GADIS itu terduduk di atas bangku halaman belakang sekolah. Air matanya terus-terusan mengalir, saat kenangan dengan Gio berputar secara terus-menerus di otaknya. Seperti sengaja menyiksanya dalam keadaannya yang sekarang.
Di sisi lain, Bayu yang rupanya tertidur di ruang ganti, keluar dari ruangan tersebut. Teman-temannya sudah pulang duluan. Sehingga, sekarang tinggal dirinya sendiri.
Bayu melewati aula utama dan entah mengapa, ia mencari keberadaan gadis yang bernama Rahma itu. Saat melihat lampu aula utama yang telah mati, Bayu menghela nafasnya pelan.
Bayu kemudian bersiul, sambil mempercepat langkahnya, sudah merasa tak sabar untuk pulang ke rumah dan melanjutkan tidurnya.
Saat akan berjalan melewati halaman belakang sekolah, langkah kaki Bayu terhenti saat melihat seseorang sedang terduduk dan menangis sesunggukan di salah satu bangku. Cowok itu mulai merinding, saat melihat sosok itu.
Ngapain ada orang sendirian di halaman belakang sekolah yang sepi itu. Nangis lagi.
Mulutnya mulai mengucapkan berbagai doa dan ayat kursi yang diajarkan oleh Pak Ahmad--guru agamanya--untuk melindungi dirinya dari godaan syaiton yang terkutuk.
"Gue masih pengen hidup. Tolong jangan pertemuin gue sama Tante Kunti."
Bayu memohon-mohon, sambil mengadahkan tangannya untuk berdoa.
Saat Bayu sedang sibuk-sibuknya berdoa, seraya menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Tiba-tiba, Bayu mendengar sebuah suara.
"Gi..o.."
Saat mendengar nama yang barusan disebutkan oleh sosok tersebut, Bayu langsung mengetahui siapa orang yang ia kira setan tadi. Bayu langsung menghampiri gadis itu dan duduk disampingnya.
Rahma yang merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya, menoleh dan mendapati Bayu sedang menatapnya dengan kikuk.
"Rah," ucap Bayu, menampakkan ekspresi yang tak dapat Rahma terka.
"Lo kenapa?" tanyanya khawatir, saat melihat air mata berlinangan membasahi pipi gadis itu.
Rahma tersenyum kecut. "Gue udah putus, Bay."
Kata-kata Rahma sukses membuat Bayu diam mematung. Bayu tak menyangka, Rahma yang akhir-akhir ini menangisi Gio karena sangat menyayanginya itu, akhirnya putus dengan pacarnya. Tapi, apa alasannya?
"Kok bisa?" tanya Bayu, heran.
Rahma menggelengkan kepalanya. "Jujur, Bay. Gue juga bingung kenapa dia mutusin gue."
Oh. Bayu menganggukan kepalanya. Rupanya, Rahma duduk disini, hanya untuk menangisi seorang cowok brengsek, pikirnya. Bayu tak habis pikir, kenapa Gio rela melepaskan Rahma, yang Bayu lihat sangat menyayanginya itu.
"Dia udah gak nyaman lagi sama gue. Dia udah nemuin orang lain yang ngebuat dia merasa lebih nyaman. Gue bisa apa? Gue cuma bisa menyingkir dan menyerah." Rahma tertawa masam.
Bayu mengepalkan kedua tangannya, rahangnya mengeras, merasa kesal dengan apa yang Gio lakukan terhadap Rahma, sehingga gadis itu sedang dalam kondisi seperti ini sekarang. Namun, dengan cepat, Bayu menyembunyikan kekesalannya, agar Rahma tak dapat melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After School
أدب المراهقينKetika kelas tambahan sepulang sekolah membawa dua kepribadian bertolak belakang untuk saling bertemu. *** [Completed] ©copyright by Fictiongirll (5 Juni 2017)