Nadse melangkahkan kakinya dengan gontai. Wajahnya masih terlihat mengantuk. Dibukanya dengan pelan pintu ruangan para petinggi Yabakune. Namun pemandangan di dalamnya kosong. Hanya ada seorang Michelle yang tengah duduk sambil memakan sarapannya.
"Pada kemana?" Tanya Nadse setelah celingukan sambil menaruh tasnya.
"Entahlah."
"Tumben. Viny atau Andela belom dateng?" Michelle hanya menggeleng. "Kalau gitu.." Nadse mendekat dan merangkul Michelle dari belakang, "kita bisa mesra-mesraan dulu dong."
Michelle mendongakkan kepalanya dan mengangkat salah satu alisnya, menatap Nadse heran. Nadse hanya diam dan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Michelle.
Namun, mungkin bukan rejeki Nadse, pintu hitam ruangan tersebut kembali dibuka dan menampakan sosok Sinka yang datang bersama Viny.
Nadse pun langsung menjauhkan tubuhnya dan membungkuk hormat pada Viny.
"Maaf ya Nadse, gak maksud ganggu kok." Ucap Sinka sambil menepuk pundak Nadse.
"Tak apa." Jawab lirih Nadse.
"Andela dimana? Desy dan Okta?" Tanya Viny.
"Entahlah." Jawab Michelle.
Viny pun tak membalas dan hanya mencoba menebak keberadaan sang ketua.
Sementara itu, Desy dan Okta yang tak ada di ruangan para petinggi Yabakune tengah sarapan bersama di taman sekolah mereka. Dengan telaten dan sabarnya Desy menyuapi Okta yang selalu manja padanya itu.
Namun Okta menolak suapan terakhir dan tiba-tiba tertunduk lesu. Dahi Desy berkerut, tak biasanya Okta seperti ini. Dimatanya Okta selalu terlihat ceria dan manja, tak pernah lesu.
"Kenapa, Ta?"
"Ota kangen Kak Je sama Kak Naomi."
Desy menghela nafasnya pelan, "baru ditinggal bentar. Yaudah kapan-kapan kita main ke rumah mereka, ya."
"Beda Cidey beda."
"Apa bedanya?"
"Ota kangen lihat Kak Je duduk di sofanya terus natap tajam kita, kangen Kak Naomi yang perhatian tapi gak mau nurutin permintaan Ota."
"Bukannya kamu takut dan sebel, ya?"
"Emang. Tapi itu bukti kalau Kak Je ngelihat Ota."
Dahi Desy kembali berkerut, "stop bicarain Kak Je, Ta. Ketua kita sekarang Andela."
"Tapi Kak Andela gak pernah lihat Ota!"
"Tapi Viny lihat kamu, kok. Tenang aja. Kalau yang kita maksud sama. Akan ada waktunya kekuatan kita digunakan."
Desy mengakhiri kalimatnya dengan menghabiskan sarapannya.
~~~
Hari berganti, bel istirahat di Yabakune telah berbunyi, Viny langsung menuju keluar kelasnya untuk mencari sang ketua yang tidak tunjukkan sedikitpun batang hidungnya di kelas sejak kemarin.
Didapatinya Andela ternyata tengah duduk seorang diri di kursi pinggir lapangan. Menatap kehampaan lapangan Yabakune yang tak ada kegiatan apapun.
Menyadari seseorang mendekat kearahnya, Andela menoleh. Viny pun langsung membungkuk hormat.
"Ada apa?"
"Saya hanya ingin berbicara dengan anda ketua."
"Berhentilah bicara dengan formal seperti itu."
"Boleh saya duduk?"
"Silahkan." Viny pun duduk disamping Andela, "ada apa?" Tanya Andela sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majisuka Gakuen - Season 2 (JKT48)
FanficKini, Elaine menjadi ketua Majijo. Sementara itu Andela merupakan ketua Yabakune. Sekolah yang masih menjadi rival Majijo. Akankah kisah kasih dan semua pertarungan yang akan terjadi berakhir menyatukan mereka kembali? Highest ranking #29 in Action