Hitam.
Itulah warna yang pertama kali terlihat pada upacara kelulusan di Majijo. Haru kebahagiaan yang seharusnya, berubah menjadi suasana duka di hari kelulusan tahun ini.
Seluruh murid nampak rapih dan kembali mengenakan blazer hitam sekolah mereka yang telah lama ditanggalkan. Kelulusan tahun ini nampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tak ada haru, canda tawa, semua murid nampak diam membisu.
Di ruangan Rappapa, Duo ChelVan nampak duduk berhadapan. Namun tak ada obrolan seperti biasanya, keduanya hanya menunduk. Seakan sepatu mereka lebih menarik dari sahabat mereka sendiri.
Feni yang masuk ke dalam ruangan tersebut, melewati keduanya dalam diam. Dengan hati-hati dan perlahan, dibukanya pintu ruangan ketua Majijo.
Hatinya terenyuh melihat pemandangan di dalamnya. Sahabat baiknya menangis dalam diamnya sambil terduduk di lantai berhadapan dengan foto sang ketua sebelumnya.
Feni mengurungkan niatnya untuk mengajak Anin pergi. Pelan-pelan ia kembali menutup pintunya.
"Anin gimana?" Tanya Vanka pelan.
Feni menggeleng sebagai jawaban, "lebih baik kita tinggalin."
Rachel dan Vanka hanya mengangguk lemah lalu mengikuti Feni yang berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan Rappapa.
~~~
Saat semua warga sekolah telah berkumpul di hall Majijo, sambutan kepala sekolah pun menjadi pembuka acara. Seluruh kepala nampak menunduk, punggung beberapa murid nampak bergetar. Ini bukan hanya hari terakhir mereka menginjakkan kaki sebagai murid Majisuka Gakuen. Tetapi hari terakhir mereka berkumpul bersama teman-teman seangkatan mereka.
Tepuk tangan sederhana terdengar saat sambutan kepala sekolah telah usai. Beliau pun mulai membagikan sertifikat serta ijazah satu persatu untuk murid-muridnya yang dipastikan lulus. Tiba giliran Tim Gesrek. Tak ada kehebohan, tak ada hal norak. Mereka hanya tersenyum tipis. Senyuman yang sembunyikan kesedihan mereka.
Saat giliran Nabilah tiba, tubuh gadis itu bergetar hebat. Siapapun bisa melihat mata sembab serta air mata nya yang masih mengalir deras. Tubuhnya ambruk seketika sesaat setelah menerima sertifikat dan ijazahnya.
Tim Gesrek dan beberapa guru pun langsung menggotong tubuh Nabilah menjauh.
"Len, kenapa harus secepat ini?" Batin Gracia dalam hati.
Setelah nama Beby, Shania, Frieska dan Ghaida dipanggil. Nama Gracia dipanggil terakhir. Sebagai murid terbaik sekaligus peringkat kedua seluruh angkatan. Ya, peringkat kedua.
Gracia bangkit lalu menunduk hormat, tepuk tangan selamat serta air mata dari para murid mengantarkan perjalanannya ke depan.
"Kwek.."
Dibawah langit lembut musim semi
Dirimu pun mulai melangkah seorang diri
Pada jalan yang lama kau impikan
Walaupun kau tahu tak akan mudah-Flashback-
Elaine telah berada di ruang operasi Unit Gawat Darurat. Beberapa dokter menanganinya, termasuk kakak Gracia, Sofyan. Di depan ruangan tersebut tak hanya menunggu para anggota Rappapa tapi juga para petinggi Yabakune yang mengikuti ketua mereka. Andela dan Gracia yang tengah ribut saling menyalahkan. Membuat teman-teman mereka hanya menunduk terdiam."Ini kenapa gue gak mau Elaine turun tangan! Kenapa lo tetep menghadapi dia!!"
"Ini pertarungan akhir kita sebagai ketua, seharusnya lo tahu itu!!"
"Lo jahat, Ndel. Lo pasti tahu saat bertarung dengan Elaine soal matanya!! Lo tahu itu, kan!!"
"Gue tahu, tapi ini keputusan Elaine! Dia lebih tahu kondisi dia. Ini kemauan dia, Gre!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Majisuka Gakuen - Season 2 (JKT48)
FanfictionKini, Elaine menjadi ketua Majijo. Sementara itu Andela merupakan ketua Yabakune. Sekolah yang masih menjadi rival Majijo. Akankah kisah kasih dan semua pertarungan yang akan terjadi berakhir menyatukan mereka kembali? Highest ranking #29 in Action