AS • 31

6.4K 403 9
                                    

KEMARIN Rahma mendapat kabar dari si Juned (Panggilan untuk Junaidi, si Ketua Kelas) di grup kelas Rahma, kalau ada beberapa murid yang memenangkan olimpiade tingkat kota. Sekaligus pengumuman bahwa SMA Rahma memenangkan sekolah ter-bersih se-kota.

Oleh karena itu, pagi ini diadakan apel dadakan untuk memberikan penghargaan berupa piala dan piagam kepada siswa ber-prestasi tersebut, serta berbagai macam kata sambutan dari kepala sekolah mengenai terpilihnya sekolah mereka sebagai sekolah ter-bersih.

"Eh! Lu pada ada yang bawa topi cadangan nggak? Sumpah, gue lupa."

Ferdi mengelilingi kelas, menghampiri seluruh teman sekelas untuk mencari topi cadangan. Sayangnya, tak ada yang membawa topi cadangan pagi itu.

Melihat usaha mencari topi-nya sia-sia, Ferdi mulai gelisah. Ia mengacak-acak rambutnya frustrasi, kemudian mendecak kesal.

"Ah, masa bodo lah! Gua cabut ke Warteg Kang Asep!" ucap Ferdi.

Ferdi menghampiri jendela paling belakang, mengangkat kaki kanannya, mengambil ancang-ancang untuk loncat melalui jendela.

"Heh! Sinting lo ya?" tunjuk Keyla dari mejanya. "Ini lantai dua, bego! Kalau lo mati gimana?"

Ferdi tersenyum lebar. "Oh? Kenapa lo? Khawatir sama gue?"

"Idih! Najis!" cerca Keyla.

Tiba-tiba saja, Pak Joko, entah datang darimana, langsung menjewer telinga Ferdi. "Saya yang khawatir sama kamu!"

Ferdi langsung meringis kesakitan, setelah menurunkan kakinya dari ambang jendela.

"Aduh, pak! Sakit, pak!" ucap Ferdi, memegangi telinganya.

"Huh! Mau kabur kamu ya?" kata Pak Joko, semakin mengeraskan jewerannya. "Ikut saya kamu!"

Jadi, begitulah asal muasal Ferdi bisa berdiri di barisan paling depan, yaitu di belakang pembina saat apel. Barisan yang selalu diisi oleh murid yang telat, atribut tidak lengkap, dan berisik saat upacara/apel!

Hm, membicarakan barisan tersebut membuat Rahma teringat dengan Bayu. Biasanya, Bayu berada di barisan tersebut saat ada apel dadakan atau upacara bendera. Tumben sekali Rahma tak melihat Bayu hari ini.

Rahma melirik ke barisan kelas Bayu, melihat dari depan sampai menoleh untuk melihat barisan belakang. Namun, orang yang sedang ia cari itu tak ada juga.

Apa mungkin Bayu belum bangun kali ya? Atau, Bayu mungkin masih nongkrong di Warteg Kang Asep. Mungkin.

***

Entah mengapa jam istirahat dimajukan lebih awal, sehingga waktu istirahat lebih lama. Usut punya usut, kepala sekolah sengaja mempercepat jam istirahat. Katanya, hadiah bagi para siswa yang telah bekerja keras membersihkan sekolah, sehingga sekolah memenangkan penghargaan sekolah bersih.

Bagus sih, waktu istirahat lebih lama. Namun, malasnya, pasti kantin akan menjadi sangat ramai.

Untunglah, Rahma telah cabut ke kantin duluan dan memesan makanan duluan dengan Keyla, sehingga sekarang mereka tak harus repot-repot mengantri dan berdesak-desakan.

After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang