14

323 41 15
                                    

"Kau sudah menemukannya?" Tanya seorang kakek tua pada pria berjas hitam di sebelahnya.

"Sudah tuan. Kami sudah menemukan alamat Nona Jung." Ucap pria itu menjawab.

"Dan kau sudah bisa menghubungi Jungkook?" Tanya kakek itu lagi.

"Tuan muda masih sulit di hubungi, tuan. Dia menolak semua panggilan dan menutup semua akses untuk bertemu." kakek tua itu menerawang pemandangan taman di depannya. Ia duduk di kursi goyangnya menikmati sinar senja yang semakin redup.

"Dia masih menyimpan dendam rupanya." pria berjas itu hanya mengangguk mengamini perkataan tuannya.

"Tapi sepertinya kita masih bisa mencari celah untuk bertemu dengan tuan muda melalui orang itu, tuan."

"Benarkah?"

"Saya akan mencoba menghubunginya, tuan."

"Tolong di usahakan, Sekertaris Yoon."

"Baik tuan." Pria yang di panggil Sekertaris Yoon itu membungkuk dalam, kemudian berlalu pergi.

"Sudah saatnya simpul rusak ini di perbaiki." Ucap Kakek itu bergumam.

⭐⭐⭐

Yoo Jung baru saja selesai mengantar Jaehyun pulang ketika sebuah mobil hitam menepi di depan cafenya. Yoo Jung mengenali mobil itu, ia juga kenal dengan pemiliknya, tapi ia sedikit heran ketika melihat seseorang yang baru saja keluar dari bangku penumpang mobil itu.

"Hai, Yoo Jung!" Sapa pria itu.

"Hai Taehyung Oppa!" Yoo Jung tampak sedikit ragu untuk menyapa gadis di belakang Taehyung, tapi akhirnya ia tetap menyapanya.

"Hai, Umji." Umji yang sejak tadi bersembunyi di belakang Taehyung mengintip dari balik punggung. Ia menatap Yoo Jung takut-takut.

"Hai, Jung." Ucap Umji menyapa.

"Aku mengantarnya ke sini karena dia bilang ada uang mau dia bicarakan denganmu." Ucap Taehyung, ia lantas menarik Umji agar bisa berhadapan dengan Yoo Jung. Keduanya saling terdiam.

"Eum.. " Umji masih menundukkan kepalanya karena tak berani menatap Yoo Jung langsung. Taehyung mengangguk meyakinkan ketika Umji menatap ke arahnya. Membuat Yoo Jung sedikit bingung dengan interaksi keduanya.

"Aku.... Mau minta maaf padamu dan juga Jungkook soal kejadian yang kemarin." Ucap Umji, ia mendongak menatap mata Yoo Jung secara langsung. Yoo Jung akhirnya menyadari bahwa mata Umji merah, ia pasti habis menangis tadi. Bahkan sekarang mata gadis itu berkaca-kaca lagi, setelah mengatakan tujuannya Umji langsung menghambur memeluk Yoo Jung dan menangis di pundak sahabatnya itu. Taehyung yang melihat hal itu kemudian tersenyum lega.

"Sudah, sudah. Orang-orang jadi memperhatikan kita karena kau menangis kencang seperti bayi." Ucap Yoo Jung menepuk-nepuk punggung Umji untuk membuat gadis itu merasa baikan.

"Ayo, kita masuk saja ke dalam."

Soobin sedikit terkejut ketika melihat Umji datang sambil menangis di pelukan Yoo Jung. Ia lebih terkejut lagi melihat Taehyung yang mengekori kedua gadis itu naik ke kantor Yoo Jung. Umji akhirnya menceritakan semuanya pada Yoo Jung apa yang ia lihat dan ia merasa bersalah pada Yoo Jung dan Jungkook karena salah paham pada mereka dan lebih mempercayai pria kurang ajar seperti Yuta. Yoo Jung sudah memaafkan Umji sejak hari itu, ia berniat memberi tahu Umji yang sebenarnya tapi gadis itu malah mengetahuinya sendiri dengan cara yang tidak mengenakan seperti ini.

"Memang pria brengsek! Kita harus membalasnya." Ucap Yoo Jung tidak terima setelah Umji selesai menceritakan kisahnya.

"Mianhae, Yoo Jung-ah. Aku benar-benar merasa bersalah padamu dan juga Jungkook. Harusnya aku tidak mempercayai Yuta begitu saja." Ucap Umji masih sesengukan.

"Maaf, aku tidak mempercayaimu dan Jungkook." Imbuhnya.

"Gwenchana, aku sudah memafkanmu sejak hari itu. Aku tahu kau pasti dalam keadaan yang sulit kemarin karena tidak tahu harus memihak siapa." Ucap Yoo Jung kembali memeluk Umji. Taehyung sejak tadi duduk di dekat kedua wanita yang saling meminta maaf satu sama lain itu tersenyum senang melihat keduanya.

"Sudah ya, hapus air matamu. Tidak sepatutnya kau menangis oke, nanti wajah cantikmu luntur tau." Kekeh Yoo Jung sambil mengusap pipi Umji yang basah karena air matanya. Umji jadi ikut tertawa mendengar ejekan Yoo Jung padanya.

"Oh iya, aku baru ingat mau bertanya. Kenapa kalian berdua bisa bersama ke cafeku? Jangan bilang...?" Yoo Jung mengantungkan kalimatnya dan menatap Umji dan Taehyung bergantian.

"A-aniya bukan seperti itu, aku kebetulan bertemu dengannya tadi." Ucap Umji mengelak, berbeda dengan Taehyung yang malah tersenyum menggoda.

"Yah, kau doakan saja lah. Aku sedang mengusahakannya sekarang." Ucap Taehyung. Umji lantas memukul pundak Taehyung karena kesal.

"Jangan berbicara sembarangan, Taehyung-ssi!" Decak Umji. Yoo Jung tersenyum gemas melihat tingkah kedua temannya itu.

"Lanjutkan saja, Oppa. Kalau Umji sampai berani memukulmu, itu artinya dia sudah merasa nyaman denganmu." Ucap Yoo Jung mengompori yang langsung mendapatkan tatapan kesal dari Umji.

"Geurae? Itu artinya usahaku tiak akan sia-sia, iya kan?" Ucap Taehyung.

"Sudahlah!" Umji bangun dari sofa dan mau beranjak pergi namun Taehyung menahannya.

"Mau kemana kau?" Tanyanya.

"Toilet!" Degusnya. Ia menghentakan tangan Taehyung dan berlalu menuju toilet sambil berlari cepat. Yoo Jung dan Taehyung hanya bisa tertawa melihat tingkah Umji yang tiba-tiba tersipu malu.

⭐⭐⭐

"Ck! Dasar gadis itu, bisa-bisanya dia mematikan panggilannya secara sepihak!" Decak Jungkook setelah Yoo Jung memutuskan panggilan telfon mereka. Padahal masih ingin mendengar suara istrinya itu, tapi gadis itu malah mematikan panggilannya.

"Siapa tamu yang ingin bertemu Yoo Jung secara langsung? Kenapa tamu itu ingin bertemu dengannya? Dan kenapa gadis itu langsung pergi menemuinya tanpa bertanya lagi siapa tamu itu? Aish! Kenapa gadis itu bisa sembrono sekali?!" Degus Jungkook. Ia sudah berada di Jepang saat ini, bermil-mil jauhnya dari keberadaan istrinya yang sangat ceroboh yang saat ini makin membuatnya khawatir.

"Kau sedang berbicara dengan siapa?" Tanya Jimin heran. Ia baru saja kembali setelah mengurus semua bagasi miliknya dan juga milik Jungkook, dan saat ia kembali ia menemukan Jungkook sedang mengomel pada angi di depannya. Jimin jadi sedikit khawatir dengan keadaan mental artisnya itu. Untung saja mereka berhasil mengecoh para wartawan dan fans-fans Jungkook saat keluar dari gate tadi, jika tidak mereka pasti sudah mengira Jungkook sudah gila karena berbicara sendiri.

"Aniya, bukan apa-apa." Jungkook lantas mematikan ponselnya dan berlalu pergi meninggalkan Jimin.

"Kau masih sehat kan?" Jimin berlari mengejar Jungkook yang sama sekali tidak menggubris pertanyaannya.

"Kau yakin baik-baik saja? Kau terlihat tidak baik sepertinya? Apa Yoo Jung mengatakan sesuatu tadi saat kau telfon?" Jimin yang mengekor di belakang Jungkook masih saja mengintrogasi pria itu. Pasalnya tadi pria itu pamit padanya mau menelfon Yoo Jung, biasanya setelah menelfon istrinya itu wajah Jungkook akan lebih cerah dari biasanya. Tapi sekarang tidak, ia malah terlihat semakin suram.

Jungkook tiba-tiba saja berhenti dan menatap Jimin jenggah hingga akhirnya pria itu memilih untuk diam dan menelan kembali semua pertanyaannya. Setelah melihat Jimin lebih tenang, Jungkook meneruskan kembali jalannya.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat sangat kesal?"

Tbc....

Perhaps Love (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang