Gelap
Lembap
Hal itulah yang Jungkook rasakan ketika ia membuka matanya. Mata Jungkook mengerjap mencari sedikit cahaya di ruangan yang pekat itu. Lantai kayu yang terasa lapuk dan lembab. Pencahayaan yang minim dan nyaris gelap. Jungkook seolah kembali dibawa menuju ke ingatan menyakitkan yang ia harap tak pernah terjadi dalam hidupnya. Dan lagi-lagi untuk kesekian kalinya ia dibawa kembali pada memori kelamnya itu. Ruangan yang selalu muncul di setiap mimpi buruknya selama bertahun-tahun. Akhirnya sebuah lampu di tengah ruangan itu menyala. Lampu gantung berwarna kuning itu terus bergoyang karena terkena angin, membuat bulu kuduknya meremang. Terdengar suara langkah kaki berat dari luar ruangan. Jungkook mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi tubuhnya seolah membeku dan tak dapat bergerak dengan bebas. Baru ia sadari kemudian, seorang gadis kecil tengah meringkuk di sebelahnya. Gadis kecil itu menangis dalam diam, melirih kesakitan, tubuhnya memar di sana sini.
Jungkook melihat ke arah tubuhnya sendiri, tubuhnya menjadi mini dan penuh luka sama seperti si gadis kecil. Dan seketika itu ia mulai merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Ia mencoba berteriak, namun suaranya tak bisa keluar. Suara langkah kaki berat itu makin lama makin kencang suaranya, yang menandakan si pemilik langkah itu makin dekat.
Brak!
Pintu di depannya itu terbuka lebar. Menampakan sosok laki-laki dengan jas rapih dan sepatu pantofelnya yang mengkilat. Wajahnya menyeringai menampakan deretan giginya. Gadis kecil yang semula meringkuk itu mendekat ke arah Jungkook dan merangkul lengannya erat-erat. Laki-laki itu mendekat, Jungkook bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu di bawah sinar lampu gantung. Jaehyo. Pamannya sendiri, adik dari papanya. Paman yang ia kagumi selama ini, yang selalu tersenyum ramah padanya, sekarang tengah menyeringai licik padanya. Dan saat itu pula ia baru sadar, tubuh kedua orang tuanya tergeletak tak bernyawa dengan darah bercucuran tak jauh darinya. Pamannya itu mulai mendekat ke arahnya, dan mencekik tubuh Jungkook kecil. Kakinya menendang ke segala arah, tangannya berusaha melepaskan tangan besar pamannya itu. Namun sia-sia, tubuhnya yang kecil itu tak sepadan dengan tubuh besar pamannya.
Gadis kecil berambut ikal itu memegangi kaki pamannya, namun pamannya menendang gadis itu keras sekali. Sampai datanglah seorang laki-laki berbaju serba hitam membawa si gadis kecil itu keluar. Gadis kecil itu meronta di gendongan pria berbaju hitam itu sambil memanggil-manggil nama Jungkook.
"KOSUKE! KOSUKE! KOSUKE!"
"SORA-CHAN! SORA-CHAN! SORA-CHAN!" Suara Jungkook baru bisa keluar ketika ia berteriak memanggil nama si gadis kecil itu. Tapi itu hanya sebentar, karena sekejap kemudian nafasnya terasa berat saat tangan pamanya itu mencekiknya makin kuat.
****
"Jeon Jungkook!"
"Huh!" Pekik Jungkook ketika ia mendengar teriakan namanya. Jungkook mencoba mengumpulkan oksigen sebanyak yang karena nafasnya yang masih terasa tersengal-sengal. Sekilas ia melihat sesosok gadi kecil di hadapannya. Namun bayangan itu berubah dan menjadi jelas di matanya bahwa yang sedang di hadapannya adalah Yoo Jung yang sedang menatapnya dengan raut wajah khawatir. Secara insting ia bereaksi menarik Yoo Jung kedalam dekapannya dan memeluk gadis itu erat-erat. Ia menghirup wangi tubuh Yoo Jung yang terasa familiar dan nyaman baginya itu.
"K-kau tidak apa-apa?" Tanya Yoo Jung khawatir. Gadis itu menepuk-nepuk pelan dan mengelus punggung Jungkook, seolah mengirimkan kehangatan yang membuat Jungkook perlahan mulai sedikit tenang dibanding sebelumnya. Ketika Jungkook mengendurkan tangannya, Yoo Jung lantas menatap langsung pada matanya. Jungkook tidak pernah tahu jika dengan melihat mata gadis itu bisa membuatnya merasa tenang. Mata yang terlihat seperti sebuah galaksi bagi Jungkook. Setelah beberapa saat bertukar pandang, Yoo Jung lantas beranjak bangun, namun Jungkook menahannya.
"Aku hanya ingin mengambil minum di dapur." Jungkook mengelengkan kepalanya, entah kenapa ia masih merasa jika Yoo Jung pergi dan ia membiarkannya gadis itu akan benar-benar pergi meninggalkannya untuk selamanya.
"Apa kau mau ikut bersamaku?" Jungkook menggeleng lemah.
Dengan hati-hati, Yoo Jung lantas membantu Jungkook bangun dari tempat tidur mereka. Keduanya lantas berjalan bergandengan menuju ke dapur. Jungkook mengaitkan tangan keduanya dengan erat dan tak mau melepaskannya barang sedetikpun. Bahkan ketika Yoo Jung hanya ingin melepasnya sejenak hanya untuk menuang minum pun, Jungkook tetap tidak mau melepaskannya. Dengan susah payah akhirnya Yoo Jung berhasil membuat segelas cokelat panas dengan keadaan tangan sebelahnya yang masih di gandeng oleh Jungkook. Yoo Jung kemudian menuntut Jungkook untuk duduk di sofa ruang tengah. Ia kemudian menyodorkan gelas berisi cokelat panas tadi pada Jungkook.
"Minumlah ini dulu agar kau lebih tenang." Dengan patuh lantas Jungkook menuruti perkataan Yoo Jung.
"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Yoo Jung. Bukannya membalas ucapan Yoo Jung, Jungkook lagi-lagi malah menarik Yoo Jung ke dalam dekapannya dan menumpukkan kepalanya di pundak Yoo Jung. Ia menyelipka kepalanya diantara perpotongan leher Yoo Jung yang bahkan sebenarnya lebih pendek darinya, sehingga ia harus sedikit membungkuk. Yoo Jung sendiri sebenarnya sedikit kewalahan hingga akhirnya ia harus bersandar pada kepala sofa agar posisi keduanya lebih nyaman. Yoo Jung kemudian menepuk perlahan punggung Jungkook.
"Maaf, aku tadi pergi sebentar ke ruang kerja karena ada beberapa berkas yang harus aku cek." Entah mengapa Yoo Jung merasa bersalah, terlebih lagi melihat keadaan Jungkook yang sedang bergelung dalam dekapannya saat ini. Jungkook semakin mengeratkan pelukannya.
"Jangan pernah tinggalkan aku." Lirih Jungkook pelan, akhirnya bersuara. Yoo Jung hanya bisa mengangguk menjawab.
Dan Jungkook tetap dalam posisi mereka seperti itu untuk beberapa saat. Merenung dalam diam tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Yoo Jung. Seperti malam-malam biasanya. Membuat Yoo Jung ikut merasa bersedih tanpa mengatakan apa pun. Membuat Yoo Jung selalu bertanya-tanya apa yang dipikirkan Jungkook disaat seperti ini. Namun pria itu tak pernah sekalipun menjelaskan pada Yoo Jung. Yang Yoo Jung tahu hanya, pria itu sering mengalami mimpi buruk. Dan hal itu lah yang membuatnya tidak pernah bisa tidur nyenyak selama ini, hanya itu yang ia ketahui. Dan hal yang ia lakukan hanya perlu memeluk Jungkook ketika pria iru sedang bermimpi buruk hingga pria itu tenang dan terlelap kembali.
"Jangan pergi...." Ucap pria itu sebelum ia akhirnya benar-benar terlelap.
TBC....

KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love (Sedang Direvisi)
Fiksi PenggemarRate : M Hubungan rahasia antara Kim Yoo Jung, sang pattisieur cantik dan Jeon Jungkook, sang musisi papan atas. Berawal dari pertemuan keduanya yang tidak di sengaja, hingga akhirnya membuat keduanya terikat sebuah hubungan yang membuat keduany...