Bel istirahat telah berbunyi, kelas 2-1 masih sama seperti dulu. Tenang. Hanya suara obrolan-obrolan para murid yang duduk di bagian belakang yang mengisi dan sedikit meramaikan kelas tersebut.
Di bagian depan, Rachel nampak meletakkan kepalanya diatas meja. Kantuk terlihat di wajahnya. Matanya pun sudah terpejam.
"Hah, ngantuk banget hari ini rasanya." Keluh gadis berparas hitam manis tersebut.
Berbeda dengan Rachel, Vanka yang duduk di sebelah Rachel tersebut nampak bersemangat dan tunjukkan senyum merekahnya yang manis.
"Semangat dong Rachel. Kita ini calon penerus Kak Elaine sama Kak Gracia. Masa lemes gitu."
"Apa buktinya kita calon penerus mereka?" Tanya Rachel yang kembali membuka matanya.
"Ya, ini nih. Sekarang kita di kelas yang sama kaya Kak Elaine. Kursi dan meja yang gw pake bahkan bekas Kak Elaine."
Brug!
Tiba-tiba seseorang menendang meja Vanka sampai terjatuh. Seluruh pasang mata di kelas tersebut pun langsung menoleh kearah si penendang. Vanka pun langsung berdiri dan menatap kesal gadis yang mengenakan hoodie dan nampak mengunyah sesuatu tersebut.
"Heh? Lo siapa?! Berani-beraninya ya, lo!"
"Gak penting kok buat lu."
"Kurang aj-"
Pukulan yang diarahkan Vanka dapat dengan mudahnya ditahan gadis bertubuh kecil tersebut. Membuat Vanka tak percaya, terlebih dia sudah mengeluarkan seluruh tenaganya.
"Menjadi penerus ketua Majijo? Jangan ngayal!" Ledek gadis itu kembali.
"Brengsek." Vanka yang geram pun kembali mengarahkan pukulannya yang lagi-lagi dapat ditepis.
"Anin!!"
Seseorang berteriak dari luar dan berlari masuk ke dalam kelas 2-1. Vanka mengerutkan keningnya.
'Siapa lagi ini?' Tanyanya dalam hati.
Gadis bertubuh kurus dan kecil itu langsung mendekat kearah Vanka dan menarik paksa gadis berhoodie biru dongker yang ternyata bernama Anin tersebut untuk pergi dari sana. Mengabaikan Vanka yang heran juga kesal.
~~~
Anin terus ditarik paksa sampai keduanya tiba di rooftop sekolah Majijo. Racauan Anin sama sekali tidak digubris oleh si penariknya.
"Feni! Apa-apaan, sih? Feni!!" Anin pun akhirnya berhasil melepaskan genggaman Feni setelah membantingnya secara kasar.
"Kamu yang apa-apaan, Anin?!" Balas Feni dengan suara cemprengnya yang khas.
"Aku? Aku gak ngapa-ngapain. Justru kamu yang apa-apaan tadi narik-narik aku gitu?!" Cemberut Anin.
"Mereka yang kamu labrak itu bukan murid sembarangan Anin! Feni gak mau kamu berantem gak penting." Anin mengalihkan wajahnya, "kamu tahu kan siapa mereka?"
"Tahu. Rappapa Next Generation."
"Nah, kalau gitu-"
"Tapi mereka bukan calon ketua berikutnya. Karena ketua berikutnya itu aku." Potong Anin dengan tegas sambil menatap Feni kembali.
Feni hanya terdiam dan sedikit melongo, sampai Anin meninggalkannya, membuatnya tersadar untuk mengejar sahabatnya itu. Keduanya pun berpapasan dengan Gracia di depan pintu rooftop. Melewati Gracia tanpa rasa takut sedikitpun, membuat Gracia menatap punggung keduanya dengan heran.
"Siapa mereka?" Tanya Gracia heran pada dirinya sendiri. Pertanyaan yang jawabannya mungkin tak lama lagi diketahuinya.
Anin yang masih dikejar oleh Feni perlahan memelankan langkahnya dan berhenti tepat di depan tangga menuju ruang Rappapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majisuka Gakuen - Season 2 (JKT48)
FanfikceKini, Elaine menjadi ketua Majijo. Sementara itu Andela merupakan ketua Yabakune. Sekolah yang masih menjadi rival Majijo. Akankah kisah kasih dan semua pertarungan yang akan terjadi berakhir menyatukan mereka kembali? Highest ranking #29 in Action