Jangan lihat aku seperti mawar yang indah, tapi lihat aku sebagai durinya. Walau tak indah tapi aku yang melindunginya dari sang perusak - Raka Ardana
***
Ucapan Supir angkot tadi masih terngiang giang di telinga ku. Bahkan aku berjalan dari depan Perumahan sampai depan kamarku saja aku masih tersenyum.
Dia seakan membuatku gila dalam waktu beberapa hari saja. Dan hari ini aku mulai jatuh hati padanya. Dia kembali membuat aku Merasakan hal itu lagi .
Sampai Mitha masuk saja aku tak menyadarinya.
Pintu kamar Fani terbuka. Dan seseorang langsung lari ke Kasurku dan melayangkan tubuhnya di sampingku ini.
" Hay Twins "
Fani menoleh kan kepalanya menghadap orang yang memanggilku.
" Gua kira si Rehan mit " Ucap Fani.Kau tau siapa yang ada disampingku ini? Mitha Dernada, yaps dia bukan kembaran ku. Dia juga bukan kakakku melainkan dia Sepupu tersayang ku.
" Rehan mulu, oh iya rehan kemana emangnya? "
" Ada dikamarnya kali "
" gua kekamar dia ah "
Mithabangkit dari posisi tidurnya itu dan berjalan ke arah pintu kamarku." Kalo diomelin Emak gua, gua ga mau tanggung ya Mit " teriakku.
Mitha memanyunkan Bibirnya dan Berjalan kembali kearah ku.Aku hanua tertawa pelan melihatnya. Mitha menyengol lenganku sambil berjalan ke arah jendela.
" Panggilin Fan".
" males sumpah".
" ya lu gituh amad ".
Aku menutup Novel yang sedari tadi aku genggam dan memberikan tanda pada hal yang ku baca. Lalu menaruh Nya diatas naskah dan berjalan menuju kamar rehan.
" Fani cantik banget kalo gituh " Teriak mitha saat aku sudah berada diluar kamar.
Aku berdiri didepan pintu kamar yang bercat hitam dengan hiasan walpaper gitar. Aku meraih knop pintu kamar Rehan.
Clekk
" Pak bozz dicariin Bu bozz noh " Ucap fani.
Lelaki yang sekarang sedang bersandar di kamar dengan gitar yang berada di pangkuannya itu. Aku tak pernah mengira jika Rehan itu sekarang nampaknya sedang galau.
" Biarin fan, Gua lagi males keluar kamar " Ucap Rehan.
" eh kayaknya lagi ada yang galau ya? "
" Jangan sok tau "
" Karna siapa si? "
" gua males canda sekarang fan " Rehan menurunkan Gitar yang tadi berada di pangkuannya itu.
Aku melangkahkan Kakiku menuju sisi tempat tidur Rehan dan duduk di tepinya.
Aku langsung mendekapnya erat. Aku ingat tentang ucapan Raka." Kenapa Pelukan itu diharamkan ya? Padahal pelukan itu bisa bikin orang tenang ? "
" Karna belum muhrim Rak "
" Hehe iya ya "
Aku paham apa yang sekarang dirasakan oleh Rehan. Aku mengenal baik dirinya.
Setelah 5 menit mendekapnya berusaha untuk memberikan kenyamananku itu kepadanya. Aku merenggangkan pelukan ku. Lalu aku tersenyum kearahnya.
" Kata Adik kelas gua, Pelukan itu bisa bikin tenang "
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIORS - adik Kelas
Teen Fiction" Selama ini Aku tak pernah menggapap ini Serius ka. Ini hanya Permainan Anak SMA. Aku Adik kelasmu dan Kamu Kakak Kelasku Aku harap Kau tak akan lupa Batasan itu, Karna Batasanku Hanya itu untukmu ka :) " Aku Bahkan berfikir Sampai Semanis ituk...