Chapt. 1

66 21 18
                                    

"Gila Nan,  cewek yang tadi pagi berani banget sama lo.  Salut gue sama dia,  mana pake nantangin segala lagi ke lo," kata Nando memulai pembicaraan.

Mereka berempat, Keenan, Nando,  Gilang dan Rio sedang berkumpul di apartemen milik Rio yang menjadi basecamp mereka.  Keenan yang sedang fokus dengan play station nya,  tidak membalas perkataan Nando tadi.

"Siapa Do?" Tanya Gilang sambil mengupas kacang yang kemudian ia makan.

"Ngga tau juga, kayaknya murid baru.  Soalnya gue ngga pernah liat," jawab Nando.

"Ah,  setan!  Mati lagi. Namanya Ashila, " kata Keenan.

"Siapa?" tanya Rio

"Itu,  cewek yang ganggu gue pas nge bully tadi," jelas Keenan.

Ketiga temannya hanya ber-oh ria sambil mengangguk - anggukan kepalanya.

"Tapi, kalau diliat - liat, di cantik juga loh. Tinggi, putih, bohay pokoknya perfect lah, kayak model majalah Vogue."  Celetuk Nando.

"Masa sih Do?" tanya Rio antusias.

Nando mengangguk meyakinkan.

"Nan, lo serius soal yang urusan lo dengan dia belum kelar?" tanya Nando lagi.

"Iya, tadi pas istirahat gue dorong tubuhnya sampe jatuh pas bawa buku. Hasilnya, bukunya berantakan terus lututnya luka," jelas Keenan kelewat santai yang membuat tiga temannya melongo tak percaya.

"Yaampun Nan, dia cewe kali" kata Gilang prihatin.

"Peduli setan dia cewe, gue nggak suka sama siapa aja yang ganggu kesenangan gue,"

Nando, Rio dan Gilang hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya yang memang seperti itu sejak dulu.

•••

Ashila masuk sambil menggerutu kesal,  ia masih mengingat kejadian saat Keenan mendorongnya.

"Kenapa sih dek?" Tanya Reza

"Ngga kenapa - napa bang,  cuma lagi kesel aja,"

"Kesel kenapa?"

"Itu,  tadi ada orang gila dorong aku sampe jatuh.  Kesel banget deh sama itu orang," Kata Ashila dengan ekspresi kesal yang justru membuat Reza tertawa.

"Kok malah ketawa sih bang?"

"Kamu lucu kalo lagi kesel dek," jawab Reza.

"Abang rese!, udah ah Shila mau naik dulu ke atas" Ucap shila lalu naik ke atas menuju ke kamarnya.

Begitu sampai di Kamarnya,  ia langsung menghempaskan tubuhnya yang lelah di kasur kesayangan ber-sprei Minnie Mouse miliknya.

Ia menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran menerawang ke kejadian dua bulan lalu dimana saat dua orang kepercayaannya mematahkan kepercayaan yang ia berikan begitu saja.  Itu juga menjadi salah satu alasan ia pindah ke sini.

Biasanya kalo gue lagi gini,  gue bakal curhat ke lo Nin.  Jujur,  gue kangen.  Andai aja lo nggak ngerusak kepercayaan gue,   batin Ashila.

Ashila memilih bangkit untuk membersihkan dirinya.  Lalu turun ke bawah untuk makan malam saat mama nya memanggil.

•••

Seperti biasa,  Ashila diantar oleh Reza.  Kali ini mobil Audi putih Reza tiba Bersamaan dengan motor ninja putih yang dikendarai oleh Keenan.

Semua mata yang sedang berada di daerah pelataran sekolah langsung memusat pada si pengendara ninja putih itu,  tidak terkecuali Ashila yang kini sedang berjalan menuju koridor.

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang