Si Putri Tidur

415 56 6
                                    

"Hoam!" Gadis bersurai panjang itu lagi-lagi menguap untuk kesekian kalinya. Ia meletakan kepalanya di atas sandaran sofa tempatnya duduk. Dan ia mulai tertidur lagi. Lagi, dan lagi. Baru 10 menit yang lalu ia tidur, dan sekarang ia tidur lagi.

"Astaga! Yoo Jung!"

Plak!

Yeri memukul pundak Yoo Jung dengan keras, hingga membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Aw! Sakit!" Yoo Jung mengelus pundaknya yang dipukul oleh Yeri.

"Kau sih! Aku kan mengajakmu kemari untuk menemaniku syuting, bukannya malah tidur." Ucap Yeri.

"Aku mengantuk, Yeri."

"Aigoo, putri tidur satu ini penyakitnya kumat lagi." Ucap Yeri menghela nafasnya pasrah.

"Kau tetap mengatuk di tempat seramai ini?" Tanya Yeri yang sibuk memperbaiki riasannya.

"Hmm."

"Ini sudah waktunya aku tidur, Yer. Lihat, sekarang sudah jam 7." Gadis itu menunjukan jam di tangan Yeri yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Astaga! Hanya anak bayi yang tidur di jam segini. Lagipula kau itu kan bukan bayi."

"Ini sudah terlambat satu jam dari jam seharusnya aku tidur."

"Aku mengajakmu kemari itu supaya kau bisa terjaga. Tapi kau malah tidur-tiduran disini. Ada tidak sih sesuatu yang membuatmu terjaga?"

Hening. Tak ada tanggapan.

"Astaga bocah satu ini, bisa-bisanya dia tidur lagi." Yeri mendapati kawannya itu sudah terlelap lagi.

"Yeri-ssi, itu temanmu?" Tanya salah satu kru yang membantunya make up.

"Aha, ye. Dia temanku, sejak kemarin ia begadang tapi aku memaksanya menemaniku, jadinya ia malah ketiduran disini. Jeseonghamnida." Ucap Yeri kikuk.

Ia melihat sekali lagi penampilan gadis di depannya saat ini. Jaket Hoodie tebal berwarna abu-abu, celana training, serta sandal japit hitam. Pantas saja tak ada yang mengenalinya. Jika saja mereka mengenali siapa gadis yang sedang tergolek tertidur ini siapa pasti semua staff sudah heboh dibuatnya.

"Kalau dia mengantuk, suruh tidur di ruang make up saja, Yeri-ssi." Saran si penata rias.

"Iya, kasihan dia, studio sedang ramai begini. Kalau ada orang lalu lalang juga kasian." Tambah si penata rambut.

"Oh, ne ne. Gomawo, aku akan memintanya ke ruang make up saja." Setelah penata rias dan penata rambut itu menjauh, barulah Yeri membangunkan kawannya itu.

"Yoo Jung-ah!"

Iya, gadis bersurai panjang itu adalah Kim Yoo Jung. Gadis cantik yang terkenal berkat kemampuan memasaknya itu mempunyai rahasia yang tidak di ketahui oleh publik. Yang selalu di rahasiakan oleh setiap kru tempat ia bekerja.

Yoo Jung sang putri tidur, alias Aurora. Kalian tentu pernah, bahkan sering mendengar tentang dongeng putri tidur itu bukan? Untuk kehidupan normal Yoo Jung, dongeng itu bukanlah sekedar dongeng melainkan kehidupan nyata. Ia akan selalu merasa mengantuk di manapun dan kapanpun ia berada. Dulu saat bersekolah, banyak guru dan teman-temannya yang mengira jika Yoo Jung sering begadang. Namun semua itu salah. Hampir 18 jam dalam sehari yang dilakukan Yoo Jung hanyalah tidur, tidur, dan tidur. Ia bahkan bisa tidur selama berhari-hari tanpa makan dan minum.

Bukan karena kemauannya untuk tidur selama itu, Yoo Jung sendiri tak pernah tahu alasan kenapa ia selalu merasa mengantuk. Ia tak pernah merasa pulas saat tidur. Ia selalu merasa kurang tidur, karena itulah ia bisa tidur dimana saja dan kapan saja saat ia mengantuk. Ia bahkan di periksakan ke dokter oleh orang tuanya, karena merasa heran anak perempuan mereka tak bisa terjaga lebih dari satu jam. Itupun harus dengan perjuangan ekstra untuk membuat Yoo Jung tetap terjaga. Para dokter menjelaskan hal-hal yang memicu Yoo Jung betah tidur selama itu, tapi mereka belum bisa menyembuhkannya.

Hari ini, Yeri salah satu sahabat dekatnya, mengajak Yoo Jung untuk menemaninya syutting. Hitung-hitung mengisi waktu luang supaya ia tidak tidur saja. Tapi bukannya terjaga menemani Yeri yang sibuk menjawab pertanyaan dari para presenter, Yoo Jung lagi-lagi tertidur di sofa yang disediakan oleh para kru untuk tempat istirahat talent.

"Hmm."

"Bangunlah. Ayo cepat bangun dan dengarkan peekataanku!" Yeri terus menguncangkan tubuh Yoo Jung agar gadis itu terbangun.

"Sebaiknya kau tidur di ruang make up saja. Nanti setelah selesai, aku akan menyusulmu kesana. Ruangannya ada di ujung, sebelah kanan."

"Hmm, baiklah." Dengan sempoyongan, Yoo Jung beranjak keluar dari studio. Ia berjalan sesuai dengan arahan Yeri, namun saat sudah di ujung ia mendadak bingung. Ada dua ruangan di ujung lorong itu.

"Yang mana ya? Yang kanan atau yang kiri?" Yoo Jung menatap bingung dua pintu di depannya.

"Ah, terserah lah, sama saja." Ia masuk ke salah satu pintu itu. Setidaknya ia bisa meluruskan tubuhnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat ada sosok lain yang duduk di sofa itu.

"Siapa kau? Dan sejak kapan kau disini?" Laki-laki yang semula menundukan kepalanya itu mendongakan kepalanya dan menatap Yoo Jung tanpa ekpresi.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau mau marah padaku juga?" Tanya Yoo Jung kesal.

"Kenapa sih semua orang selalu memarahiku? Aku hanya merasa selalu mengantuk dan butuh tidur. Aku hanya butuh tidur, hanya itu saja. Apakah itu salah, apakah itu dosa?" Kesal Yoo Jung entah pada siapa. Sebenarnya telinganya sejak tadi sudah panas karena orang-orang di studio membicarakan dia sejak tadi, namun tentu saja rasa kantuknya itu tak pernah bisa bersahabat dengan amarahnya.

"Memangnya kalian pikir aku mau seperti ini? Kalian pikir aku tidak lelah? Aku sendiri ingin bisa terjaga seharian, melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orang lain dengan normal." Yoo Jung sepertinya sudah mengantuk berat, ia juga stress karena banyak orang yang mengunjingkannya sejak tadi. Hingga Ia meluapkan segala emosinya pada lelaki tak dikenal yang baru saja ia temui itu. Lelaki itu tak bergeming. Ia menatap Yoo Jung tanpa ekspresi sejak tadi.

"Aku hanya ingin hidup normal seperti yang lain juga." Lirih Yoo Jung

"Tidurlah, aku tidak akan melarangmu tidur." Ucap laki-laki itu akhirnya bersuara. Yoo Jung melangkahkan kakinya, namun mungkin karena sudah kelewat mengantuk, tanpa sengaja ia tersandung oleh kakinya sendiri. Dan....

Brak!

****

Yoo Jung membuka matanya saat matahari bahkan belum menampakan ujungnya. Ia terlihat bingung saat melihat jam di atas nakas di sebelahnya. Jam baru menunjukan pukul 4 pagi. Ia mengucek matanya sekali lagi untuk memastikan penglihatannya. Ia menguncang-guncangkan tubuh Yeri yang tertidur di sebelahnya. Melihat dari dekorasi kamarnya sepertinya Yeri membawanya ke apartemennya.

"Yeri-ah, bangunlah! Hei, cepat bangunlah terlebih dulu!"

"Astaga, Ada apa sih? Aku masih mengantuk, syutingnya baru selesai jam 2 pagi dan aku masih harus membawamu kemari dengan susah payah." Omel Yeri kesal.

"Kau harus bangun, kau pasti tak percaya dengan ini." Ucap Yoo Jung takjub.

"Hmm," Gumam Yeri tak jelas.

"Aku sekarang sudah tak mengantuk, lihat. Aku bahkan merasa tubuhku terasa sangat segar." Yeri yang masih setengah menutup matanya melihat Yoo Jung bingung.

"Kau tahu sekarang jam berapa?" Yeri menggeleng dengan matanya yang masih tertutup.

"Jam 4 Yeri, ini jam 4 pagi. Setelah bertahun-tahun, baru kali ini aku bangun sepagi ini. Aku bahkan bangun sendiri tanpa ada yang membangunkanku." Yoo Jung menatap tubuhnya sendiri takjub. Ia menatap pantulan wajahnya di meja rias Yeri yang tak jauh darinya. Tak ada lagi mata bengkaknya karena terlalu banyak tidur, tubuhnya pun terasa lebih ringan dari biasanya. Yeri tiba-tiba terbangun dan ikut mendudukan tubuhnya yang masih setengah bernyawa.

"Tunggu! Aku tidak salah dengar kan? Ini pertama kalinya kau bangun pagi? Dan lagi kau barusan membangunkan aku duluan? Aku tidak sedang bermimpi kan?" Ucap Yeri tak kalah terkejutnya.

TBC.....

Ini salah satu part flash back, jadi jangan pada bingung kenapa ceritanya ngga nyambung yak

Perhaps Love (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang