rahma, hanya diam memandangnya.

"Jadi, gue mau beli bahan buat kerajinan prakarya. Terus, Gio tuh di kelompok gue! Jadi, gue ajak dia buat beli bahan bareng. Gue gak tau kalau ternyata dia belum ngomong ke lo!"

Rahma menatap ke arah Gio, yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Rahma tak menyangka, Gio mampu melakukan hal seperti ini.

"Oh, ya?" tanya Rahma, membuat Nadine langsung menganguk.

"Kalau lo gak ngebolehin, gue bisa pergi sendiri aja," ujar Nadine.

Rahma yang sifatnya mudah tak enakan kepada orang lain itu, refleks menggelengkan kepalanya.

"Ng--"

Saat Rahma akan melanjutkan perkataannya, Gio meneriaki nama Nadine, membuat Rahma dan Nadine menoleh ke arahnya.

"Nadine! Buruan! Gue udah gak ada waktu," ujar Gio, menatap Nadine jengkel.

"Gio, lo--gak ngomong ke Rahma dulu?" tanya Nadine, mengernyit.

"Cepetan naik! Atau, lo gue tinggal!" ujar Gio, membuat Nadine terpaksa berlari meninggalkan Rahma dan naik di belakangnya.

Nadine menoleh untuk melihat Rahma sekali, karena masih merasa tak enak, kemudian meninggalkan lingkungan sekolah dengan Gio.

Sedangkan Rahma, hanya menatap kepergian mereka. Perasaan sendu, kesal, kecewa, dan tak menyangka, bercampur aduk di dalam benak Rahma. Apalagi, saat melihat Nadine berbocengan dengan Gio, yang membuat gadis itu semakin merasa sedih.

Rahma benar-benar kecewa melihat sikap Gio kepadanya. Ia tidak tahu apa alasan Gio tiba-tiba menghindarinya. Dan sekarang, Gio seperti menabur garam di atas luka, dengan membuat Rahma merasa sakit berkat perubahan sikapnya itu.

Rahma menyeka air matanya yang mengalir tiba-tiba itu, kemudian berlari ke halte bus untuk berteduh karena rintik-rintik hujan mulai membasahi daerah sekitarnya.

Rahma meringkuk kedinginan di halte bus, sambil mengingat kejadian barusan yang seakan berputar terus-menerus di otaknya.

📚

Bayu yang sekarang sedang duduk di sebuah warteg yang jaraknya tak terlalu jauh dari sekolah itu, sedang berteduh sambil menyeruput sebuah teh hangat yang barusan ia pesan.

After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang