Aku awalnya bingung, Dia menangis setelah melempar Sebuah jaket yang dia pakai tadi. Dia menangis berlari sambil memegangi tasnya yang memang sudah dibuat sepanjang Belakang Dengkulnya itu.Aku teringat Dengan teman smp ku dulu. Dimana dia yang waktu itu sedang haid dan dengan Pedenya di jalan ke depan kelas dengan kondisi ada bercak darah di belakang Roknya itu. Sampai Seluruh kelas melihat kearahnya.
" Sarah "
" Sarah tembus "
" Sarah ih jorok "
Sarah berlari keluar kelas. Saat itu yang aku dengar dari para temannya itu sarah menangis dikamar mandi. Dia minta diambilkan Sebuah jaket milik nita Untuk dililitkan di pinggangnya itu sama seperti Yang fani lakukan tadi.
Aku berjalan keluar kelas mencoba memyusul kakak kelasku itu. Aku tidak tau dia dimana. Aku tak tau tempat mana yang dia suka kunjungi jika lagi Sedih seperti ini.
Tujuan pertamaku yaitu kamar mandi perempuan. Aku berdiri didepan pintu itu, nampaknya tidak Ada kehadiran seseorang dari Suaranya.
Aku melanjutkan langkahku ke perpustakaan sekolah. Kalau diriku jika bersedih pasti aku selalu berlari ke perpus dan membaca buku yang banyak maka aku akan merasa lebih baik.
Langkahku terhenti. Aku melihat seorang gadis dengan keadaan menangis di Samping Lapangan futsal. Aku mengenalnya. Dia sesekali mengintip ke arah Lapangan futsal itu. Aku tau dia ingin menemui siapa. Yap Ka rendy, Aku tau dari sorot matanya yang menatap penuh harapan kepada rendy.
Aku masih melihatnya Dalam kejauhan. Aku menatap Jaket yang masih tersampir rapih di Lenganku ini.
Fani masih saja menangis. Dia begituh lucu saat menangis. Aku tau saat ini yang dibutuhkan fani hanya ka rendy dan Corneto kesukaannya itu.
Aku berjalan ke arah fani saat gadis itu mulai nekad melewati beberapa Anak cowo di depannya itu. Aku melingkarkan lengan jaketku dan pergi meninggalkannya.
***
Kemarin aku membencinya. Kemarin aku sangat Marah padanya. Kemarin aku sangat mencintainya. - Fanisya Aulia.
Hari sensitif dimulai pagi ini. Ulangan masih berlangsung. Aku sudah memasuki Area sekolah. Aku dan nadia sedang berada di Kantin yang ramai ini.
" Yang lagi Haid lesu amat Fan "
" pliss Jangan Ajak gua bercanda Nad "
" Wess awas ada anjing galak hehe "
" Berisik, Gua males bercanda Nad "
" Kalo dibeliin Corneto sama rendy mau ga? "
" Sini mana? "
" Nih, Bilang makasih dulu sama rendy "
Aku mengedarkan Pandanganku mencari sosok rendy. Aku melihat Rendy Di samping tukang bakso itu.
" MAKASIH REN "
Rendy tersenyum ke arahku dan Mengangguk.
" kok Dia murahan si? Kemaren gua liat dia bareng Raka Adek kelas sekarang rendy " Ucap Seseorang kalau tidak salah tiara Anak Sosial.
" Sok paling cantik lagi " lanjut temannya.
" Cantik si tapi ya gituh "
Fani merasa seseorang telah memancing Amarahnya itu sampai memuncak. Nadia bahkan juga tak habis fikir dengan ucapan anak sosial itu.
" Bacot " Ucap fani.
" Fan gua bantuin "
Fani melempar Es krim pemberian rendy tadi tepat di Depan muka Tiara. Saat ini fani langsung jadi tatapan seisi kantin.
" Rendy maaf eskrimnya gua kasih ke Orang yang pengen es krim " Teriak Fani.
Fani berdiri dari mejanya dan berjalan ke meja Tempat tiara itu yang sedang sibuk membersihkan es krim dari bajunya.
" Maaf ya " ucap fani.
" Maksud lu apa si fan? " tanya tiara.
" Maksud lu apa? Lu tadi ngebacot ga mikir si "
" Gua bilang fakta ya "
" Fakta dari mana? "
" Fakta kalo lo itu murahan! "
" terus kalo gebet Kakak kelas dibilang apa ? "
" Kalo suka adik kelas tuh apa? "
" Urusan lu apa kalo gua suka sama adek kelas ?"
" ya ga ada si "
" Yaudah Makanya jan bacot "
" lu yang duluan ngebacot fan "
" Sumpah lu Babi banget "
" Lu anjing banget "
Tiara mengambil gelas berisi Es jeruk dan menyiramkannya pada fani. Amarah fani semakin memuncak dan menampar Tiara. Pertengkaran semakin menjadi saat Tiara mencoba menarik Rambut Fani. Tapi nadia langsung menepis tangan tiara dan lebih memilih membawa Fani menjauh dari Area kantin. Saat bel masuk berbunyi.
Seisi Kantin Langsung bersurak riuh saat fani meninggalkan kantin dengan memenangkan perkelahian Tadi.
Nadia membawaku menuju kamar mandi untuk membersihkan Baju fani.
" Sumpah gua udah puas nampar dia " Ucap fani.
" Hahaha itu puncak dari perkelahian tadi fan "
" Anjirr nih baju susah dibersihin lagi "
" Kucek kucek fan, Elah dikit lagi balik ini si "
" Udahlah biarin, Ayo kekelas "
Fani dan Nadia berjalan keluar kamar mandi dan berjalan menuju Kelas . Disepanjang koordidor Sejarah, Bahasa, dan sosial fani mendapatkan Tatapan yang Tak bisa diartikan oleh fani sendiri.
Sampai di kelas fani masih melihat Sosok lelaki yang dia ributkan Tadi di kantin. Dia masih duduk di bangku fani.
" Bangun gua mau duduk "
Raka langsung bangkit dan berdiri Dihadapan Fani.
" Besok jaket gua bawa ya "
Mata fani melotot ketika mendengar ucapan Raka barusan. Bagaimana Lelaki itu tidak memahami kondisi Fani saat ini.
" Iya " Ucap Fani ketus.
" Yaudah gua balik duluan ka "
"Gih sana "
Raka mengambil Tempat pensil dan Bukunya yang akan dia masukan ke dalam tas yang berada di depan kelas.
" Dasar adek kelas ga jelas "
Raka sudah berjalan meninggalkan Kelas.
Suasana kelas sudah cukup ramai karna memang bel sudah berbunyi.
Tapi saat aku melihat kedepan kelas dan aku lihat Raka kembali masuk kekelasku. Aku langsung duduk lagi ke bangku ku.
Dan benar saja Raka menghampiri Aku.
" Dari ka Rendy katanya buat Bersihin Baju lu ka "
Raka memberikan Sapu tangan yang dia pegang tadi dan berjalan Keluar kelas. Kalian tau rendy memang berada di kelas sebelah.
" Gua kira ngapain kali "
" makin perhatian aja adek kelas lu fan " ledek Nadia.
" Hahaha bukan adik kelas yang perhatian tapi kakak kelasnya genit " Ucap Dewi.
" Wih tiati Dew ntar di tampar kaya Tiara mau lu " Ledek Nadia.
" Uuu takut gua " Ucap Dewi.
" lu berdua yang gua tampar " Ucap Fani.
Sapu tangan itu aku simpan kedalam tas karna nampaknya pengawas kelasku sudah masuk kekelas.
***
Enjoyy with story :*
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIORS - adik Kelas
Teen Fiction" Selama ini Aku tak pernah menggapap ini Serius ka. Ini hanya Permainan Anak SMA. Aku Adik kelasmu dan Kamu Kakak Kelasku Aku harap Kau tak akan lupa Batasan itu, Karna Batasanku Hanya itu untukmu ka :) " Aku Bahkan berfikir Sampai Semanis ituk...