7

432 55 3
                                        

Brak!

"Wah! Wah! Wah! Bukankah ini foto yang bagus untuk sampul majalah ku bulan ini?" Ucap laki-laki yang baru saja membuka pintu ruang make up barusan.

Yoo Jung terkejut bukan main saat tiba-tiba pintu ruangan make up terbuka dan menampakkan mereka berdua dalam posisi yang tidak seharusnya. Ia hampir saja terjengkang dan jatuh jika saja Jungkook tidak menahannya.

"Aku rasa ini akan jadi berita paling hot tahun ini!"

"Maaf! Aku tidak bisa menahannya, dia memaksa masuk sejak tadi!" Ucap Jimin yang menggaruk tengkuknya melihat posisi Jungkook dan Yoo Jung sekarang. Yoo Jung berniat bangkit dari posisinya namun Jungkook menahannya dalam posisi seperti itu. Ia bahkan terlihat santai saja.

"Ada apa kau kemari, Hyung?" Tanya Jungkook merasa kegiatannya di ganggu dengan kedatangan pria yang sekarang sedang tersenyum miring menatap dirinya dan Yoo Jung.

"Hyung?" Gumam Yoo Jung pelan. Ia menatap Jungkook bingung lalu menatap kembali pada pria yang di panggil hyung oleh Jungkook itu.

"Ah, iya kita belum berkenalan. Aku Kim Seokjin. Kau boleh memanggilku Jin saja ataupun Jin Oppa jika kau mau." Ucap Seokjin mengulurkan tangannya dan mengedipkan sebelah matanya menggoda Yoo Jung. Jungkook mau menepis tangan Jin, namun Yoo Jung sudah menjabatnya terlebih dulu.

"Kim Yoo Jung, kan?"

Plak!

Jungkook menepis tangan Jin yang sejak tadi belum melepaskan tautan tangannya dengan Yoo Jung. Yoo Jung lantas mendelik kesal pada Jungkook karena berbuat tak sopan seperti itu.

"Santai, santai, tak usah berlebihan seperti itu. Oh iya, kebetulan aku adalah pemilik A Magazine." Ucap Jin memberikan kartu namanya pada Yoo Jung.

Yoo Jung mendadak ingin pingsan rasanya, ia menatap Jin horor lalu menatap Jungkook mencari pertolongan. Pemilik A Magazine sekarang tengah berdiri di hadapan mereka dan ia telah melihat hal yang tidak seharusnya di lihat orang seperti Jin sekarang ini. Bagaimana jika Jin diam-diam memfoto mereka berdua tadi? Apakah ucapannya tadi akan ia lakukan? Menjadikan mereka berdua sebagai sampul majalahnya bulan ini, tentu akan menjadi berita yang meledak di pasaran, tapi akan menjadi skandal bagi dirinya dan Jungkook tentu saja. Kepala Yoo Jung mendadak pusing memikirkan kemungkinan terburuk dimana hubungannya dan Jungkook akan di ketahui publik secepat ini. Keringat dingin sampai bercucuran saking takutnya ia membayangkan hal itu.

Jungkook dengan santainya malah mengusap keringat di dahi Yoo Jung dengan tangannya. Yoo Jung mendelik kesal padanya, bagaimana ia bisa bersikap sesantai itu padahal hubungan mereka sekarang sedang di pertaruhkan di tangan Jin. Astaga!

"Astaga! Kalian berdua membuatku iri saja." Ucap Jin melihat interaksi keduanya, yang semakin mengundang tatapan horor dari Yoo Jung.

"Kau tidak melakukan sesuatu? Kenapa kau malah diam saja sejak tadi?" Omel Yoo Jung pelan, Jungkook hanya mengendikan bahunya santai dan bersandar pada kursinya.

"Ngg- Anu, itu..." Yoo Jung tak tahu kenapa sekarang bahkan mulutnya sedang tak berkompromi dengannya.

"Kau membuat istriku panik, Hyung. Kau tak lihat dia sedang ketakutan sekarang." Ucap Jungkook sambil menyelipkan rambut Yoo Jung di belakang telinganya. Yoo Jung menatap Jungkook bingung, ia semakin tak paham dengan maksud Jungkook.

"Hahahaha!" Tawa Jin sukses pecah, melihat raut wajah bingung Yoo Jung.

"Hahahaha! Maaf! Maaf! Aku tidak bermaksud membuatmu panik, aku hanya ingin mengetes reaksi kalian saja kok, hahaha!" Ucap Jin tanpa bisa menghentikan tawanya.

"Maksud dia apa?" Tanya Yoo Jung bingung. Jungkook mengacak rambut Yoo Jung gemas, tampang bingungnya yang sangat polos membuatnya gemas.

"Tenang saja dia tidak akan membocorkan soal kita. Dia itu teman dekat ku. Dia berhalangan datang waktu acara resepsi kita waktu ini makanya dia bisa tahu soal kita." Ucap Jungkook menjelaskan. Yoo Jung mengelus dadanya lega.

"Astaga! Aku pikir aku akan mati jantungan karena terkejut."

"Maaf! Maaf! Aku hanya bercanda saja tadi." Ucap Jin setelah berhasil meredakan tawanya.

"Dan kau Oppa, kau juga tahu tentang hal ini?" Jimin tersenyum mengiyakan. Yoo Jung menyembunyikan wajahnya di pundak Jungkook. Ia kesal plus malu karena ia berhasil di kerjai oleh mereka bertiga.

"Ah, kalian berdua membuat aku iri saja." Ucap Jin melihat Jungkook membisikan sesuatu sambil menyeringai jahil yang semakin membuat Yoo Jung merajuk dan memukul dada Jungkook pelan.

"Makanya, cepat resmikan saja dengan Sojung Noona sana." Ucap Jungkook yang masih mengelus-elus punggung Yoo Jung.

"Gampang sekali kau bicara. Kau sengaja memintaku datang kemari karena mau pamer kan." Degus Jin kesal Jungkook hanya terkekeh menanggapi.

"Ah iya, karna waktu itu aku tidak bisa datang aku ucapkan sekarang saja ya, semoga kalian berdua langgeng dan bahagia selamanya." Yoo Jung yang masih enggan menatap Jin langsung, dan hanya mengangguk mengiyakan.

"Aku tak bisa lama-lama, Maaf. Aku masih ada meeting setelah makan siang. Aku sebenarnya datang kemari hanya berniat menyapa Yoo Jung saja. Tak kusangka aku malah sukses mengerjainya."

"Iya sudah sana pergi, sana!" Usir Jungkook.

"Kau harus berhati-hati pada Jungkook ya, Yoo Jung. Lain kali kita harus makan bersama." Ucap Jin bertos ria dengan Jungkook dan mengacak rambut Yoo Jung gemas, yang langsung mengundang tatapan maut dari sang empunya.

"Hahaha, aku pergi dulu ya. Dah!"

"Aku kembali berjaga di depan ya." Ucap Jimin. Sepeninggal Jin dan Jimin, Yoo Jung masih merajuk dan bersembunyi di pundak Jungkook.

"Sudah mereka semua sudah pergi."

Yoo Jung lantas bangkit dari duduknya dan menghentakkan kakinya kesal. Ia lalu duduk di sofa yang bersebrangan dengan Jungkook. Jungkook tersenyum memandang tingkah lucu Yoo Jung barusan.  Jungkook lantas menghampiri Yoo Jung dan duduk di sebelah gadis itu. Ia kemudian membuka kotak makan yang di bawakan Yoo Jung dan mulai menyantapnya.

"Sudahkan? Tidak ada yang kau perlukan lagi?" Tanya Yoo Jung.

"Eum. Kau mau kemana setelah ini?"

"Tidak tahu, sepertinya setelah ini aku akan mampir ke restoran Chef Hong karen sudah terlanjur keluar."

"Kau tidak ke cafe hari ini?"

"Tidak, aku sudah menitipkannya pada Hyang Gi tadi. Aku mau bersantai saja tadi di apartemen sebenarnya. Tapi karena kau menyuruhku kemari, jadi aku sekalian keluar saja." Jelas Yoo Jung.

"Kau langsung pulang kan tapi setelah itu?"

"Sepertinya," Yoo Jung mengendikan bahunya.

"Kenapa sepertinya? Kau mau kemana lagi setelah itu?" Selidik Jungkook.

"Tidak tahu, kau kenapa sih dari tadi mengintrogasi ku terus?"

"Tidak ada apa-apa." Jungkook kemudian meneruskan kembali makan siangnya.

"Aku pergi ya." Yoo Jung memakai kembali topi dan maskernya.

"Tunggu! Kau mau pergi dengan pakaian seperti itu?"

"Iya, kenapa?" Yoo Jung melihat penampilannya, tak ada yang aneh.

"Ganti baju dulu sana! Ganti baju dulu baru kau boleh pergi." Titah Jungkook.

"Apa? Kenapa seperti itu?" Protes Yoo Jung.

"Kau mau ku perbolehkan pergi atau tidak?"

"Iya, iya baiklah!"

"Kemari dulu!" Jungkook sudah memanyunkan bibirnya. Yoo Jung menghela nafasnya lalu mengecup bibir Jungkook kilat.

"Dah!"

"Jangan lupa kirimkan fotomu sebelum pergi kau mengerti!"

"Iya cerewet!" Ucap Yoo Jung malas.

TBC....

Perhaps Love (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang