Episode 9

604 66 8
                                    

Kamar rawat inap Shania nampak begitu sepi. Kedua gadis yang berada di dalam sana nampak sama-sama diam larut dalam pikiran mereka masing-masing. Begitu diam dan tenang sampai suara dentingan jarum jam dan detak jantung mereka terdengar.

Gadis jangkung yang masih belum bisa bangkit dari kasurnya menoleh saat merasa kegelisahan yang amat sangat dari gadis mungil disampingnya.

"Shania, apakah keputusan aku salah?"

-Flashback-
"Izinkan aku bertarung dengan Yabakune!"

Elaine langsung mendekat begitu mendengar permohonan adik kelasnya. Anin, Feni dan Ghaida langsung membungkuk hormat. Gracia pun langsung berbalik.

"Kwek,"

"Gre.. Kalian..." Elaine memperhatikan satu-persatu wajah sahabat dan adik kelasnya. "Anin..."

Anin mengangkat kepalanya, mata ambisius itu sudah menghilang. Hanya ada mata membara yang tak akan kalah dari siapapun yang terlihat.

Elaine tersenyum, "lakukan. Tanpa dendam dan dengan matang."

Ghaida dan Gracia sempat terkejut, apalagi Anin dan Feni begitu tak percaya mendengarnya.

"Gre, tolong persiapkan."

"Siap."
-Flashback end-

Viny tersenyum lebar setelah membaca surat penyelesaian akhir yang dikirim Majijo. Andela disampingnya hanya duduk diam membaca bukunya.

"Ketua.."

"Pergilah. Tanpa aku."

Viny bangkit dari duduknya dan membalikkan badan, menatap semua petinggi Yabakune yang berkumpul lengkap di ruangan tersebut.

"Kita pergi. Tak ada yang perlu ditakuti. Yabakune akan menang!"

~~~

Anin melangkahkan kakinya memasuki gedung tua tempat pertarungan akhir, disampingnya ada Feni yang setia bersamanya dan Gracia. Ia pergi dengan murid Majijo yang lainnya. Ada Ghaida, Beby, Frieska, Duo ChelVan dan tentunya Nabilah yang membawa bendera sekolah mereka bersama Tim Gesrek serta murid-murid Majijo lainnya.

Dihadapan mereka semua, berdiri murid-murid Yabakune yang menunggu mereka. Ada Michelle, Desy-Okta yang masih terborgol sambil memegang bendera sekolah Yabakune, Sinka, Nadse, dan murid-murid lainnya. Viny berdiri di tengah memimpin barisan murid Yabakune.

Viny tersenyum sinis menatap Gracia dan Anin yang berdiri di hadapannya persis.

"Kak Viny..." Desis Anin.

"Dimana Andela?" Gracia bertanya lebih pada dirinya sendiri.

Andela yang masih berada di ruangannya tengah menyetel gitarnya. Sudah lama ia tak memainkannya.

Setelah memastikan setelan gitarnya sudah pas, Andela berdehem. Dan bersamaan dengan petikan pertama gitar itu, pertarungan pun dimulai.

"Hyaaaa!!!"

Teriakan seluruh murid yang ada di dalam gedung tua bekas kantor itu terdengar keras dan membahana. Mereka pun berlari dan langsung saling serbu.

Bugh!!

Ujung jari tanganmu itu mendekat ke rambutku
Dan mengambil kelopak bunga yang berada di poniku
Ku ingin tersenyum tetapi tangisan tak tertahan
Tanya kenangan yang ada di upacara kelulusan

Ghaida menghadapi Nadse yang selama ini tidak kita ketahui kekuatannya. Namun nyatanya cukup seimbang dengan Ghaida.

Tak akan
Tak akan pernah ku lupa!

Majisuka Gakuen - Season 2 (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang