6

485 60 4
                                    

Yoo Jung sedang tiduran di depan ruang tv saat kemudian ponselnya berbunyi nyaring. Ia mengernyit bingung saat melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya.

Balok ES❄️

Tumben sekali Jungkook menelponnya di jam-jam kerja seperti ini. Sekarang baru pukul 12 siang, jika ia tidak salah seharusnya pria itu sedang pemotretan majalah sekarang.

"Halo."

"Halo! Yoo Jung? Ini aku Jimin."

"Eoh, Ada apa Oppa? Kenapa kau menelfon dari ponsel Jungkook?" Tanya Yoo Jung.

"Aku ingin minta tolong padamu, Jungkook meninggalkan beberapa partitur musiknya diruang kerja. Aku tidak bisa ke sana karena masih ada hal yang aku urus, dan aku tak mungkin menyuruh orang lain ke sana. Kami akan ada rapat dan partitur itu sangat dibutuhkan. Bisakah kau mengantarnya kemari?" Yoo Jung menghela nafasnya mendengar penjelasan Jimin.

"Partiturnya ada di ruang kerjanya bukan?" Tanya Yoo Jung memastikan.

Mau tak mau ia mengiyakan permintaan Jimin tentu saja demi kerahasiaan status Yoo Jung dan Jungkook yang tidak boleh di ketahui publik ia tak mau ada orang lain yang mengetahui apartemennya kecuali Jimin, Jungkook, dirinya, agensi Jungkook, dan teman-teman terdekatnya. Dia tak mungkin membiarkan Jimin menyuruh orang lain untuk datang ke apartemennya. Sama saja dengan membongkar rahasia yang sudah ia jaga selama setahun lebih.

"Iya benar,"

"Hanya itu saja? Baiklah, nanti dimana aku harus menitipkannya?"

"Ah itu, Jungkook minta kau memberikan langsung padanya, makanya dia memintaku menelfon memakai ponselnya." Dan Yoo Jung menghela nafasnya lagi.

"Apa? Tidak bisa aku titipkan saja?" Keluh Yoo Jung. Ia takut jika nanti ada orang yang mengenalinya di tempat pemotretan Jungkook.

"Jungkook bilang ada hal yang harus ia katakan padamu makanya ia sekalian meminta bertemu. Kalau soal keamanan, kau tenang saja, aku akan mengurus semuanya supaya aman." Dan Yoo Jung menghela nafasnya untuk kesekian kalinya.

"Huh! Baiklah, tolong kau kirimkan alamat studionya, Oppa." Ucap Yoo Jung akhirnya.

"Oke, alamatnya akan langsung aku kirim. Thanks, Yoo." Dan setelah telfon di tutup, pesan berisi alamat studio pemotretan Jungkook masuk di kotak pesannya.

Yoo Jung melangkahkan kakinya ke ruang kerja Jungkook dengan gontai. Hilang sudah kebahagiaanya untuk bermalas-malasan di apartemen hari ini. Saat memasukan berkas-berkas yang di perlukan untuk Jungkook kedalam map, tanpa sengaja Yoo Jung melihat kotak berwarna hitam di bawah meja kerja Jungkook terbuka. Tanpa berniat lancang Yoo Jung berjongkok dan memperhatikan isi di dalam kotak itu yang memang sudah terbuka.

Kotak itu berisi beberapa mainan yang sudah usang, sepertinya itu mainan Jungkook saat kecil. Yoo Jung tak menyangka kalau Jungkook menyimpan hal-hal seperti ini di ruang kerjanya. Saat ia akan melihat-lihat lebih dalam lagi, mata Yoo Jung terhenti pada bingkai foto yang terpampang di depannya. Foto sepasang anak yang berusia 9 tahun. Yoo Jung mengenali anak laki-laki di dalam foto itu sebagai Jungkook, dilihat dari dua gigi kelincinya yang terlihat mengemaskan saat tersenyum. Yoo Jung tersenyum juga melihat senyuman polos Jungkook saat kecil. Namun senyumannya seketika menghilang saat melihat gadis kecil yang tersenyum di sebelah Jungkook kecil.

Siapa gadis itu?

❣️❣️❣️

Yoo Jung mengecek sekali lagi penampilannya di kaca mobil. Ia memakai Hoodie yang cukup besar supaya menutupi tubuhnya, di tambah lagi dia sudah menyiapkan masker serta topi sebagai perlindungan ekstra. Saat ia sedang membetulkan letak topi dan maskernya, kaca mobilnya di ketuk oleh seseorang.

Perhaps Love (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang